Jumat, November 15, 2024
33.8 C
Jakarta

Seniman Sape “Salam Sapek”: Mengukir Jejak Melalui Seni Pembuat Sape’

Gambar: Foto Leo Sapek Kalbar, diambil dari Profil WA- Pinsensius Leo, (2024).

PENAKATOLIK.COM, Pontianak 23 April 2024 – Pinsensius Leo (33 tahun) atau yang akrab disapa Salam Sapek, bukanlah nama asing dalam dunia seni musik tradisional Indonesia, terlebih seniman alat musik khas Dayak yakni Sape’. Leo memiliki putra bernama El Pertapa (2 tahun). Dia lahir dari rahim Katolik, dan ketika ditanya saat wawancara dia mengungkapkan bahwa prinsip iman sejak lahir harus mengirinya sampai akhir hidupnya.

“Aku bangga menjadi Domba Tuhan Yesus,” kata Leo.

Dengan latar belakang pendidikan sebagai Sarjana Teknik dari UNTAN pada tahun 2015, Leo telah menemukan panggilannya dalam mengukir keindahan melalui alat musik khas Kalimantan, Sape.

Dalam perjalanan seninya selama 5 tahun, Leo alias Salam Sapek telah berhasil memproduksi lebih dari 500 Sape, yang tak hanya menjangkau pelosok Indonesia, tetapi juga sampai ke berbagai negara seperti Jepang, Amerika, Inggris, dan Belgia. Melalui karya-karyanya, Leo mampu menyuarakan keindahan budaya Indonesia hingga ke kancah internasional.

Foto: Pinsensius Leo dan Ferry Irawan Player Sape Kalbar.

Aktif dan konsisten

Tidak hanya sebagai seorang pengrajin seni, Leo juga aktif dalam berbagai forum diskusi dan penampilan seni. Jakarta dan Kalimantan Barat menjadi saksi bagaimana Leo berbagi pengetahuannya tentang pembuatan Sape, tidak hanya sebagai alat musik, tetapi juga sebagai bagian dari warisan budaya yang perlu dilestarikan.

Ketika ditanya mengenai motivasinya dalam dunia seni, Leo dengan tulus menyatakan, “Mulai dari rasa suka, hobi, kemudian bergelut di bidang ini.” Pesan yang ingin dia sampaikan kepada kaum muda, khususnya yang tertarik dengan seni, adalah tentang konsistensi. Menurutnya, konsistensi adalah kunci keberhasilan dalam meraih impian, terutama dalam bidang seni yang seringkali memerlukan kesabaran dan ketekunan.

Namun, Leo tidak hanya berbicara kepada kaum muda. Bagi para pengiat seni lainnya, pesannya tetap sama: teruslah berjuang dan konsisten terhadap apa yang sedang dikerjakan saat ini. Menurutnya, hanya dengan ketekunan dan semangat yang terus berkobar, seseorang dapat meraih kesuksesan dalam dunia seni.

Foto: Leo menggunakan Pahat ukir kayu, 23 April 2024.

Dengan dedikasi yang tulus terhadap seni dan pandangannya yang mendalam terhadap pendidikan, Pinsensius Leo, tidak hanya mengukir jejak dalam dunia seni musik tradisional Indonesia, tetapi juga memberikan inspirasi bagi generasi muda untuk terus berjuang dan konsisten mengejar impian mereka.

Tidak hanya sebagai seorang seniman, Leo juga memiliki pandangan yang dalam mengenai pendidikan. Baginya, pendidikan bukanlah sekadar sarana untuk mencari pekerjaan, tetapi lebih dari itu, pendidikan memperluas peluang seseorang dalam berkarya. “Pendidikan berupaya memperbesar peluang seseorang dalam berkarya,” ujarnya.

Bagi anda yang berminat dengan alat musik tradisional Dayak, dalam hal ini adalah Sape’ bisa menghubungi kontak WA (082157768607; atas nama Leo Sapek).

By. Samuel – Pena Katolik
Sumber: Wawancara Pinsensius Leo

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini