Sabtu, November 23, 2024
25.6 C
Jakarta

Bacaan dan Renungan Injil Hari Sabtu 30 Juli 2022; Hari Biasa – Pekan Biasa XVII

Bacaan I: Yer. 26:11-16,24

Setelah Yeremia ditangkap karena nubuat yang disampaikannya, para imam dan para nabi berkata kepada para pemuka dan seluruh rakyat, “Orang ini patut mendapat hukuman mati, sebab ia telah bernubuat tentang kota ini, seperti yang kalian dengar dengan telingamu sendiri.”

Tetapi Yeremia berkata kepada para pemuka dan seluruh rakyat, “Tuhanlah yang telah mengutus aku bernubuat tentang kota dan rumah ini; Tuhanlah yang mengutus aku menyampaikan segala perkataan yang telah kalian dengar itu.

Oleh karena itu perbaikilah tingkah langkah dan perbuatanmu, dan dengarkanlah suara Tuhan, Allahmu, sehingga Tuhan mencabut kembali malapetaka yang diancamkan-Nya atas kalian.

Tetapi aku ini, sesungguhnya aku ada di tanganmu. Perbuatlah kepadaku apa yang baik dan benar menurut anggapanmu. Hanya ketahuilah sungguh-sungguh, bahwa jika kalian membunuh aku, maka kalian mendatangkan darah orang tak bersalah atas dirimu dan atas kota ini beserta penduduknya.

Sebab Tuhan benar-benar mengutus aku kepadamu untuk menyampaikan segala perkataan ini kepadamu.” Lalu berkatalah para pemuka dan seluruh rakyat itu kepada para imam dan para nabi, “Orang ini tidak patut mendapat hukuman mati, sebab ia telah berbicara kepada kita demi nama Tuhan, Allah kita.”

Maka Yeremia dilindungi oleh Ahikam bin Safan, sehingga ia tidak diserahkan ke dalam tangan rakyat, untuk dibunuh.

Mazmur Tanggapan: Mzm. 69:15-16,30-31,33-34

Ref. Pada waktu Engkau berkenan, jawablah aku, ya Tuhan.

  • Lepaskanlah aku dari dalam Lumpur, supaya jangan aku tenggelam; biarlah aku lepas dari orang-orang yang membenci aku, dan dari air yang dalam! Janganlah gelombang air menghanyutkan aku, janganlah tubir menelan aku, atau sumur menutup mulutnya di atasku.
  • Tetapi aku ini tertindas dan kesakitan, keselamatan dari pada-Mu, ya Allah, kiranya melindungi aku! Aku akan memuji-muji nama Allah dengan nyanyian, mengagungkan Dia dengan lagu syukur.
  • Lihatlah, hai orang-orang yang rendah hati, dan bersukacitalah; biarlah hatimu hidup kembali, hai kamu yang mencari Allah! Sebab Tuhan mendengarkan orang-orang miskin, dan tidak memandang hina orang-orang-Nya yang ada dalam tahanan.

Bait Pengantar Injil: Alleluya

Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.

Berbahagialah yang dikejar-kejar karena taat kepada Tuhan, sebab bagi merekalah Kerajaan Surga.

Bacaan Injil: Mat. 14:1-12

Sekali peristiwa sampailah berita tentang Yesus kepada Herodes, raja wilayah. Maka ia berkata kepada pegawai-pegawainya, “Inilah Yohanes Pembaptis. Ia sudah bangkit dari antara orang mati dan itulah sebabnya kuasa-kuasa itu bekerja di dalam-Nya.”

Sebab memang Herodes telah menyuruh menangkap Yohanes, membelenggu dan memenjarakannya, berhubung dengan peristiwa Herodias, isteri Filipus, saudaranya. Sebab Yohanes pernah menegur Herodes, “Tidak halal engkau mengambil Herodias!” Herodes ingin membunuhnya, tetapi ia takut kepada orang banyak yang memandang Yohanes sebagai nabi.

Tetapi pada hari ulang tahun Herodes, menarilah puteri Herodias di tengah-tengah mereka dan menyenangkan hati Herodes, sehingga Herodes bersumpah akan memberikan kepadanya apa saja yang dimintanya.

Maka setelah dihasut oleh ibunya, puteri itu berkata, “Berikanlah kepadaku di sini kepala Yohanes Pembaptis di sebuah talam.” Lalu sedihlah hati raja. Tetapi karena sumpahnya dan karena tamu-tamunya, diperintahkannya juga untuk memberikannya.

Disuruhnya orang memenggal kepala Yohanes di penjara, dan membawanya di sebuah talam, lalu diberikan kepada puteri Herodias, dan puteri Herodias membawanya kepada ibunya. Kemudian datanglah murid-murid Yohanes Pembaptis mengambil jenazah itu dan menguburkannya. Lalu pergilah mereka memberitahu Yesus.

Demikianlah Injil Tuhan

BELENGGU.

Herodes dan Yohanes dua tokoh penting yang hidup pada zaman YESUS. Itulah yang dikisahkan dalam Bacaan Injil hari ini. Herodes, sang penguasa dunia dan mutlak kekuasaannya serta ditakuti. Yohanes, sang Nabi, orang “kecil” tapi besar pengaruhnya dan berwibawa karena integritas, kejujuran dan keberaniannya. Sang Raja memperjuangkan kekuasaan duniawi dengan segala kenikmatannya. Sang Nabi mewartakan pertobatan dan menawarkan hidup baru yang bebas dari pengaruh jahat. Herodes mampu dan bebas melalang buana, bergelimang dengan kekuasaan dan harta kekayaan, namun sebenarnya ia “terbelenggu” oleh egoisme, nafsu yang tak terkendali dan kuasanya.

