Home BERITA TERKINI 108 imam UNIO Projo Papua mengadakan pertemuan di Merauke

108 imam UNIO Projo Papua mengadakan pertemuan di Merauke

0

MERAUKE, Pena Katolik – Uskup Agung Merauke, Mgr Petrus Canisius Mandagi MSC dihadapan semua umat katolik dan para imam projo di Papua dalam misa yang berlangsung di Katedral St. Fransiskus Xaferius Merauke. Dia mengungkapkan terima kasih atas kehadiran para imam projo di Tanah Papua. Dia mengungkapkan terima kasih saat menyambut tamu yang luar biasa atas kehadiran para pastores di Papua, Selasa-Jumaat 17  Oktober 2025.

Dia mengungkapkan rasa senangnya karena bisa bertemu 108 imam projo di Merauke. Dia mengatakan, syukur kepada Allah karena hampir dipecat sebagai Uskup Agung Merauke.

“Syukur sebelum dipecat bisa bertemu dengan anda sekalian,” katanya.

Mgr. Mandagi menyambut para imam diosesan tersebut dengan empat kali terima kasih, dan luar biasa berkali-kali. Dia mengatakan keluar biasaan tercermin dalam perjumpaan temu imam projo di Papua, saat ini dengan berbicara tentang era globalisasi.

Ia menegaskan pentingnya pertemuan dalam suasana kekeluargaan bagi seluruh imam projo se-Papua agar semakin kuat menghidupi panggilan imamat berlandaskan pertolongan Kristus. Dalam kesempatan itu, ia berterima kasih atas kesediaan para imam untuk duduk bersama dan berdiskusi sesuai situasi nyata di Papua. Ia juga menghimbau agar para imam diosesan dapat diterima oleh umat di kevikepan Merauke, sebab melalui kehadiran mereka, iman dan semangat kekatolikan umat akan semakin bertumbuh.

“Sungguh luar biasa, kalian meninggalkan kesibukan untuk hadir di sini. Kalian imam projo Papua yang setia kepada panggilan dan kepada Uskupnya,” ujarnya penuh apresiasi. Ia mengingatkan agar para imam tidak terjebak dalam arus zaman dan tidak hidup seperti “kaum Farisi modern.” Mengutip Paus Fransiskus, ia menekankan bahwa imam sejati adalah mereka yang berhati dekat dengan Tuhan dan sesama.

Ia juga menegaskan pentingnya kesetiaan dan persaudaraan di antara para imam. “Imam tidak boleh melawan Uskup, sebab melawan berarti memutuskan diri dari persaudaraan imam,” tegasnya. Ia menilai, sikap menutup diri atau enggan berelasi dengan sesama imam—misalnya dengan tidak ikut rekreasi bersama—menunjukkan penolakan terhadap semangat pelayanan pastoral yang sejati.

“Seorang imam projo dekat dengan uskup,imam serta umat sehingga menjadi imam yang berbulu domba,” ungkapnya. Dia mengutipPaus Fransiskus dan ditegaskan Paus Leo XIV  hendaklah para imam harus mengasihi Tuhan dan semua saudara, berikanlah dirimu dengan murah hati, sungguhlah menjalankan Sakramen dan selalu berdoa terutama adorasi.

“Jangan gentar dengan kelemahan pribadi, karena Tuhan tak mencari imam yang sempurna,” tutupnya.

Romo Florens Maxi Bria, Ketua Unio Indonesia mengajak para imam diosesan yang saat ini yang suka rela membangun komitmen, hadir sebagai imam. Dia mengatakan Yesus Kristus secara metafora hadir bersama banyak orang, terlebih bersatu dengan uskup sebagai gembala bersama umat untuk pelayanan pastoral yang berdampak pada umat.

“Jadi imam dioesesan menyatukan diri dengan Tuhan Uskup, umat serta memupuk persaudaraan antar imam projo,” ujarnya.

Romo Emanuel Dasantosantos Djogo, Ketua Panitia mengucakan banyak berterima kasih atas kehadiran para imam di rumah umat. Dia mengatakan walaupun Keuskupan Timika tidak hadir karena Musyawarah dan Thabisan imam, seluruh imam projo mendukung keputusan yang digariskan oleh Unio Indonesia terhadap seluruh keputusan bersama imam projo se-Papua.

“Terima kasih atas model Temu Unio Papua berlangsung dengan dua bagian yaitu live in di rumah umat serta studi di rumah bina di Keuskupan Agung Merauke,” katanya. Turut hadir Bupati Merauke Yoseph Baldib Gebzew dengan beberapa pejabat. (Agapitus Batbual/Merauke)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version