Santa Katarina dari Siena terkenal karena kontribusinya dalam Gereja Katolik terutama dalam usahanya menyakinkan Paus Gregorius XI untuk pindah kembali ke Roma dari Avignon, Perancis, setelah berdiam di sana selama 67 tahun. Namun siapakah sebenarnya
St. Katarina dari Siena adalah seorang berkebangsaan Italia, ia lahir di Fontebranda, Siena pada tanggal 25 Maret 1347. Ia berasal dari keluarga menengah. Ayahnya bernama Giacomo Benincasa dan ibunya bernama Lapa di Pagenti di Puccio. Ia adalah anak ke dua puluh empat dari dua puluh lima bersaudara, dan juga merupakan anak kembar namun kembarannya meninggal pada saat bayi.
Pada umur tujuh tahun, St. Katarina mengucapkan kaul kemurnian secara pribadi. Ia meminta Tuhan agar ia menjadi Dominikan.
Saat remaja dan usianya cukup, ia bergabung dengan Sisters of Penance of St. Dominic, yang juga dikenal sebagai Mantellate, ia sempat tidak diterima karena bukan seorang janda.
Keberhasilan St. Katarina dalam menyakinkan Paus Gregorius XI tidaklah mungkin dilakukan oleh seorang perempuan yang pada masa itu dipandang sebagai kelas kedua di masyarakat, dan terlebih-lebih oleh dia yang tidak begitu tahu membaca dan menulis. Ini hanya mungkin karena Tuhanlah sendiri yang bekerja di dalam dirinya.
Dalam diri St. Katarina, ia digenapi kutipan Alkitab: “Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat, dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti.” (1 Kor 27-28)
Karunia Kebijaksanaan
Pada saat Paus Paulus VI memproklamasikan Santa Katarina dari Siena sebagai Pujangga Gereja, ia menjadikan perempuan kedua dengan gelar ini, pada saat ini ada empat perempuan penyandang gelar yang sama. Paulus VI mengatakan dalam bukunya Dialogue dapat dilihat kebijaksanaan Allah yang secara alami tertanam pada diri St. Katarina. Ia dapat menjelaskan secara jernih dan mendalam kebenaran-kebenaran ilahi dan misteri-misteri iman yang terkandung dalam Kitab-Kitab Suci Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.
Dalam Dialogue tertulis: “Ketahuilah bahwa tidak seorang pun dapat lolos dari tangan-Ku, karena Aku adalah Sang Aku. sedangkan kalian sama sekali tidak memiliki keberadaan dari diri kalian sendiri. Keberadaan kalian adalah hasil kerja-Ku; Aku adalah Pencipta segala sesuatu yang memiliki andil dalam keberadaan.”
“Namun, dosa bukanlah hasil kerja-Ku, karena dosa adalah ketiadaan. Dosa tidak layak untuk dicintai, karena dosa tidak memiliki bagian dalam diri-Ku. Oleh karena itu, makhluk ciptaan-Ku menyinggung-Ku ketika mereka mencintai dosa, yang seharusnya tidak mereka cintai, dan membenci-Ku, yang kepadanya mereka berutang cinta karena Aku sangat baik dan memberi mereka kehidupan dengan cinta yang membara.
“Namun, mereka tidak dapat melarikan diri dari-Ku: Aku akan menghukum mereka atas dosa mereka, atau Aku akan menghukum mereka dengan belas kasihan.” (Dialogue, Suzanne Noffke, OP)
Karunia kebijaksaaan ini telah menarik banyak pengikut. Mereka berasal dari berbagai latar belakang, dari yang paling tinggi statusnya di sosial sampai mereka yang paling sederhana, tua dan muda. Bagi mereka, St. Katarina adalah ibu spiritual.

Hidup Doa
Suatu karunia hanya dapat dikatakan karunia, kalau mereka yang menerimanya mengulurkan tangan untuk menerimanya. Dalam hal ini, karunia kebijaksaan dari St. Katarina dipupuk dari hidup doanya.
Doa, bagi Santa Katarina dari Siena adalah kebutuhan dasar manusia yang diilhami secara spiritual, yang tanpanya tidak ada kehidupan sejati. Doa adalah napas spiritualnya, cara untuk menemukan seorang ibu, Tuhan, yang memelihara dan memperdalam hidupnya bagi Tuhan. Ia dikatakan penuh energi ketika berbicara tentang Tuhan selama berjam-jam tanpa makan dan minum.
