Home BERITA TERKINI Benarkah St. Yudas Tadeus Mempelai di Kana?

Benarkah St. Yudas Tadeus Mempelai di Kana?

0

KANA, Pena Katolik — Kisah mukjizat pertama Yesus di pesta pernikahan di Kana, di mana air diubah menjadi anggur (Yohanes 2:1-11), telah lama menjadi sumber perenungan umat Kristiani. Namun, satu pertanyaan menarik terus bergema sepanjang sejarah: siapakah sebenarnya mempelai pria dalam peristiwa tersebut?

Meskipun Injil Yohanes tidak menyebutkan secara eksplisit siapa yang menikah, kemungkinan besar adalah kerabat dekat atau sahabat keluarga. Indikasi kesimpulan ini berlandasketerlibatan langsung Maria dan Yesus dalam pesta itu, bahkan hingga campur tangan Yesus dalam menyelamatkan pesta dari kehabisan anggur. Ini menunjukkan bahwa mempelai masih memiliki ikatan keluarga dengan Keluarga Kudus.

Salah satu teori menarik datang dari Nicephorus Callistus, seorang sejarawan Gereja asal Yunani abad ke-14. Ia mengemukakan bahwa mempelai pria di Kana mungkin adalah St. Yudas Tadeus, salah satu dari kedua belas rasul. Meski sumber-sumber yang Callistus kini tidak lagi tersedia, dan klaim ini tidak dapat diverifikasi secara historis, gagasan tersebut tetap menjadi bahan refleksi yang menggugah.

Terlepas dari benar tidaknya teori itu, Kitab Suci menyebut Yudas (bukan Iskariot) sebagai salah satu “saudara” Yesus (bdk. Mat 13:55) dan seorang rasul yang setia. Ia juga dikenal sebagai penulis Surat Yudas, kitab kedua terakhir dalam Perjanjian Baru. Dalam Injil Yohanes 14:22-23, Yudas Tadeus mengajukan pertanyaan langsung kepada Yesus, menunjukkan kedekatannya dengan Sang Guru.

Setelah wafat dan kebangkitan Kristus, St. Yudas dikenal sebagai pewarta Injil yang gigih. Ia mengabarkan Kabar Baik ke Yudea, Irak, Armenia, Libya, Turki, hingga Persia (Iran). Bersama St. Simon, ia dipercaya menjadi martir di Lebanon sekitar tahun 65 Masehi. Keduanya dimakamkan berdampingan di Basilika Santo Petrus, Vatikan.

St. Yudas Tadeus dikenal luas sebagai pelindung perkara-perkara yang mustahil atau “kasus-kasus yang hilang harapan.” Tradisi menyebut bahwa karena namanya mirip dengan Yudas Iskariot, banyak orang enggan berdoa kepadanya. Namun justru karena jarang dipanggil, ia diyakini menjadi perantara yang sangat murah hati bagi mereka yang benar-benar putus asa.

Beberapa tradisi juga mengaitkan St. Yudas dengan Yudas dari Edessa atau Addai, salah satu dari 72 murid Yesus. Ia dikenal dalam Gereja Katolik Khaldea dan Gereja Timur Asiria, serta dikaitkan dengan Doa Syukur Agung Addai dan Mari—salah satu liturgi Ekaristi tertua yang masih digunakan hingga kini.

Bagi umat Katolik Indonesia, kisah St. Yudas Tadeus menjadi bagian dari sejarah Gereja universal, inspirasi iman: bahwa dalam keputusasaan, ada pengharapan; dalam ketidakpastian, ada kesetiaan. Dan dalam setiap doa yang tulus, ada seorang rasul yang siap menyampaikan permohonan kita kepada Tuhan. St. Yudas Tadeus, doakanlah kami.

Tidak ada komentar

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version