Nubuat Yesaya dan peneguhan iman Paulus sesungguhnya membawa kita pada makna Minggu Palma yang sesungguhnya yakni mau bangkit dari sikap putus asa dan kehilangan harapan dan membawa sukacita Yesus memasuki setiap hati yang hampa.
Uskup Maumere Mgr Edwaldus Martinus Sedu Pr mengatakan hal itu dalam Misa Minggu Palma di Paroki Spiritu Santo Misir Maumere, 5 April 2020, yang disiarkan secara live streaming.
“Seperti orang Israel dan Paulus sering kita merasa putus asa, hilang harapan dan merasa betapa Tuhan itu jauh, seakan Tuhan tidak mau menolong. Padahal Allah adalah berbelas kasih dan rahim yang selalu mendampingi hidup manusia dalam setiap suka dan duka,” kata mantan pemimpin Seminari Tinggi Ritapiret itu.
Pengalaman Yesus memasuki kota Yerusalem dan pengalaman Yesus disoraki, lanjut Mgr Edwal, “juga adalah pengalaman Yesus memasuki hati kita, agar kita selalu terbuka pada karya kasih Allah.”
Menurut uskup, Minggu Palma adalah pesan kebangkitan untuk bangkit dari keterpurukan hidup, untuk tetap yakin bahwa Tuhan mampu menghalau segala ketakutan dan kecemasan, dan untuk membiarkan diri berjalan bersama Yesus dalam kehidupan ini.
Maka Mgr Edwal berpesan kepada umatnya agar “membuka diri, membuka hati agar Yesus meraja di hati dan teguh pada jalan Kristus, serta menyerahkan dunia, keluarga, diri kita serta badai corona yang sementara bergejolak ke dalam penyelenggaraan Allah.”
Uskup juga menegaskan bahwa “cinta akan sanggup mengalahkan segala-galanya” maka hendaknya kita mempersembahkan para pejuang kemanusiaan dengan doa-doa kita dan bantuan yang kita usahakan.
“Kita persembahkan para petugas medis, pejuang kemanusiaan, untuk kehidupan saat ini dalam doa. Bantuan nyata dengan tetap berada di rumah telah membantu para petugas medis bekerja dalam cinta. Mereka berada pada garda terdepan dengan resiko yang tidak mudah. Cintalah yang menguatkan mereka dalam tugas kemanusiaan ini,” tegas Mgr Edwal.(PEN@ Katolik/Yuven Fernandez)