Sebelum dia berkarya, Santa Katarina dari Siena telah terlebih dahulu mengasingkan dirinya selama beberapa tahun dalam hidup doa. Tuhanlah yang telah memanggilnya untuk meninggalkan kesunyiannya ke pelayanan yang aktif. Ia telah menemukan sel pengetahuan diri dan akan kebaikan Tuhan dalam dirinya.
Penjelasan tentang pengetahuan diri dan kebaikan Tuhan ini disingkapkan kepadanya oleh Yesus pada saat ia berdoa.
“Tahukah kamu, putriku, siapakah dirimu dan siapakah aku? Jika kamu mengetahui dua hal ini, kamu akan diberkati. Kamu adalah ‘dia yang tidak ada’; sedangkan ‘aku adalah Dia’. Milikilah pengetahuan ini dalam jiwamu dan Musuh tidak akan pernah menipu kamu dan kamu akan terhindar dari semua tipu dayanya; kamu tidak akan pernah melanggar perintah-perintahku dan akan memperoleh semua kasih karunia, kebenaran dan terang.” (The life of St. Catherine of Siena)
“Dia yang tidak ada” melambangkan semua makhluk yang diciptakan dari ketiadaan. Mereka tidak akan ada lagi jika sang pencipta meninggalkan mereka karena dengan sendirinya mereka akan kembali menjadi ketiadaan. Menyadari bahwa mereka diciptakan dari ketiadaan, mereka menjadi rendah hati.
“Aku adalah Dia” menyingkapkan pengetahuan Alkitabiah tentang Tuhan pada zaman Musa bahwa Dia adalah sang pencipta. Karena fakta bahwa makhluk-makhluk diciptakan dari ketiadaan, maka makhluk-makhluk itu ada karena keberadaan sang pencipta yang memiliki kekuatan tak terbatas untuk ada dan yang merupakan satu-satunya asal mula keberadaan.
Manusia yang adalah ciptaan Allah adalah suatu misteri. Bahkan ilmu pengetahuan sampai sekarang tidak bisa mengetahui secara sepenuhnya manusia. Masih banyak penelitian yang dilakukan untuk mengetahui tentang fisik dan perilaku manusia.
Hal ini mencerminkan betapa misteriusnya Tuhan, sang pencipta. Dengan menyadari manusia itu berasal dari ketidak-ada-an dan tidak ada apa-apanya tanpa Tuhan, maka manusia menjadi dekat dengan Tuhan, yang adalah sang Aku yang telah ada sebelum segala sesuatunya diciptakan. Penyadaran ini juga membuat manusia menjadi rendah hati.
Pengetahuan tentang diri sendiri dan pengetahuan tentang Tuhan tidak lain adalah menyadari keberadaan diri sendiri dengan cara melihat ke dalam diri sendiri untuk menemukan kebaikan Tuhan. Jadi, pengetahuan tentang diri sendiri dan pengetahuan tentang Tuhan adalah suatu cara berdoa, berkontemplasi.
Hari Kelahiran
Bagi saya, St. Katarina adalah seorang santa yang mempunyai peran penting dalam perjalanan panggilan saya sebagai seorang suster Dominikan Anunciata. Ketika saya bergumul dalam panggilan saya dan bertanya kongregasi apa yang Tuhan inginkan saya untuk bergabung, dan saat itu Santa Katarina hadir dalam doa saya.
Karena rasa ingin tahu tentang dirinya saya pun mulai membaca tentang riwayatnya walau hanya secara singkat. Namun yang mengejutkan saya bahwa hari pestanya adalah hari kelahiran saya di akte.
Hal ini menambah keyakinan bahwa Tuhan menginginkan saya untuk menjadi Dominikan dan menjadikan santa Katarina sebagai teladan saya. Tuhan juga membuka jalan agar saya dapat bergabung dalam kongregasi saya sekarang ini, yang pada saat itu belum hadir di Indonesia. Semoga Santa Katarina dari Siena selalu menjadi perantara kita di Surga untuk selalu dekat dengan Tuhan, yang berarti selalu dekat dengan sesama kita manusia. Karena Tuhan dalam Dialogue berkata bahwa cara mencintai Tuhan yang tidak kelihatan adalah dengan mencintai sesama. (Sr. Tresia OP)