Sabtu, Januari 11, 2025
28.4 C
Jakarta

Dua Juta Orang Berpartisipasi dalam Prosesi Black Nazareno di Manila Tahun 2025

MANILA, Pena Katolik – Jutaan warga Filipina menunjukkan devosi mereka kepada Black Nazareno saat mereka berpartisipasi dalam prosesi Traslacion, yang diadakan kedua kalinya pascapandemi tahun ini. Prosesi dimulai sekitar pukul 04.40 Kamis pagi itu, dari Quirino Grandstand. Setelah melalui jalan-jalan di Kota Manila, Black Nazareno baru mencapai Basilika Minor Yesus Nazareno di Quiapo, Manila sekitar pukul 01.25 Jumat dini hari tadi. Perjalanan ini menempuh waktu hampir 21 jam.

Tidak seperti prosesi tahun lalu, Traslacion tahun ini tidak semulus itu, dengan kerumunan orang semakin banyak, pergerakan Black Nazareno semakin lambat.

Sekitar pukul 05.20, arus prosesi terhenti tepat di tengah Roxas Boulevard karena banyaknya umat yang mencoba mendekati patung Yesus Nazareno. Kereta yang membawa Black Nazareno terjebak di Jalan Padre Burgos selama lebih dari satu jam sebelum tiba di depan Museum Antropologi Nasional pada pukul 7:27 pagi.

Pihak berwenang setempat mengonfirmasi bahwa salah satu tali yang digunakan untuk menarik kereta itu putus, menyebabkannya kehilangan keseimbangan, yang juga menyebabkan prosesi melambat. Tali kedua kereta juga putus di dekat Gereja San Sebastian. Tanpa tali, kereta itu harus didorong.

Black Nazareno tiba di Plaza del Carmen di Gereja San Sebastian sebelum pukul 6 sore untuk acara tradisional “Dungaw”, yang menghormati setiap pelindung gereja.

Ribuan orang berebut untuk dapat mendekati Black Nazarene, patung Yesus berwara hitam yang diarak dalam prosesi tahunan. Inquirer

Cedera Peziarah

Pada awal prosesi, beberapa umat terluka dan memerlukan bantuan medis. Di antara mereka adalah Glenn Francisco, 30 tahun, yang telah menjadi umat selama satu dekade. Ia mencari perawatan medis di pos pertolongan pertama di sepanjang Jembatan Quezon setelah mengalami cedera kaki.

Francisco menceritakan bahwa ia harus berjalan dari Finance Road, tempat kereta atau andas berada, ke Jembatan Quezon dengan kakinya yang sakit. Umat lain yang ditangani oleh petugas tanggap darurat termasuk mereka yang tersikut ke samping dan mereka yang menderita serpihan.

Meskipun berisiko, umat tetap datang untuk melanjutkan “panata” mereka ke patung Yesus Nazareno yang berusia berabad-abad, yang diyakini memiliki kekuatan penyembuhan dan pengabul permohonan.

“Panata” adalah laku pribadi terkait dengan prosesi Black Nazareno. Pada saat prosesi ini, umat menyajikan makanan hingga mengajak orang lain berjalan selama Traslacion. Umat juga berbondong-bondong ke Basilika Minor Yesus Nazareno.

Kadang, “Panata” mengharuskan umat melakukan tindakan lebih berisiko, yaitu dengan memanjat kereta yang membawa Black Nazareno atau memegang tali sepanjang 50 meter yang menariknya.

Karena berbahaya panitia telah lama menerapkan langkah-langkah untuk mencegah para devosan memanjat kereta yang membawa Black Nazareno.

Tradisi Black Nazarene sebelumnya ditiadakan selama beberapa tahun selama pandemi COVID-19 (tahun 2020, 2021, dan 2022). Prosesi ini kembali diadakan pada tahun 2023, yang diperkirakan diikuti 103.277 umat beriman. Jumpah ini sangat jauh daripada tahun-tahun sebelumnya.

Prosesi tahun lalu, pada bulan Januari 2024, menandai kembalinya jumlah umat dan semangat prosesi yang biasa, setelah tiga tahun keterlibatan umat mengalami penurunan drastis. Pada tahun itu juga, patung tersebut ditempatkan dalam kotak kaca untuk pertama kalinya, yang didorong dengan kereta yang ditalik tali sepanjang 50 meter.

Setelah pandemi, para peserta dilarang naik ke kereta itu. Meskipun begitu, banyak orang yang mengabaikan larangan tersebut.

Black Nazareno atau patung Yesus yang digunakan dalam prosesi tersebut diyakini telah dibawa dari Meksiko ke pantai Filipina pada tahun 1606 oleh para misionaris Ordo Augustinian. Patung Yesus seukuran manusia ini sehari-hari disimpan di Basilika Minor Yesus Nazareno di Quiapo, Manila. Gereja ini termasuk dalam wilayah pastoral Keuskupan Agung Manila. Sebelumnya, Black Nazareno disimpan di Gereja St. Yohanes Pembaptis di Luneta, sebelum dipindahkan ke Quiapo pada tahun 1868.

Patung tersebut telah selamat dari kebakaran yang menghancurkan gereja tersebut dua kali, dua gempa bumi, banjir akibat berbagai topan, dan pemboman selama Perang Dunia II. Gereja Quiapo menerima ribuan umat Katolik setiap hari untuk Misa dan pengakuan dosa. (AES)

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini