Hari Raya Paskah 2020 akan dirayakan semua umat Katolik di tengah Bangsa dan Rakyat Indonesia yang sedang menderita keadaan darurat virus corona yang pandemi. “Pandemi berasal dari dua kata Yunani ‘pan’ berarti “menyeluruh atau menyatu” dan “demo” berarti “rakyat atau masyarakat. Artinya virus ini sudah mengancam seluruh masyarakat, seluruh umat manusia, tanpa batas asal usul, ruang maupun waktu,” kata Mgr Agustinus Agus.
Maka, Uskup Agung Pontianak yang berbicara dalam konferensi pers di halaman Katedral Santo Yosef Pontianak, 8 April 2020, itu mendorong semua warga Indonesia dan semua warga dunia untuk “bersama-sama menghadapi ancaman itu,” karena “serangan wabah ini hanya bisa kita hentikan dalam persatuan dan kebersamaan, … dengan bergandengan tangan tanpa memperhatikan asal usul.”
Mgr Agus mengajak seluruh umat Kristiani untuk menaati kebijakan Pemerintah RI untuk “menjaga jarak antarmanusia, menghindari kegiatan yang mengakibatkan kerumunan massa, dan tetap tinggal di rumah. Yang berada di kota, tetap tinggal di kota, yang di desa atau dusun atau kampung tetap tinggal di desa atau dusun atau kampung, kecuali kalau ada urusan yang sangat mendesak.”
Uskup mendesak warga masyarakat agar dengan kebersamaan dan persaudaraan, “menggunakan masker tanpa pengecualian, membersihkan tangan dengan sabun dan air mengalir, serta membudayakan hidup sehat dengan lingkungan yang bersih.”
Menurut Mgr Agus, “ini saatnya kita tunjukkan kepedulian kepada sesama,” dan “kelalaian sekecil apapun bisa membuat saudari-saudara, mungkin anak, cucu, adik, saudara, abang, kakek, dan nenek mengalami maut.”
Sebagai umat beragama, Mgr Agus juga mengajak masyarakat untuk tidak putus-putusnya memohon belas kasihan Tuhan, dan “sebagai manusia penuh dosa, mari kita tundukkan kepala, kita mohon kepada Tuhan untuk mengampuni dosa-dosa kita. Tuhan yang mahabaik tetap akan mendengarkan penyesalan kita. Dengan cara ini baru doa-doa kita berkenan kepada Tuhan.”(PEN@ Katolik/semz)