Surabaya, Pena Katolik | Perkembangan di era teknologi yang pesat telah membawa perubahan besar dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam hal beragama. Generasi Z, atau yang lebih dikenal sebagai Gen Z, tumbuh di era digital yang menawarkan berbagai kemudahan, tetapi juga tantangan tersendiri dalam menjalani iman Katolik. Kehidupan spiritual yang dahulu identik dengan aktivitas di gereja, kini harus bersanding dengan dunia digital yang selalu terhubung.
Bagi Gen Z Katolik, media sosial dan platform digital menjadi sarana baru untuk belajar tentang iman, berdoa, dan berkomunitas. Mereka memanfaatkan YouTube, Instagram, hingga aplikasi Alkitab digital untuk memperdalam pemahaman mereka tentang agama. Melalui internet, mereka bisa mengakses kotbah dari berbagai imam, mengikuti misa online, hingga berpartisipasi dalam diskusi virtual dengan sesama umat.
Namun, dunia digital ini juga menghadirkan tantangan tersendiri. Banjir informasi yang tak terbatas sering kali membuat mereka terpapar pada berbagai pandangan yang bisa menggoyahkan keyakinan. Isu-isu seputar moralitas, sekularisme, dan perdebatan lintas agama kerap menghiasi ruang digital, menuntut Gen Z Katolik untuk lebih kritis dan selektif dalam menyaring informasi.
Di tengah berbagai tantangan tersebut, banyak di antara mereka yang tetap teguh dalam iman. Mereka menemukan keseimbangan antara menjalankan keyakinan agama dan hidup dalam dunia digital yang serba cepat. Komunitas-komunitas online berbasis agama mulai bermunculan sebagai wadah bagi mereka untuk berbagi pengalaman spiritual, belajar bersama, dan saling mendukung dalam menjalani hidup yang sejalan dengan ajaran gereja.
Masa depan Gen Z Katolik sangat ditentukan oleh kemampuan mereka untuk memadukan iman dengan kehidupan di era digital. Meski menghadapi berbagai godaan dan distraksi, banyak di antara mereka yang optimis bisa tetap menjalani kehidupan religius yang autentik, tanpa harus mengesampingkan perkembangan zaman.
Dalam hal ini, gereja dan para pemimpin agama diharapkan terus beradaptasi, dengan memberikan bimbingan dan pemahaman yang relevan terhadap perubahan zaman, sehingga generasi muda tetap dapat menjalankan iman mereka dengan kokoh di tengah derasnya arus digital. [Dominicus Ervan Ricko Pramudita]