Jumat, November 22, 2024
27.8 C
Jakarta

Paus Fransiskus: “Tanyakan Pada Diri Anda, Apa yang Anda Lakukan untuk Rakyat Ukraina?”

Paus Fransiskus membentangkan bendera Ukraina yang dibawa dari lokasi perang oleh anak-anak yang mengungsi ke Italia dari negara yang berkonflik itu.

Paus juga meminta untuk mengingat rakyat di Myanmar yang sudah sejak bulan Februari tahun lalu didera perang saudara.

VATIKAN, Pena Katolik – Paus Fransiskus menyarankan kepada kita masing-masing untuk bertanya pada diri sendiri, bagaimana kita mewujudkan solidaritas terhadap orang-orang Ukraina yang menderita. Pertanyaan ini dilontarkan hampir empat bulan sejak awal perang.

Dalam renungan pidato pada Angelus pada hari Minggu, 19 Juni 2022 digunakan Paus Fransiskus untuk mengingatkan semua akan niat baik dari penderitaan rakyat Ukraina. Ia mengundang kita untuk menerapkan solidaritas ke dalam tindakan.

Hampir empat bulan sejak invasi Rusia dan dimulainya perang di Ukraina yang terus membunuh, melukai, menghancurkan, dan menggusur, kekhawatiran diungkapkan tentang kemungkinan timbulnya “kelelahan Ukraina” yang dapat menyebabkan orang kehilangan minat pada tragedi yang sedang berlangsung. Untuk itu, Paus Fransiskus meminta kita untuk tidak lupa.

“Jangan lupakan orang-orang Ukraina yang babak belur saat ini, orang-orang yang menderita. Saya ingin mengundang Anda semua untuk bertanya pada diri sendiri: apa yang saya lakukan hari ini untuk rakyat Ukraina?”

Menyinggung tanggung jawab manusia secara kolektif, Paus menambahkan: “Apakah saya berdoa? Apakah saya bertindak? Apakah saya mencoba untuk mengerti? Apa yang harus saya lakukan hari ini untuk Ukraina? Jawab pertanyaan itu di dalam hatimu.”

Ingat Rakyat Myanmar

Paus Fransiskus pada hari Minggu meminta komunitas internasional untuk mengambil tindakan bagi rakyat Myanmar yang terus menderita kekerasan dan pengungsian setelah kudeta militer pada 1 Februari 2021. Berbicara setelah pembacaan doa Angelus, Paus mengatakan bahwa dia bergabung dengan “seruan para uskup di negeri tercinta itu yang meminta Komunitas Internasional untuk tidak melupakan orang-orang di Myanmar (Burma),” untuk tidak melupakan martabat kemanusiaan mereka dan penghormatan terhadap hak untuk kehidupan, serta untuk tempat ibadah, rumah sakit, sekolah.

Minggu ini para Uskup Katolik Myanmar mengakhiri Sidang Umum mereka dengan pernyataan akhir yang mengungkapkan keprihatinan mendalam mereka atas penderitaan warga sipil yang terus menanggung beban perang saudara yang sedang berlangsung di negara itu.

“Martabat manusia dan hak untuk hidup tidak akan pernah bisa dilanggar. Kita meminta penghormatan terhadap kehidupan dan kesucian tempat ibadah, rumah sakit, sekolah.”

800.000 pengungsi internal

Menurut organisasi non-pemerintah, lebih dari 1.900 warga sipil telah tewas dan 11.000 ditangkap sejak kudeta militer 1 Februari 2021, yang menggulingkan partai NDL yang baru terpilih kembali atas klaim kecurangan pemilu yang tidak berdasar.

Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi telah melaporkan lebih dari 800.000 pengungsi di negara itu. Tatmadaw (Tentara Burma) dilaporkan terus menargetkan Gereja dan institusinya. Paus Fransiskus mengakhiri seruannya dengan menyampaikan berkatnya kepada komunitas Burma di Italia.

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini