MEDAN, Pena Katolik — Uskup Agung Emeritus Medan, Mgr. Alfred Gonti Pius Datubara, O.F.M.Cap dipanggil Tuhan hari ini, 17 Oktober 2025 pada usia 91 tahun. Mgr. Datubara lahir pada 12 Februari 1934. Ia ditahbiskaan menjadi Uskup Agung Medan pada 24 Mei 1976 dan memasuki masa pensiun pada 12 Februari 2009.
Selama hidupnya, Mgr. Datubara dikenal sebagai salah satu tokoh penting dalam sejarah Gereja Katolik di Indonesia. Ia tercatat sebagai uskup Katolik pertama yang berlatar Suku Batak.
Perjalanan panggilan imamat Mgr. Pius dimulai ketika ia ditahbiskan menjadi imam pada 22 Februari 1964 oleh Uskup Agung Medan saat itu, Mgr. Antoine Henri van den Hurk. Setelah lebih dari satu dekade melayani, pada 5 April 1975 ia diangkat sebagai Uskup Auksilier Medan dengan gelar Uskup Tituler Novi. Penahbisannya sebagai uskup berlangsung pada 29 Juni 1975 oleh Uskup Agung Semarang, Justinus Kardinal Darmojuwono, dengan dua uskup ko-konsekrator, yakni Mgr. Antoine Henri van den Hurk (Uskup Agung Medan) dan Mgr. Raimundo Cesare Bergamin SX (Uskup Padang).
Setahun kemudian, tepat pada 24 Mei 1976, Mgr. Pius Datubara resmi menggantikan Mgr. van den Hurk sebagai Uskup Agung Medan. Dalam misa pelantikan yang bersejarah itu, umat Katolik Sumatera Utara menyambut penuh syukur dan kebanggaan atas terpilihnya putra Batak pertama sebagai gembala utama Keuskupan Agung Medan.
Selama lebih dari tiga dekade kepemimpinannya, Mgr. Pius dikenal sebagai sosok yang rendah hati, tegas, dan berkomitmen membangun Gereja yang berakar kuat dalam budaya lokal sekaligus terbuka terhadap semangat universal Gereja Katolik.
Warisan rohani dan teladan hidup Mgr. Datubara akan tetap dikenang sebagai inspirasi bagi para imam, religius, dan umat Katolik di seluruh Indonesia, khususnya di Tanah Batak, tempat benih panggilannya tumbuh dan berbuah bagi Gereja.