JAKARTA, Pena Katolik – Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Konferensi Waligereja Indonesia (Komisi HAK KWI) resmi meluncurkan buku berjudul Deklarasi Istiqlal, Refleksi dan Tantangan Seluas Indonesia di Henry Soetio Hall, Gedung KWI, Jakarta, Rabu 10September 2025.
Peluncuran ini bertepatan dengan peringatan satu tahun penandatanganan Dokumen Deklarasi Istiqlal (DDI) yang dilakukan oleh Paus Fransiskus dan Imam Besar Masjid Istiqlal sekaligus Menteri Agama RI, KH Nasaruddin Umar.
Sekretaris Eksekutif Komisi HAK KWI sekaligus editor buku, Romo Aloys Budi Purnomo, menegaskan bahwa buku tersebut lahir dari kerja kolaboratif lintas pihak.
“Harapan kami, terbitnya buku ini dapat membantu memperluas dan memperdalam pemahaman atas DDI sehingga semakin berdampak dalam kehidupan bersama di Indonesia,” ujarnya.
Buku ini berisi refleksi lintas agama mengenai dua krisis besar dunia: dehumanisasi dan perubahan iklim. Sebagaimana tertuang dalam Dokumen DDI 2024, ada empat poin utama yang diserukan, yakni: pertama, Memajukan nilai-nilai tradisi agama untuk mengatasi kekerasan dan kerusakan lingkungan. Kedua, mendorong kerja sama para pemimpin agama. Ketiga, memperkuat dialog antarumat beragama. Keempat, menjaga kelestarian lingkungan hidup demi generasi mendatang.
Menteri Agama, Nasaruddin Umar menjadi pembicara kunci dalam launching buku ini. Ia menjadi pembicara bersama Ketua Presidium KWI Mgr Antonius Subianto Bunjamin OSC dan Ketua Komisi HAK KWI Mgr Christophorus Tri Harsono.
Sejumlah tokoh lintas iman juga turut hadir, antara lain perwakilan dari Gusdurian, Komunitas Laudato Si’, FUKRI, ICRP, Majelis Istiqlal, serta kelompok lintas agama lainnya. Kehadiran mereka menegaskan semangat Deklarasi Istiqlal untuk memperkokoh kerukunan, menjunjung martabat kemanusiaan, dan menjaga bumi bersama.
