Jumat, November 22, 2024
25.4 C
Jakarta

Anak-anak berbagai agama belajar toleransi lewat berjalan, melepas ikan dan main bersama

Anak-anak dengan latar belakang agam,a berbeda bermain bersama
Anak-anak dengan latar belakang agam,a berbeda bermain bersama (Foto Panitia Kumpul Bocah)

Usai melintasi alam pedesaan, anak-anak dari berbagai agama turun ke sungai kecil dan melepas bibit-bibit ikan. Badan-badan mereka basah. Maka, mereka pun bermain air dengan gembira, penuh tawa dan canda, tanpa memandang latar belakang agamanya yang berbeda.

Itulah sepenggal kegiatan Kumpul Bocah di lapangan Desa Belimbing, Boja, Kendal, yang dilanjutkan dengan dinamika kelompok, yang anggotanya juga terdiri dari berbagai agama. Tujuannya, menurut koordinator kegiatan Fy Dharu Setyoaji Wicaksono untuk memberikan edukasi tentang perlunya toleransi sejak dini dengan memberikan konsientisasi mengenai praktik-praktik kebangsaan terutama nilai-nilai kebangsaan dan Pancasila.

Kegiatan 31 Maret 2019 itu untuk menggambarkan bentuk sederhana miniatur berkehidupan dalam masyarakat  pluralitas. “Anak-anak dibiarkan bermain dengan menumbuhkan rasa kesetiakawanan, rasa bekerja sama, rasa ingin membantu dan lebih penting untuk mengedepankan rasa persatuan dan kesatuan yang termaktub dalam nilai-nilai Pancasila dengan mengesampingkan rasa individu,” kata Dharu aktif sebagai katekis.

Menurut lelaki itu, anak-anak adalah pribadi tulus yang perlu dikenalkan dengan bernegara. “Dengan kegiatan lintas alam, berjalan di tengah sawah, menyeberangi sungai dan menabur benih ikan, anak anak mendapatkan edukasi dan penyadaran tentang cara hidup bersama saling berdampingan,” kata Dharu yang berharap acara seperti itu berkelanjutan agar lebih menimbulkan rasa welas asih bagi anak-anak menuju peradaban kasih yang lebih baik.

Kegiatan itu melibatkan Remaja Masjid Al Ishlah Bringin, OMK Stasi Santo Petrus Krisologus Bumi Semarang Baru, Forum Komunikasi Pemuda Kristen Boja, dan Pendamping Sekolah Minggu Vihara Wajra Bumi Satya Dharma Wirya Temanggung. Banyak di antara peserta baru bertemu hari itu, “namun mereka larut dan akrab dalam permainan,” lanjutnya.

Pembimbing Sekolah Minggu Agama Buddha Eko Budi mengapresiasi kegiatan yang mengajak anak-anak dari berbagai agama itu. “Menurut saya bagus ya, buat anak-anak, bisa kumpul seperti ini, bisa main, tambah pengalaman, tambah teman, dan mudah-mudahan acaranya  bisa makin maju, bisa diadakan lagi,” katanya.

Menurut Eko, sikap saling memiliki dan toleransi penting ditanamkan pada anak-anak. “Dari kecil, mereka harus sudah tahu bahwa Indonesia memang beragam, dan keberagaman itu bukan menjadi sumber perpecahan, tapi untuk kita saling asah, asuh bersama, saling menyayangi,” katanya.

Kepala Paroki Santo Yusuf Gedangan Pastor Romualdus Maryono SJ melihat kegiatan kumpul bocah merupakan terobosan baru yang melibatkan banyak pihak. “Ada kerja sama. Kerja sama antarparoki, antarwilayah, antarstasi, anak-anak juga kenal. Jadi, tahu ada temannya banyak. Oh, ternyata saya tidak sendiri. Ada kerja sama. Dan anak-anak itu, dari pengalaman, kalau diajar dan di kelas, pasti bosan, ngantuk. Ini pasti berkesan kok acara begini,” kata imam itu.

Pastor Maryono berharap supaya Gereja berubah, tidak kaku dan mencari ide-ide kreatif supaya anak-anak tertarik. “Anak-anak dikenalkan temannya, dikenalkan alam dan juga bebas dari kungkungan orang tua. Pendampingan anak butuh kreativitas, strategi,” katanya.

Ketua Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Keuskupan Agung Semarang Pastor Eduardus Didik Chahyono SJ menyambut positif kegiatan itu. “Saya senang melihat anak-anak merasakan bahagia hidup bersama, saling berdampingan, bermain, bersendagurau dengan teman-temannya yang berbeda agama,” kata imam itu.

Menurut Pastor Chahyono, kita patut berbangga hidup di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang berlandaskan Pancasila. “Suasana yang baik ini harus dijaga dan dirawat oleh semua lapisan generasi masyarakat Indonesia, termasuk anak-anak.”

Sejumlah tokoh lintas iman menyaksikan acara itu seperti Siti Rofiah dari Islam dan Koordinator Persaudaraan Lintas Agama (PELITA) Setyawan Budi. (PEN@ Katolik/Lukas Awi Tristanto)

Foto-foto dibawah adalah milik Panitia Kumpul Bocah

Kumpul Bocah 1 (2)Kumpul Bocah 1 (1)Kumpul Bocah 1 (4)

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini