Jumat, September 12, 2025

Signaduo: Cahaya dari Warisan Santo Dominikus

PONTIANAK, Pena Katolik – Yayasan Martinus De Porres (YMDP) dan Ordo Dominikan mengadakan pertunjukan drama tari bertajuk “Signaduo: Peziarahan Pengharapan’ di Taman Budaya, Pontianak, Kalimantan barat 15-16 Februari 2025. Pertunjukan ini melibatkan anak-anak dari Beasiswa Dominikan Indonesia, para suster dan frater, serta anggota Persaudaraan Dominikan Awam Indonesia di Pontianak.

Drama Tari Signadou hadir sebagai perayaan iman yang menggugah hati, menampilkan kisah inspiratif Santo Dominikus dalam gerak, nyanyian, dan doa. Yayasan Martinus De Porres merupakan lembaga yang dikelola Ordo Dominikan untuk memberikan beasiswa pendidikan bagi anak sekolah dan mahasiswa di beberapa kota di Indonesia.

Ketua YMDP, Romo Andreas Kurniaran OP menyampaikan, acara ini bukan sekadar pertunjukan seni, tetapi sebuah kisah hidup yang menghidupkan kembali semangat Santo Dominikus, Sang Pengkhotbah Cahaya.  Sebuah perjalanan yang mengajarkan bahwa dalam setiap langkah yang diiringi doa, dalam setiap pengorbanan yang lahir dari kasih, dan dalam setiap cahaya kecil yang kita nyalakan, Tuhan bekerja membawa terang-Nya ke dunia.

 Kata “Signadou” berarti ‘Tanda dari Tuhan’. Kata ini mengingatkan pada pengalaman Santo Dominikus, ketika ia melihat bola api ajaib di Prouille. Bola api ini adalah tanda Ilahi yang menjadi awal panggilannya untuk mewartakan kebenaran.

“Dalam semangat Tahun Yubileum 2025: Peziarah Pengharapan, kita semua berkumpul dalam sebuah perayaan iman yang penuh makna — pementasan ‘Drama Tari Signadou’,” ujar Romo Andre.

Warisan Santo Dominikus

Romo Andre lalu menyebutkan, sejarah telah mencatat bahwa hidup Santo Dominikus penuh dengan tanda-tanda ilahi yang menegaskan misinya. “Signadou” adalah tanda dari Tuhan yang membimbing langkah pertamanya.

Bintang yang bersinar di dahinya adalah saat pembaptisan, menandakan bahwa ia akan menjadi terang bagi dunia. Anjing dengan obor menyala dalam mimpi ibunya, melambangkan Dominikus sebagai pembawa terang kebenaran. Rosario dari Bunda Maria, senjata doa yang menjadi sumber kekuatan pewartaannya. 

Dengan lambing dan simbol ini, Pendirian Ordo Pengkhotbah (Dominikan) ini terus berkarya membawa terang iman hingga saat ini.

“Dan malam ini, cahaya itu terus bersinar melalui kita semua, melalui pendidikan, pelayanan, dan karya seni yang kita persembahkan dalam acara ini,” ujar Romo Andre.

Romo Andre menyebutkan, acara ini tak akan terwujud tanpa tangan-tangan penuh kasih yang telah memberikan waktunya, tenaganya, dan sumber dayanya untuk mendukung misi ini.

“Kami dengan penuh rasa syukur mengucapkan terima kasih kepada para donatur dan sahabat, yang dengan kemurahan hati telah menjadi jembatan harapan bagi anak-anak penerima Beasiswa Dominikan Indonesia,” ujarnya.

Romo Andre juga berterimakasih para Suster Dominikan dari Beata Imelda Indonesia dan Dominikan Anunciata, yang hadir dalam semangat satu keluarga besar Dominikan. 

“Kami berterimakasih juga kepada para imam dan Dominikan Awam, yang dengan doa dan dukungannya selalu menjadi penopang utama karya ini. Termasuk mahasiswa dari Ngabang dan Pontianak, yang telah berpartisipasi dengan semangat membara,” katanya.

Romo Andre juga berterimakasih kepada anak-anak Universitas San Agustin dan PDAI Senakin, yang mempersembahkan nyanyian penuh makna yang menggugah hati kita. Termasuk kepada Mother Prayers, yang membawakan lagu-lagu doa dengan penuh kelembutan, mengajak kita semua masuk dalam suasana kontemplasi dan syukur.

“Tak lupa juga kepada seluruh penonton, baik yang hadir langsung maupun yang menyaksikan dari berbagai penjuru dunia, yang telah menjadi bagian dari perjalanan iman ini,” kata Romo Andre.

Bersinar Lewat Nyanyian

Setiap lagu yang dinyanyikan dalam pagelaran itu memiliki makna yang mendalam, menjadi cerminan perjalanan iman. Misalnya Bunda Penolong yang Baik adalah Sebuah doa penuh kelembutan kepada Bunda Maria, yang selalu menyertai dan menolong kita dalam perjalanan hidup ini. Devosi kepada Maria adalah bagian dari spiritualitas Dominikan, dan lagu ini mengingatkan akan kasih ibu yang tak berkesudahan. 

Salve Regina adalah lagu doa yang telah dinyanyikan sejak abad ke-11, sebuah bentuk penghormatan kepada Maria sebagai Ratu Surga dan Pelindung Umat. Lagu ini menghubungkan terhubung dengan tradisi Gereja dan meneguhkan kepercayaan kita bahwa segala sesuatu dalam hidup ini ada dalam perlindungan dan rencana kasih Tuhan. 

“You Raise Me Up” menggambarkan bagaimana Tuhan selalu mengangkat dalam setiap tantangan hidup. Seperti Santo Dominikus yang mengandalkan Tuhan dalam misinya, pun percaya bahwa setiap langkah yang diambil ditopang oleh tangan-Nya. 

Sedankan “Family of Saint Dominic” adalah Sebuah ungkapan kebanggaan dan kebersamaan sebagai satu keluarga besar Dominikan. Romo Andre menyebutkan, dari cahaya menuju aksi, mewujudkan warisan Santo Dominikus.

“Malam ini, kita tidak hanya menyaksikan sebuah pertunjukan. Kita sedang menyaksikan bagaimana warisan Signadou hidup dalam diri kita. Cahaya ini tidak boleh berhenti di sini. Ia harus terus menyala — dalam doa-doa kita, dalam tindakan kita, dalam cara kita mengulurkan tangan kepada sesama, dalam komitmen kita untuk terus mendukung pendidikan dan pelayanan bagi mereka yang membutuhkan,” ujarnya. 

Ia menyebutkan, acara ini tak akan terwujud tanpa tangan-tangan penuh kasih yang telah memberikan waktunya, tenaganya, dan sumber dayanya untuk mendukung misi ini.

“Kami dengan penuh rasa syukur mengucapkan terima kasih kepada para donatur dan sahabat, yang dengan kemurahan hati telah menjadi jembatan harapan bagi anak-anak penerima Beasiswa Dominikan Indonesia,” ujarnya.

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini