“Estafet pelayanan misi Kerajaan Allah di Keuskupan Agung Merauke yang sudah dilakukan para perintis yakni para misionaris, imam dan biarawan-biarawati, serta para guru dan katekis awam dari Tanimbar dan Kei harus dilanjutkan. Ini tugas mulia yang dipercayakan oleh Tuhan.”
Pastor Andreas Fanumbi Pr mengucapkan seruan itu dalam homili Misa Syukur Pesta Perak Imamatnya bersama Keluarga Tanimbar di Gedung Serba Guna Vertenten Sai, kompleks Katedral Santo Fransiskus Xaverius, Merauke, 15 September 2018. Dalam Misa bertema ‘Berbagi dari Kekurangan’ itu, imam yang akrab disapa Pastor Andy itu didampingi konselebran Pastor Antonius Fanumbi MSC dan Pastor John Kandam Pr.
Di gedung Vertenten Sai yang dulu digunakan sebagai Katedral Mereuke itu, Pastor Andy mengajak seluruh anak perintis untuk melanjutkan misi Kristus di negeri Anim-Ha. “Tempat ini menjadi tempat bersejarah, karena para perintis, yakni para Misionaris Hati Kudus Yesus (MSC) datang ke tempat ini bersama para katekis, tokoh agama, guru dan perintis lain yang dibawanya. Sebagai anak perintis dan mewakili seluruh anak perintis, saya berbicara di tempat ini.”
Anak-anak perintis adalah anak-anak para guru dan katekis dari suku Tanimbar dan Kei, yang dibawa oleh para misionaris Belanda ke Papua Selatan. Pastor Andy sendiri berasal dari suku Tanimbar namun lahir dan besar di Papua. Imam itu adalah juga anak dari perintis.
Estafet harus mereka lanjutkan dan tidak boleh berhenti, minta imam itu seraya menegaskan bahwa dia pun wajib melanjutkan misi Kristus. “Komitmen saya, 25 tahun yang akan datang, adalah fokus pada option for the poor, perhatian bagi orang-orang miskin. Inilah misi khusus yang harus dilanjutkan oleh anak-anak perintis,” tegas imam itu.
Pastor Andy mengingatkan bahwa saat ini, Merauke memiliki potret yang baru yaitu potret kemiskinan di seluruh pinggiran kota, potret buruk dari semua pelayanan yang tidak difokuskan kepada mereka. “Melihat potret ini, sebagai seorang imam, saya bertekad terus membaharui diri dengan pertobatan,” kata imam itu.
Seluruh anak perintis lalu diajak untuk bersama-sama melaksanakan misi Kristus yang dipercayakan para pendahulu. Seluruh anak perintis, tegas Pastor Andy, “harus memberikan pelayanan tulus kepada orang asli Papua dan seluruh umat Allah.”
Ingatlah, seru imam itu, “tete-nenek kita berbagi dari kekurangan, maka kita pun juga berbagi dari kekurangan. Kita memberi apa yang ada pada kita. Kita harus keluar dari zona nyaman dan pergi ke zona yang ada tantangan untuk memberitakan bahwa domba-domba Kristus harus mendapat porsi yang sesungguhnya untuk karya pelayanan lebih jauh,” tegas Pastor Andy.
Di akhir homili, Pastor Andy berharap Keluarga Besar Tanimbar, Keluarga Besar Kei dan lain-lain berbagi dari kekurangan. “Tuhan mengharapkan supaya kita berbagi dari kekurangan dan kita memberi dengan tulus, kita memberi dengan kesederhanaan, kita memberi dengan ikhlas. Maka pemberian kita itu akan diberkati oleh Tuhan,” kata Pastor Andy. (PEN@ Katolik/Yakobus Maturbongs)
Artikel Terkait:
Pastor Andy Fanumbi rayakan pesta perak dengan operasi bibir sumbing dan gerakan seribu rupiah
Anak anak katolik harus bisa jadi yang terdepan untuk jalan kebenaran bagi tuhanku dan tuhanmu.