ATHENA, Pena Katolik – Seorang pendeta tua Ortodoks Yunani berteriak “Paus, Anda bidah” ketika Paus Fransiskus memasuki Keuskupan Agung Ortodoks di Athena, Yunani pada hari Sabtu, 5 Desember 2021. Imam itu lalu dibawa pergi oleh polisi.
Video menunjukkan pria itu, yang mengenakan jubah hitam dan topi hitam dan memiliki janggut putih panjang, meneriakkan kata-kata dalam bahasa Yunani di luar gedung sebelum polisi menghentikannya. Saksi mata mengatakan dia berteriak cukup keras agar paus mendengar keributan itu. Pria itu tampaknya jatuh saat dibawa pergi dan diangkat oleh polisi.
Paus Fransiskus tiba di Yunani pada hari Sabtu untuk kunjungan tiga hari yang diharapkan umat Katolik Yunani akan mendekatkan Gereja-gereja Timur dan Barat.
Paus Fransiskus pada hari Sabtu mengimbau untuk kembali ke “politik yang baik”, dengan mengatakan demokrasi telah memburuk secara berbahaya karena orang-orang yang tidak puas terpikat menjadi politisi populis yang menjanjikan solusi mudah tetapi tidak realistis.
Paus tiba di Athena, yang sering dilihat sebagai tempat kelahiran demokrasi, pada perjalanan kedua dan terakhir dari perjalanan Mediterania yang tujuan utamanya adalah untuk menarik perhatian pada penderitaan para migran dan pengungsi.
Dalam pidatonya di istana kepresidenan, Fransiskus mengutip para filsuf dan penulis Yunani kuno seperti Aristoteles dan Homer. Dia mendesak kembalinya politik yang berpihak pada kebaikan bersama dan tidak tenggelam dalam ketakutan.
“Kita tidak dapat menghindari memperhatikan bagaimana hari ini, dan tidak hanya di Eropa, kita menyaksikan kemunduran dari demokrasi,” kata Francis.
Latar Belakang Teriakan
Kembali pada peristiwa teriakan bidaah itu. Tidak jelas apa latar belakang imam ortodoks itu meneriaki Paus Fransiskus. Namun peristiwa itu adalah sebuah pengingat akan ketidakpercayaan yang masih ada antara dua gereja yang terpecah.
Hubungan antara kedua Gereja terpisah sejak terjadinya Skisma Besar pada tahun 1054 membagi gereja Kristen menjadi gereja Katolik Roma dan Ortodoks Timur.
Houngan ini bertahan terpisah hingga Paus Yohanes Paulus II melakukan kunjungan kepausan pertama ke Yunani, 20 tahun yang lalu. Paus Yohanes Paulus II menggunakan kesempatan untuk meminta maaf atas dosa-dosa “dengan tindakan atau kelalaian” yang dilakukan oleh umat Katolik terhadap Ortodoks selama berabad-abad.