Senin, Januari 20, 2025
26.9 C
Jakarta

Bacaan dan Renungan Kamis, 23 Januari 2025, Hari Biasa Pekan Biasa Ke-II, Hari ke-6 Pekan Doa Sedunia (Hijau)

Bacaan I – Kel. 16:1-5,9-15

Setelah mereka berangkat dari Elim, tibalah segenap jemaah Israel di padang gurun Sin, yang terletak di antara Elim dan gunung Sinai, pada hari yang kelima belas bulan yang kedua, sejak mereka keluar dari tanah Mesir.

Di padang gurun itu bersungut-sungutlah segenap jemaah Israel kepada Musa dan Harun; dan berkata kepada mereka: “Ah, kalau kami mati tadinya di tanah Mesir oleh tangan TUHAN ketika kami duduk menghadapi kuali berisi daging dan makan roti sampai kenyang! Sebab kamu membawa kami keluar ke padang gurun ini untuk membunuh seluruh jemaah ini dengan kelaparan.”

Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Musa: “Sesungguhnya Aku akan menurunkan dari langit hujan roti bagimu; maka bangsa itu akan keluar dan memungut tiap-tiap hari sebanyak yang perlu untuk sehari, supaya mereka Kucoba, apakah mereka hidup menurut hukum-Ku atau tidak.

Dan pada hari yang keenam, apabila mereka memasak yang dibawa mereka pulang, maka yang dibawa itu akan terdapat dua kali lipat banyaknya dari apa yang dipungut mereka sehari-hari.”

Kata Musa kepada Harun: “Katakanlah kepada segenap jemaah Israel: Marilah dekat ke hadapan TUHAN, sebab Ia telah mendengar sungut-sungutmu.”

Dan sedang Harun berbicara kepada segenap jemaah Israel, mereka memalingkan mukanya ke arah padang gurun?maka tampaklah kemuliaan TUHAN dalam awan.

Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Musa:

“Aku telah mendengar sungut-sungut orang Israel; katakanlah kepada mereka: Pada waktu senja kamu akan makan daging dan pada waktu pagi kamu akan kenyang makan roti; maka kamu akan mengetahui, bahwa Akulah TUHAN, Allahmu.”

Pada waktu petang datanglah berduyun-duyun burung puyuh yang menutupi perkemahan itu; dan pada waktu pagi terletaklah embun sekeliling perkemahan itu.

Ketika embun itu telah menguap, tampaklah pada permukaan padang gurun sesuatu yang halus, sesuatu yang seperti sisik, halus seperti embun beku di bumi.

Ketika orang Israel melihatnya, berkatalah mereka seorang kepada yang lain: “Apakah ini?” Sebab mereka tidak tahu apa itu. Tetapi Musa berkata kepada mereka: “Inilah roti yang diberikan TUHAN kepadamu menjadi makananmu.

Demikianlah Sabda Tuhan

Syukur Kepada Allah

Mzm. 78:18-19,23-24,25-26,27-28

  • Mereka mencobai Allah dalam hati mereka dengan meminta makanan menuruti nafsu mereka. Mereka berkata terhadap Allah: “Sanggupkah Allah menyajikan hidangan di padang gurun?
  • Maka Ia memerintahkan awan-awan dari atas, membuka pintu-pintu langit, menurunkan kepada mereka hujan manna untuk dimakan, dan memberikan kepada mereka gandum dari langit;
  • setiap orang telah makan roti malaikat, Ia mengirimkan perbekalan kepada mereka berlimpah-limpah. Ia telah menghembuskan angin timur di langit dan menggiring angin selatan dengan kekuatan-Nya;
  • Ia menurunkan kepada mereka hujan daging seperti debu banyaknya, dan hujan burung-burung bersayap seperti pasir laut; Ia menjatuhkannya ke tengah perkemahan mereka, sekeliling tempat kediaman itu.

Bacaan Injil – Mat. 13:1-9

Pada hari itu keluarlah Yesus dari rumah itu dan duduk di tepi danau. Maka datanglah orang banyak berbondong-bondong lalu mengerumuni Dia, sehingga Ia naik ke perahu dan duduk di situ, sedangkan orang banyak semuanya berdiri di pantai.

Dan Ia mengucapkan banyak hal dalam perumpamaan kepada mereka. Kata-Nya: “Adalah seorang penabur keluar untuk menabur.

Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung dan memakannya sampai habis.

Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itupun segera tumbuh, karena tanahnya tipis.

