FLORES TIMUR, Pena Katolik – Kabar gembira datang bagi umat Katolik di Keuskupan Larantuka, Nusa Tenggara Timur. Vatikan akan mengumumkan secara resmi uskup baru untuk Keuskupan Larantuka pada Sabtu, 22 November 2025, pukul 12.00 waktu Vatikan atau 18.00 WIB.
Sekretaris Jenderal Keuskupan Larantuka, Romo Fransiskus Kwaelaga, menyampaikan bahwa pengumuman ini akan dilakukan bersamaan di Larantuka dan di Vatikan. Pada umumnya, di Roma pengumuman uskup baru akan disampaikan dalam pemberitaan l’osservatore Romano. Romo Frans mengajak seluruh imam, biarawan-biarawati, dan umat untuk bersatu dalam doa syukur.
Pada saat pengumuman nanti, akan disampaikan dalam Vesper di Katedral Reinha Rosari Larantuka. Uskup baru ini akan menggantikan Mgr. Fransiskus Kopong Kung, yang telah berusia 75 tahun.
Mgr. Fransiskus Kopong Kung memulai panggilan imamatnya dengan ditahbiskan sebagai imam pada Selasa, 29 Juni 1982. Dua dekade kemudian, ia dipercaya Tahta Suci sebagai Uskup Koajutor Keuskupan Larantuka pada Selasa, 2 Oktober 2001, dan ditahbiskan menjadi uskup pada Kamis, 10 Januari 2002. Penahbisan tersebut dipimpin oleh Uskup Larantuka, Mgr. Darius Nggawa, SVD, dengan didampingi Uskup Agung Ende Mgr. Longinus Da Cunha dan Uskup Jayapura Mgr. Leo Laba Ladjar, OFM.
Dalam penggembalaannya, Mgr. Frans memilih dua motto yang menjadi pedoman hidupnya: “Aku ini hamba Tuhan” (Luk 1:30) dan “Semoga mereka semua bersatu, supaya dunia percaya” (Yoh 17:21). Motto ini mencerminkan kerendahan hati sekaligus komitmen kuat untuk membangun persatuan umat. Seiring dengan pengunduran diri Mgr. Darius Nggawa pada Rabu, 16 Juni 2004, Mgr. Frans secara otomatis melanjutkan kepemimpinan Keuskupan Larantuka.
Dalam perjalanan pelayanannya, ia juga dipercaya menjadi Uskup Pentahbis Pendamping bagi Mgr. Silvester Tung Kiem San saat ditahbiskan sebagai Uskup Denpasar pada Kamis, 19 Februari 2009. Selain itu, sejak 2012 ia menjabat sebagai Ketua Komisi Keluarga Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) selama dua periode. Pada masa kepemimpinannya, Gereja Katolik Indonesia menggelar Sidang Agung Gereja Katolik Indonesia (SAGKI) 2015 dengan tema “Keluarga Katolik: Sukacita Injil”, menegaskan pentingnya keluarga sebagai pusat perhatian pastoral.
Mgr. Frans juga dikenal bijaksana dalam menyikapi dinamika sosial. Ketika para imam di Dekanat Lembata menggelar demonstrasi menuntut keadilan atas kasus pembunuhan berencana terhadap Lorens Wadu, ia tidak melarang aksi tersebut, namun mengingatkan agar para imam tidak terjebak dalam politik praktis.
Pada Rabu, 26 September 2018, ia kembali bertindak sebagai Uskup Pentahbis Pendamping bagi Mgr. Ewaldus Martinus Sedu, uskup ketiga Keuskupan Maumere. Penahbisan ini dilakukan bersama Uskup Agung Ende, Mgr. Vincentius Sensi Potokota, dengan Uskup Penahbis Utama Mgr. Gerulfus Kherubim Pareira, SVD, pendahulu Mgr. Ewald di Maumere.
Dengan rekam jejak panjangnya, Mgr. Fransiskus Kopong Kung dikenang sebagai gembala yang teguh dalam prinsip, rendah hati dalam pelayanan, dan konsisten menempatkan keluarga serta persatuan umat sebagai inti dari karya pastoralnya.
