Uskup Atambua Mgr Dominikus Saku Pr memperingati Hari Orang Sakit se-Dunia di keuskupannya dengan memberikan rekoleksi bagi tenaga medis se-Kabupaten Timor Tengah Utara, NTT, yang mengajak peserta bekerja dengan baik dan profesional, serta mendorong umat untuk memelihara hidup sehat.
Hari Orang Sakit se-Dunia ke-27 dirayakan setiap tahun tanggal 11 Februari, namun rekoleksi di Aula Paroki Santa Teresia, Kefamenanu, itu dilaksanakan 16 Februari. Kepala Dinas Kesehatan TTU Dokter Zakharias Derry Fernandes serta para dokter, perawat, dan bidan se-Kabupaten TTU hadir dalam rekoleksi yang diakhiri dengan Misa yang dipimpin oleh Mgr Dominikus Saku.
Menurut Mgr Dominikus Saku, Gereja ingin menyemangati dan memberikan penguatan supaya tenaga medis terdorong melaksanakan tugas pelayanan kepada orang-orang sakit dengan baik.
Maka Gereja mengajarkan agar di antara sesama manusia bukan hanya terjadi hubungan legal-formal dokter dengan pasien, tetapi “hubungan saudara dan saudari yang dipanggil bersama-sama untuk membangun kehidupan yang lebih baik.”
Kesehatan, jelas uskup, diyakini oleh Gereja sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari pengembangan diri manusia yang terintegrasi, berwadah di dalam masyarakat. “Orang yang tidak sehat secara jasmani diandaikan juga tidak sehat secara rohani, orang yang terganggu secara fisik diandaikan juga iman, harapan, dan kasih akan ikut terganggu,” kata Mgr Domi.
Gereja juga berharap memberikan penyadaran kepada petugas kesehatan agar terdorong untuk melaksanakan tugasnya secara profesional. “Profesional pertama dari kualitas pribadi pelayannya. Dokter yang diberikan segala macam peralatan belum tentu bisa menyembuhkan pasien dan belum tentu juga bisa menyapa pasien bila sikap profesional tidak keluar dari hatinya untuk menyembuhkan orang sakit,” lanjut Mgr Domi.
Dengan kedua aspek itu, kata Uskup Atambua, “kita juga ingin menyadarkan pasien yang dirawat di rumah sakit bahwa pasien sendiri merupakan sumber dari kesembuhan itu dan pasien perlu bekerjasama dengan tenaga kesehatan, karena rumusnya setiap pasien adalah dokter untuk diri sendiri.”
Gereja juga berharap mendorong umat beriman “agar ikut serta bertanggung jawab terhadap pemeliharaan dan pengembangan hidup yang sehat,” kata Mgr Domi seraya meminta semua umat beriman menjalani keluarga dan pola hidup yang sehat sehingga menyumbang dan mengembangkan kesehatan keluarga, masyarakat, bangsa dan Gereja.(PEN@ Katolik/Yulius Salu)