Jumat, November 22, 2024
31 C
Jakarta

Paus dalam Angelus: Allah mencintai kita dalam segala kelemahan kita

Paus Fransiskus dalam Angelus (Vatican Media)
Paus Fransiskus dalam Angelus (Vatican Media)

Paus Fransiskus mengajak umat beriman untuk mengundang Allah masuk ke dalam rumah mereka, keluarga mereka, untuk berbagi dengan-Nya kelemahan dan ketakutan mereka agar memungkinkan Dia untuk mengubah hidup mereka.

Berbicara dalam Angelus pada hari Minggu kedua setelah Natal, 3 Januari 2021, Paus merenungkan kelembutan Anak Yesus di palungan, dan merenungkan Injil Yohanes (Yoh 1: 1) seraya menjelaskan, terutama dalam pengantar, bahwa “Injil itu memberitahukan kepada kita tentang Dia sebelum Dia lahir.”

Rasul itu, kata Paus, menggunakan kata-kata mirip dengan yang digunakan Alkitab dalam kisah Penciptaan, tetapi mengatakan bahwa hari ini “Dia yang kita kontemplasikan di saat Kelahiran-Nya, sudah ada sebelumnya: sebelum segala sesuatu dimulai, sebelum alam semesta. Dia ada sebelum ruang dan waktu. ‘Dalam Dia ada hidup’ (Yoh 1: 4), sebelum kehidupan muncul.”

Paus mencatat bahwa “Santo Yohanes menyebut Dia Logos, yaitu Firman.” Dan kata itu, lanjut Paus, berfungsi untuk mengkomunikasikan, “seseorang tidak berbicara sendiri, seseorang berbicara dengan seseorang.”

Fakta bahwa Yesus adalah Firman sejak awal, lanjut Paus, “berarti bahwa sejak awal Allah ingin berkomunikasi dengan kita, Dia ingin berbicara dengan kita.”

Putra Bapa, jelas Paus, “ingin mengatakan kepada kita tentang indahnya menjadi anak-anak Allah,” Dia ingin menghilangkan kegelapan kejahatan dari kita, “Dia adalah ‘hidup’ yang tahu kehidupan kita dan ingin mengatakan bahwa Dia selalu mencintai mereka.”

“Yesus adalah Firman Allah yang kekal, yang selalu memikirkan tentang kita dan ingin berkomunikasi dengan kita,” kata Paus.

Dengan demikian, jelas Paus, seperti yang dikatakan Injil hari ini kepada kita, Yesus melampaui kata-kata, dan memang, “Sabda itu sudah menjadi manusia dan tinggal di antara kita.” Paus merenungkan bagaimana Santo Yohanes memilih kata daging, yang menunjukkan kondisi manusiawi kita dalam segala kelemahannya, dalam segala kerapuhannya. “Dia mengatakan kepada kita bahwa Allah menjadi rapuh sehingga Dia bisa menyentuh kerapuhan kita dari dekat,” kata Paus.

“Dengan memperlihatkan luka-luka daging-Nya kepada Bapa,” kata Paus, “Yesus menjadi perantara bagi kita.” Sejak saat Tuhan menjadi manusia, jelas Paus, tidak ada satu pun kehidupan kita yang asing bagi-Nya, “Tidak ada yang Dia pandang rendah, kita bisa berbagi segalanya dengan-Nya.”

“Saudaraku, saudari terkasih, Allah menjadi daging untuk mengatakan kepada kalian bahwa Dia mengasihi kalian seperti itu, dalam kelemahan kalian; dalam keadaan yang membuat kalian sangat malu,” kata Paus.

Paus lalu menjelaskan secara rinci bagaimana Allah tidak berbalik, “Dia tidak mengenakan kemanusiaan kita seperti pakaian yang bisa kita pakai dan lepas,” Dia tidak pernah lagi melepaskan diri-Nya dari kemanusiaan kita. Dan Dia tidak akan pernah terpisah darinya. Paus menjelaskan, seperti yang dikatakan Injil, “Dia datang untuk tinggal di antara kita. Dia tidak datang mengunjungi kita.”

“Jadi, apa yang Dia inginkan dari kita?” tanya Paus. “Keintiman yang luar biasa!” Dia ingin ikut merasakan suka dan duka kita, kata Paus, keinginan dan ketakutan kita, harapan dan kesedihan kita, manusia dan situasi kita.

Paus menyerukan kepada umat beriman untuk membuka hati kepada-Nya dan untuk menceritakan segalanya kepada-Nya. “Mari kita hening depan palungan untuk menikmati kelembutan Tuhan yang menjadi dekat, yang menjadi daging. Dan tanpa rasa takut, mari kita undang Dia datang di antara kita, ke dalam rumah kita, ke dalam keluarga kita, ke dalam kelemahan kita. Dia akan datang dan hidup akan berubah.”

Setelah doa Angelus, Paus memperbarui harapan baiknya untuk tahun yang baru saja dimulai. Paus berkata, sebagai umat Kristen, kita tahu segala sesuatunya hanya akan meningkat dengan pertolongan Tuhan, jika kita bekerja sama untuk kebaikan bersama, “dengan menjadikan orang paling lemah dan paling kurang beruntung sebagai pusat perhatian.”

Menurut Paus, “Kita tidak tahu apa yang akan terjadi tahun 2021, tetapi apa yang setiap kita dan kita semua bisa lakukan adalah berkomitmen untuk saling menjaga dan menjaga ciptaan, rumah kita bersama.”

Paus sedih membaca di surat kabar bahwa di hari-hari terakhir ada beberapa orang mengabaikan aturan lockdown untuk “mendapatkan liburan,” tanpa memikirkan orang lain yang menderita akibat dari pandemi.

Paus mengungkapkan salam khususnya bagi mereka “yang memulai Tahun Baru dengan kesulitan yang lebih besar: orang sakit, penganggur, orang yang hidup dalam penindasan atau eksploitasi.” Paus juga mengatakan bahwa dia dekat dengan keluarga-keluarga yang mengharapkan kelahiran bayi baru, mengatakan, seraya “Kelahiran selalu merupakan janji harapan!”(PEN@ Katolik/paul c pati berdasarkan Vatican News)

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini