Jumat, November 22, 2024
28.1 C
Jakarta

Pengurus Kawanua Katolik Jabodetabek dilantik untuk “membasuh kaki” teman-temannya

Bendera1

Pengurus lengkap Kawanua Katolik Jabodetabek dilantik bukan untuk berkuasa, bukan untuk memerintah, bukan untuk memberikan instruksi, tetapi untuk menjadi pelayan, untuk membungkuk dan mencuci kaki teman-teman mereka, umat Katolik Kawanua yang tinggal di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek), kata Pastor Johny Luntungan MSC.

“Jika Anda yang dilantik sore hari ini memiliki semangat untuk dilayani, coret namanya. Kalau Anda yang akan dilantik minta untuk diistimewakan, dinomorsatukan, selalu disebut namanya, delete namanya. Tetapi, kalau Anda siap memberikan apapun yang Anda miliki bahkan nyawa Anda untuk kemuliaan nama Tuhan dan untuk nama baik Kawanua Katolik Jabodetabek, Anda adalah pengurus yang belum kerja tetapi sudah membuat sesuatu yang istimewa,” lanjut imam itu.

Provinsial MSC Indonesia Pastor Johny Luntungan MSC berbicara dalam homili Misa Natal 2017 dan Tahun Baru 2018 Kawanua Katolik Jabodetabek yang dirayakan di Graha Zeni Angkatan Darat, Jakarta, 14 Januari 2018. Tema Misa itu menggunakan motto organisasi itu Nos Unum Sumus (kita adalah satu) yang bersinergi dengan semboyan Sulawesi Utara “Torang Samua Basudara.” Ketua Umum Kerukunan Keluarga Kawanua (KKK) Angelica Tengker serta beberapa tokoh masyarakat Kawanua lainnya di Jabodetabek juga hadir.

Di depan sekitar 800 umat yang hadir, imam yang diangkat sebagai moderator dari pengurus sebesar 75 orang itu mengingatkan mereka yang hendak dia lantik agar bertanya, “kalau saya mendapat trust (kepercayaan) dari teman-teman Kawanua Katolik, siapkah saya jalankan kepercayaan itu dengan berani melepaskan kepentingan pribadi dan keuntungan diri sendiri dan selalu memprioritaskan ad maiorem dei gloriam (untuk kemuliaan Allah), dan untuk mengedepankan kepentingan orang lain?”

Seusai homili, nama-nama pengurus dibaca dan semuanya datang ke depan altar. Pastor Luntungan lalu berdoa dan memberkati serta memerciki mereka dengan air kudus. Di depan bendera Merah Putih dan Bendera Kawanua Katolik yang juga berdiri di depan altar, para pengurus mengungkapkan janji mereka.

Organisasi kemasyarakatan itu resmi diproklamirkan pada Perayaan Syukur Tahbisan Uskup Manado Mgr Rolly Untu MSC di Aula Sekolah Tarsisius Kemakmuran, 26 Agustus 2017, dan dihadiri Vikaris Jenderal Keuskupan Agung Jakarta. Dewan Presidium 2018-2023 dipimpin oleh Stefanus Rengkuan sebagai ketua dan Welly Boseke, John Puah serta Stella Mamahit masing-masing sebagai wakil ketua, serta J Maxi Paat sebagai sekretaris jenderal, dan Sonny Liauw sebagai bendahara.

Organisasi itu memiliki bidang Seni, Budaya dan Pariwisata; Kesejahteraan Sosial; Pendidikan dan Kaderisasi; Liturgi; Keadilan, Perdamaian, Keutuhan Ciptaan; Ekonomi dan Pengembangan Usaha; Olahraga, Kepemudaan, dan Kreativitas; Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak; Kesehatan; Public Relation dan Humas; serta Multi Media dan Dokumentasi.

Di bagian penutup Misa, Stefanus Rengkuan mengajak seluruh warga Kawanua Katolik untuk terus bekerja sama memajukan organisasi yang baru itu, dan mendorong agar organisasi itu bekerja sama dengan semua kelompok Kawanua dan semua kelompok etnis berlabel Katolik yang ada di Jabodetabek.

Seusai Misa, kelompok Tari Selendang Biru, Tari Jajar Orang Muda Katolik Kawanua Katolik Jabodetabek, Kor Kerukunan Keluarga Kawanua Katolik Kalvari, Musik Kolintang, dan Tari Kabasaran menghibur para undangan sambil makan kue-kue dan makanan malam khas Manado.

Siaran pers, yang dikeluarkan pengurus yang baru dilantik itu, menulis bahwa kehadiran organisasi Kawanua Katolik Jabodetabek disambut oleh warga Kawanua Katolik, karena sudah lama dinantikan. “Terasa ada kerinduan hadirnya suatu wadah yang dapat menghimpun warga Kawanua Katolik untuk terus bersatu dan bersama-sama berkarya lewat berbagai potensi yang ada, termasuk dalam pelestarian nilai-nilai luhur leluhur Minahasa,” tulisnya.

Organisasi itu, lanjutnya, juga hadir karena merasa keragaman suku, budaya, agama, bahasa dan adat-istiadat yang ada di Indonesia merupakan suatu kekayaan yang potensial dan disyukuri untuk memperkuat kepribadian bangsa menjadi suatu bangsa yang besar. (paul c pati)

Doa dan Berkat

JanjiPengurusPercikanMisa1Selendang Biru

 

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini