Menanggapi surat gembala Prapaskah para uskup, berbagai paroki hingga lingkungan beraksi dengan berbagai cara. Dua di antaranya adalah pelatihan literasi keuangan keluarga di Paroki Kristus Raja Kotamobagu dan komitmen umat Lingkungan Santo Dominikus dari Paroki Santa Maria Kota Bukit Indah Purwakarta untuk membatasi penggunaan gawai (gadget) dan belajar teknologi demi keutuhan ciptaan.
Memasuki masa Prapaskah 2019, Uskup Manado Mgr Benedictus Estephanus Rolly Untu MSC mengajak umat merenungkan “literasi kerasulan sosial ekonomi dalam menata persekutuan yang menghidupkan dan yang saling membantu sebagai saudara” lewat surat gembala berjudul “Literasi nilai demi persekutuan yang berdaya guna.”
Sementara itu, Uskup Bandung Mgr Antonius Subianto Bunjamin OSC dalam surat berjudul “Hati Bertobat, Hidup Jadi Berkat’ yang terkait dengan tema APP 2019 “Literasi Teknologi dan Keutuhan Ciptaan” mengajak umat “bertekad menjadi berkat dengan memanfaatkan teknologi sesuai nilai-nilai Kristiani guna memulihkan keutuhan ciptaan.”
Untuk membantu keluarga Katolik mendapatkan kecakapan dan ketrampilan dalam mengelola keuangan, umat Kotamobagu mengikuti pelatihan literasi keuangan untuk menata perekonomian keluarga, 3 April.
Kepala Paroki Pastor Canisius Rumondor MSC berharap pelatihan itu bukan sekadar cara mengatur keuangan, tapi bagaimana keluarga Katolik memiliki semangat bersosial. “Perekonomian keluarga Katolik tidak hanya melihat untung dan rugi, karena dalam kehidupan keluarga Katolik, kita harus merasakan kerugian untuk hal yang lebih baik,” kata imam itu.
Kegiatan itu, menurut Ketua Pemuda Katolik Komda Sulut, Lexi Mantiri, sangat positif dan dirasakan langsung oleh keluarga muda Katolik. “Keluarga muda Katolik sangat rawan dalam menata perekonomian keluarga. Mereka perlu dasar kuat untuk mencapai kesejahteraan keluarga,” katanya kepada PEN@ Katolik.
Selain berharap keluarga muda bisa mengubah cara berpikir dalam menata keuangan, pelatihan itu dilengkapi pengenalan Credit Union (CU) seperti yang ditekankan Mgr Rolly dalam surat gembalanya sebagai panggilan untuk mengusahakan kesejahteraan ekonomi yang didasarkan pada spiritualitas, altruistis, dan bukan egoistis. “Salah satu wadah yang disiapkan Keuskupan Manado adalah Credit Union. Wujud konkret literasi Kerasulan Sosial Ekonomi tahun ini adalah meningkatnya jumlah peserta CU, artinya semakin banyak umat menjadi anggota CU,” tulis uskup.
Sementara itu, saat Pertemuan Lingkungan APP keempat tentang “Aksi Literasi Teknologi untuk Keutuhan Ciptaan,” 4 April 2019, umat Lingkungan Santo Dominikus menentukan aksi membatasi penggunaan gawai, dengan tidak membuka media sosial mulai pukul 10 malam (kecuali orang yang bekerja dengan media itu), tidak membawa gawai ke meja makan dan toilet, dan selalu berdoa sebelum mengambil gawai saat bangun tidur.
Mereka juga berkomitmen menyaring berita atau informasi yang diterima sebelum menyebarkannya, melawan berita hoax, dan tidak membully lewat media sosial, dan membatasi diri menonton sinetron.
Selain itu, mereka berkomitmen mempelajari teknologi untuk membersihkan dan menghijaukan lingkungan, serta membebaskan tanah, air, dan udara dari pencemaran, dengan mengolah sampah, mengolah limbah cair, dan mereduksi emisi gas; membuat apotik hidup; dan belajar e-commerce.
Mereka juga sepakat selalu mematikan lampu dan televisi yang tidak diperlukan dan mematikan lampu luar rumah pukul 5 pagi, mengumpulkan pakaian layak pakai untuk dibagikan kepada yang membutuhkan, tidak membuang sampah sembarang, mengumpulkan barang-barang bekas untuk dijual sebagai dana baksos, dan melawan budaya buang.
Surat Gembala Uskup Bandung mengajak mereka meningkatkan kesadaran humanis dan ekologis serta mengembangkan gerakan literasi teknologi dan keutuhan ciptaan sebagai bentuk perilaku tobat dalam menanggapi panggilan untuk menjadi suci.(PEN@ Katolik/pcp/michael)