Tetapi sesudah matahari terbit, layulah ia dan menjadi kering karena tidak berakar. Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati.

Dan sebagian jatuh di tanah yang baik lalu berbuah: ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!”

Demikianlah Injil Tuhan

Terpujilah Kristus

Beato Henrikus Suso OP, Pengaku Iman

Terlahir di Konstance, Swiss pada tanggal 21 Maret 1295 dengan nama Hendry von Berg. Kemudian ia lebih suka mengenakan nama ibunya Suso. Henrikus meninggal pada tanggal 25 Januari 1366 di Ulm, Jerman.

Pada usia 13 tahun ia masuk Ordo Dominikan dan selama lima tahun menjalani pendidikan hidup rohani dalam ordo ini. Pada usia 18 tahun, ia mengalami suatu pertobatan batin yang luar biasa, suatu sentuhan rahmat yang menghantar dia kepada suatu kehidupan heroik dalam doa dan pertobatan orang-orang berdosa.

Setelah menyelesaikan studi teologinya di Konstance, ia pergi ke Cologne pada tahun 1324 untuk memulai karirnya dibawah bimbingan Meister (atau Master) Eckhart. Eckhart sungguh mempengaruhi kehidupan rohani dan ajaran Suso secara mendalam.

Pada tahun 1236, Suso kembali ke Konstance untuk mengajar teologi di sekolah biara Dominikan. Dalam kurun waktu itu, ia mulai banyak menulis tentang mistisisme. Dalam bukunya yang berjudul Buku kecil tentang kebenaran, Suso memaparkan mistisisme secara teoritis dan dengan tegas membela ajaran Eckhart. Dalam buku ini, ia menunjukkan kesetiannya kepada Eckhart sekaligus berusaha membenarkan dirinya terhadap tuduhan-tuduhan yang diberikan kepadanya.

Dalam bukunya Buku Kecil tentang kebijaksanaan Abadi yang disebut sebagai hasil karya terindah dalam mistisisme Jerman  Henry menuliskan percakapan-percakapan rohaninya dengan Kristus. Buku ini penuh dengan devosi kepada luka-luka Yesus, kepada nama Yesus, kepada Maria dan kepada Ekaristi. Suso sendiri kemudian menerjemahkan buku ini kedalam bahasa latin dengan judul Horologium Sapientia (Jam Kebijaksanaan). Dalam bukunya yang berjudul Kehidupan, Suso menuliskan percakapan- percakapan rohani dengan muridnya, Elisabeth Stagel. Buku ini lebih merupakan kisah sebuah jiwa daripada suatu biografi.

Ajaran Suso hangat, personal dan lembut. Bahasanya indah dan punya daya tarik yang mendalam. Dari tahun 1335, Suso membaktikan seluruh hidupnya dalam karya pewartaan Sabda dan bimbingan Rohani kepada umat dan rohaniwan dan rohaniwati. Dalam hal ini, Suso dikarunia bakat istimewa. Karya ini mencampakkannya dalam kesibukan mengunjungi banyak biara untuk memberikan bimbingan rohani.

Ia pergi ke biara suster-suster Dominikan di Swiss, dan Netherland. Ia dibantu oleh sahabat-sahabatnya mistikus Yohanes Tauler dan Henry dari Nordlingen. Karena bakat dan pengalamannya ini, ia diangkat menjadi pemimpin Sahabat-sahabat Allah, suatu serikat religius yang terdiri dari rohaniwan dan awam untuk mendalami bentuk-bentuk kehidupan rohani yang lebih tinggi.

Pada tahun 1343-1344, Suso menjadi pemimpin imam-imam Dominikan Konstance, yang tinggal di pengasingan Diessenhofen karena menolak mendukung Kaisar Louis dari Bavaria. Pada tahun 1349, ia dikirim ke Ulm untuk mewartakan dan membimbing umat dan rohaniwan rohaniwati disana. Disanalah ia menghembuskan nafasnya pada tanggal 25 Januari 1366.

Doa Penutup

Ya Yesus, ajarilah aku untuk bersikap rendah hati, jujur, tulus dan berjiwa besar, hingga dalam tugas perutusan dan dalam karya kerasulan serta karya pengabdianku di masyarakat aku bisa membuat mereka yang aku layani semakin besar, dan aku semakin kecil. Kuatkanlah imanku hingga aku tidak tergoda pada “berhala-berhala baru”. Amin.

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini