Paus Fransiskus menganugerahkan Salib Pro Ecclesia et Pontifice kepada artis kawakan Nova Villa atas pelayanan mulianya kepada Gereja. Penghargaan, yang juga dikenal sebagai Cross of Honor, diberikan kepada Villa oleh Uskup Novaliches Mgr Roberto Gaa dalam Misa di Gereja Paroki San Lorenzo di Tandang Sora, Quezon City, 14 Januari.
Villa, yang bernama lengkap Novelita Villanueva-Gallegos, dianugerahi kehormatan kepausan itu karena “menginjili” industri hiburan dan menjadi agen “efektif” Evangelisasi Baru.
Dalam homili, Mgr Gaa menekankan “berkat dan tanggung jawab komunal” yang diberikan oleh penghargaan kepausan itu tidak hanya untuk Villa tetapi juga untuk umat paroki lainnya. “Ini jadi tanggung jawab komunal tidak hanya untuk dia, tetapi juga untuk kalian, untuk dia dalam menjalani peranannya dan juga bagi kalian untuk menjalani peranan kalian, agar kalian juga bangga bahwa salah seorang di antara kalian telah diberi pengakuan ini,” kata uskup itu.
“Dia mengalami kebanggaan tertentu dan juga tanggung jawab tertentu, maka kalian juga bisa menjalani penghargaan ini dengan rendah hati, bertanggung jawab, dan penuh kasih,” lanjut prelatus itu.
Villa, yang menjadi artis setelah ditemukan oleh mendiang Fernando Poe, Jr. tahun 1964, mengatakan dia merasa tidak layak menerima penghargaan itu, sesuatu yang “bahkan tidak pernah dia bayangkan.”
Villa, yang menjadi penyiar Radio Veritas selama 14 tahun, mengatakan bahwa di tengah “ketenaran, kenyamanan, dan kegembiraan yang dibawa oleh kehidupan selebriti dan godaan-godaannya,” dia menganggap “Yesus sebagai Raja dalam hidupnya.” Cinta kepada Tuhan ini, katanya, menyebabkan dia melayani paroki dan ikut dalam beberapa organisasi keagamaan termasuk Mother Butler Guild.
“Setelah 56 tahun dalam bisnis pertunjukan, impian saya, ambisi saya, berubah menjadi misi,” kata Villa seraya menegaskan bahwa dia berusaha menjalankan ajaran dan perintah-Nya. Dan, lanjutnya, “untuk memelihara dan memperkuat kepercayaan dan iman saya, saya setiap hari saya menghadiri Misa dan berdoa.”
Villa juga menyamakan penghargaan kepausan yang diterimanya sebagai cahaya dalam kegelapan selama pandemi Covid-19, saat “seluruh umat manusia diliputi ketakutan, penderitaan, dan ketidakamanan.”
Dan di tengah kegelapan ini, katanya, “pribadi saya yang hina ini diberikan berkat begitu besar, sebuah meteor yang gemercik dalam kegelapan memberikan cahaya dan inspirasi sehingga saya bisa melanjutkan apa yang telah biasa saya lakukan dalam membantu orang lain sebanyak yang saya bisa.”(PEN@ Katolik/pcp/Minnie Agdeppa/CBCPNews)