Homili Paus: Umat Kristen diharapkan jauhi “semangat kelelahan” yang “menghilangkan harapan”

0
2170
cq5dam.thumbnail.cropped.750.422 (12)
Paus Fransiskus merayakan Misa di Casa Santa Marta (Vatican Media)

Merenungkan Bacaan Pertama dalam Misa di Casa Santa Marta, Vatikan, 9 Maret 2019, yang diambil dari Kitab Bilangan, Bil. 21:4-9, Paus Fransiskus mengatakan bahwa kadang-kadang orang Kristen “lebih suka kegagalan,” meninggalkan ruangan untuk mengeluh dan karena ketidakpuasan, lahan yang sangat bagus tempat iblis menabur benihnya.

Menurut bacaan itu, jelas Paus, umat Allah tidak tahan melakukan perjalanan itu: antusiasme dan harapan mereka ketika dibebaskan dari perbudakan di Mesir berangsur-angsur memudar, kesabaran mereka habis, dan mereka mulai bergumam dan mengeluh kepada Tuhan: “Mengapa kamu memimpin kami keluar dari Mesir, supaya kami mati di padang gurun ini?”

“Roh kelelahan menghilangkan harapan kita,” kata Paus seraya menambahkan bahwa “kelelahan itu selektif: selalu membuat kita melihat hal negatif di saat yang kita jalani, dan melupakan hal-hal baik yang telah kita terima.”

“Ketika kita merasa susah dan tidak tahan melakukan perjalanan, kita mencari perlindungan apakah dalam berhala atau mengeluh … (…) Roh kelelahan ini membuat kita umat Kristen tidak puas (…) dan semuanya jadi salah … Yesus sendiri yang mengajar hal ini kepada kita saat Dia mengatakan bahwa kita seperti anak-anak yang bermain game ketika dikuasai oleh semangat ketidakpuasan ini.

Paus mengatakan, ada orang Kristen menyerah pada “kegagalan” tanpa menyadari bahwa itu menciptakan “lahan sangat bagus untuk iblis.” Mereka “takut akan penghiburan”, “takut akan harapan”, “takut pada belaian Tuhan,” kata Paus.

Paus menyesalkan fakta bahwa inilah kehidupan banyak orang Kristen: “Mereka hidup sambil mengeluh, mereka hidup sambil mengkritik, mereka bergumam dan tidak puas.”

“Umat Allah tidak tahan melakukan perjalanan itu. Kita orang Kristen sering tidak tahan melakukan perjalanan. Kita lebih suka kegagalan, itulah kesusahan.”

Paus mengatakan itulah kesusahan ular: ular purba, ular dari Taman Eden. Di sini, itu simbol ular yang sama yang menggoda Hawa, jelas Paus. Itulah cara menunjukkan ular di dalam yang selalu menggigit di saat kesusahan.

Mereka yang menghabiskan hidupnya dengan mengeluh adalah mereka yang “lebih suka kegagalan,” kata Paus seraya mengajak umat Kristen untuk meminta Tuhan membebaskan kita dari penyakit ini. “Semoga Tuhan, selalu memberi kita harapan untuk masa depan dan kekuatan untuk terus berjalan,” pinta Paus.(PEN@ Katolik/pcp berdasarkan laporan Linda Bordoni dari Vatican News)

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here