Sementara Yohanes terbelenggu secara pisik di penjara, namun ia memiliki Kebebasan Sejati: ia bebas dari ikatan harta, ikatan kepentingan, ikatan nafsu dan dosa. Karena itu, Yohanes berani menegur Sang Raja karena perbuatannya yang nista yaitu mengambil Herodias, isteri Filipus, saudaranya sendiri. Kata Yohanes: “Tidak halal engkau mengambil Herodias!” (Mat.14: 4). Herodes marah besar dan ingin membunuh “orang dari gurun itu”.  Tetapi ternyata nyali Herodes sangat kecil! Ia tidak berani membunuh saat itu, karena ia “takut akan orang banyak yang memandang Yohanes sebagai nabi” (ayat 5). Yohanes sangat kuat pendiriannya, teguh imannya dan berani mengambil resiko atas semua perkataan maupun perbuatannya, karena ia merasa bebas, merdeka. Menurut Rasul Paulus, “ROH yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam KRISTUS dari hukum dosa dan hukum maut.” (Rom.8: 2).

Keterbelengguan Herodes membuat dirinya terjebak jatuh pada “pamer janji” kepada Salome, puteri Herodias, yang pandai menari pada hari ulang tahunnya, sehingga Raja sangat berkenan dan di depan para tamu ia berani bersumpah “akan memberikan kepadanya apa saja yang dimintanya” (ayat 7). Kesempatan baik ini digunakan Herodias untuk melampiaskan kebenciannya kepada Yohanes. Maka Salome atas bujukan ibunya minta kepala Yohanes di dalam talam saat itu juga. Herodes sangat sedih. Tetapi karena ia sudah terbelenggu pada janji dan sumpahnya, maka akhirnya menyuruh memenggal kepala Yohanes, orang yang dihormati dan dikaguminya.

Sebaliknya kebebasan Yohanes dari segala kepentingan, dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk memenuhi tugasnya guna mempersiapkan mental para orang Yahudi untuk menerima Mesias, sambil menyerukan pertobatan dan pembaharuan hidup serta membangun jalan lurus.

Drama kehidupan Yohanes dan Herodes nampaknya terus berlanjut dalam  pentas kehidupan sampai hari ini. Coba kita perhatikan, berapa banyak para tokoh penting dan “terhormat” di negeri kita ini yang pakai seragam “jingga” jadi penghuni tahanan dan penjara? Berapa banyak orang yang “bebas tetapi sekaligus terbelenggu sebagai nara pidana”? Sebaliknya, berapa banyak orang yang secara pisik direkayasa masuk ke penjara namun tetap memiliki “kebebasan sejati di hadapan TUHAN”?

Apakah kita begitu berkuasa dengan wewenang yang luas, membuat nurani kita jadi buta-tuli dan terbelenggu? Kisah heroisme yang bebas dari belenggu nafsu dan kekuasaan ada dalam Bacaan Pertama. Nabi Yeremia sekalipun sudah ditangkap dengan tuduhan palsu dan diancam hukuman mati, tapi ia tidak gentar dan putus asa, bahkan ia makin berani dan gigih menyampaikan pesan TUHAN: “Perbaikilah tingkah-langkahmu dan perbuatanmu, dan dengarkanlah suara TUHAN, ALLAH-mu, sehingga TUHAN menyesal akan malapetaka yang diancamkan-NYA atas kamu!” (Yer.26:13).

Resiko besar yakni kehilangan nyawa, disadari dan diketahuinya dengan pasti. Namun perasaan takut sama sekali tidak hinggap pada dirinya. Bahkan ia berani menantang orang-orang Yahudi itu: “Jika kamu membunuh aku, maka kamu mendatangkan darah orang yang tak bersalah atas kamu dan atas kota ini dan penduduknya, sebab TUHAN benar-benar mengutus aku kepadamu untuk menyampaikan segala perkataan ini kepadamu” (ayat 15).

Yeremia tidak mundur dan lari bersembunyi untuk menyelamatkan jiwanya sendiri. Jiwa besar dan keberanian yang luar biasa harus dimiliki oleh Yeremia sebagai seorang pewarta dan saksi akan kebenaran yang diutus TUHAN.

Dengan pembaptisan sebagai pengikut KRISTUS, sebenarnya kita semua diangkat untuk menjadi pewarta dan saksi akan kebenaran, keadilan, kesejahteraan, kesetaraan dan perdamaian serta cinta kasih. Baik sebagai orang yang tertahbis maupun terbaptis, kita semua dipanggil TUHAN untuk menyebarluaskan, menegakkan dan memperjuangkan kebenaran, keadilan, kesejahteraan, kesetaraan, perdamaian dan cinta kasih sesuai dengan kemampuan, bidang tugas dan profesi kita masing-masing. Dan untuk itu tidak mudah! Kita pasti akan menghadapi sabotase, hambatan, gangguan dan ancaman. Kita tidak luput dari fitnah dan caci-maki. Beranikah kita hadapi semua itu? Sendirian, kita pasti merasa takut, tetapi bersama ROH KUDUS kita akan kuat, tabah dan berani! Jangan takut, begitu pesan YESUS kepada para murid-NYA dan kepada kita semua!


Doa

Ya YESUS, ajarilah aku untuk bersikap berani karena benar dan adil, berilah aku kekuatan ROH KUDUS-MU agar aku berani bersaksi dan menjadi pewarta kebenaran, keadilan, kesejahteraan, kesetaraan, perdamaian dan cinta kasih. Amin.

Selamat pagi. Selamat menjalankan aktivitas pada akhir pekan. AMDG. Berkat TUHAN.

Paulus Krissantono

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini