Rabu, November 27, 2024
26.1 C
Jakarta

Romo Yosef Daslan Moang Kabu Ditunjuk Menjadi Administrator Diosesan Keuskupan Agung Ende

Administrator Diosesan Keuskupan Agung Ende, Romo Yosep Daslan Moang Kabu. IST

ENDE, Pena Katolik – Dewan Konselor Keuskupan Agung Ende menunjuk Romo Yosef Daslan Moang Kabu sebagai Administrator Diosesan Keuskupan Agung Ende. Penunjukkan ini menyusul meninggalnya Uskup Agung Ende, Mgr. Vincentius Sensi Potokota. Setelah meninggalnya sang uskup, maka kepepeminpinan di Keuskupan Agung Ende lowong atau sede vacante. Dengan penunjukan ini, Romo Daslan akan menjadi pemimpin untuk menjalankan karya pastoral keuskupan, sampai akan terpilih seorang uskup yang baru.

Pengumuman penunjukan ini disampaikan salah satu anggota Dewan Konselor Keuskupan Agung Ende, Romo Yohanes Stefanus Lando, Jumat 25 November 2023.

“Dalam terang Roh Kudus dan dalam tuntunan kitab hukum kanonik tahun 1983, telah dipilih seorang Imam terkasih, RD Yosef Daslan Moang Kabu sebagai Administrator Diosesan KAE,” demikian Romo Yohanes. Penetapan Romo Daslan sebagai administrator telah disampaikan kepada Duta Besar Vatikan untuk Indonesia, Mgr. Pierro Pioppo.

“Kami meminta doa restu dari para klerus, kaum religious, dan segenap umat beriman Keuskupan Agung Ende bersatu dalam doa,” demikian Romo Lando.

Seperti diatur dalam Hukum Gereja, untuk sebuah keuskupan yang lowong maka akan ditunjuk seorang administrator untuk memimpin karya pastoral keuskupan, hingga terpilihnya seorang uskup yang baru.

Sebelumnya, Romo Daslan adalah Vikaris Jenderal Keuskupan Agung Ende. Setelah ditunjuk menjadi administrator, Romo Daslan menyatakan kesediaannya. Ia menyadari, ini adalah tugas yang ia Teruma dari Tuhan, untuk melayani di Keuskupan Agung Ende sebagai administrator.

“Dengan penuh kerendahan hati, dan dalam kesadaran akan kelemahan dan keterbatasan saya, saya menyampaikan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan. Saya yakin ini kepercayaan dari Allah sendiri melalui pemilihan dan penetapan oleh Dewan Konserius KAE yang dilaksanakan dalam bimbingan Roh Allah,” ujar Imam asal Kecamatan Koting Kabupaten Sikka itu.

Romo Daslan mengajak semua pihak bersama-sama bergandengan tangan, satukan hati untuk tetap berada dalam gerakan bersama, satu semangat, satu roh, satu komitmen untuk melaksanakan karya pelayanan dan pewartaan. Ia mengingatkan untuk terus menjalankan amanat dari Muspas VIII Keuskupan Agung Ende. Ia mengajak untuk bertekad melanjutkan apa yang sudah dimulai bersama Mgr Vincentius Sensi Potokota.

“Saya mengajak kita semua untuk terus berjalan bersama hingga hadirnya seorang Uskup baru bagi Keuskupan Agung Ende,” ajak dia lagi. Dia meyadari langkah dan perjalanan mewujudkan tekad itu tidak mudah.

Ada perubahan dalam keseharian kehidupan Liturgi di sebuah keuskupan yang ditinggalkan oleh seorang uskup, baik itu karena wafat atau karena sudah pensiun. Satu yang paling jelas terlihat dari Doa Syukur Agung yang sebelumnya menyebut nama seorang uskup, maka bagian ini “uskup kami….”, tidak lagi disebutkan atau dihilangkan. Ini menunjukkan bahwa keuskupan itu sedang terjadi kekosongan kepemimpinan.

Seorang Administrator Diosesan berbeda dengan seorang uskup yang ditunjuk langsung oleh Paus dan menjadi pemimpin Gereja lokal. Seorang Administrator Diosesan tidak terhitung secara yuridis dan teologis dalam Doa Syukur Agung sehingga tidak perlu disebutkan dalam doa syukur agung, dan frasa “uskup kami…” dapat dihapus untuk menunjukkan bahwa keuskupan bersangkutan sedang terjadi kekosongan kepemimpinan.

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini