Home RENUNGAN Bacaan dan Renungan Selasa 16 September 2026, Pekan Biasa XXIV, Peringatan Wajib...

Bacaan dan Renungan Selasa 16 September 2026, Pekan Biasa XXIV, Peringatan Wajib St. Kornelius, St. Siprianus (Merah)

0

Bacaan I – 1Tim. 3:1-13

Benarlah perkataan ini: “Orang yang menghendaki jabatan penilik jemaat menginginkan pekerjaan yang indah.”

Karena itu penilik jemaat haruslah seorang yang tak bercacat, suami dari satu isteri, dapat menahan diri, bijaksana, sopan, suka memberi tumpangan, cakap mengajar orang, bukan peminum, bukan pemarah melainkan peramah, pendamai, bukan hamba uang, seorang kepala keluarga yang baik, disegani dan dihormati oleh anak-anaknya.

   Jikalau seorang tidak tahu mengepalai keluarganya sendiri, bagaimanakah ia dapat mengurus Jemaat Allah?

Janganlah ia seorang yang baru bertobat, agar jangan ia menjadi sombong dan kena hukuman Iblis. Hendaklah ia juga mempunyai nama baik di luar jemaat, agar jangan ia digugat orang dan jatuh ke dalam jerat Iblis.

Demikian juga diaken-diaken haruslah orang terhormat, jangan bercabang lidah, jangan penggemar anggur, jangan serakah, melainkan orang yang memelihara rahasia iman dalam hati nurani yang suci.

Mereka juga harus diuji dahulu, baru ditetapkan dalam pelayanan itu setelah ternyata mereka tak bercacat. Demikian pula isteri-isteri hendaklah orang terhormat, jangan pemfitnah, hendaklah dapat menahan diri dan dapat dipercayai dalam segala hal.

Diaken haruslah suami dari satu isteri dan mengurus anak-anaknya dan keluarganya dengan baik. Karena mereka yang melayani dengan baik beroleh kedudukan yang baik sehingga dalam iman kepada Kristus Yesus mereka dapat bersaksi dengan leluasa.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Mzm. 101:1-2ab,2cd-3ab,5,6

  • Aku hendak menyanyikan kasih setia dan hukum, aku hendak bermazmur bagi-Mu, ya TUHAN. Aku hendak memperhatikan hidup yang tidak bercela: Bilakah Engkau datang kepadaku? Aku hendak hidup dalam ketulusan hatiku di dalam rumahku.
  • Aku hendak memperhatikan hidup yang tidak bercela: Bilakah Engkau datang kepadaku? Aku hendak hidup dalam ketulusan hatiku di dalam rumahku. Tiada kutaruh di depan mataku perkara dursila; perbuatan murtad aku benci, itu takkan melekat padaku.
  • Orang yang sembunyi-sembunyi mengumpat temannya, dia akan kubinasakan. Orang yang sombong dan tinggi hati, aku tidak suka.
  • Mataku tertuju kepada orang-orang yang setiawan di negeri, supaya mereka diam bersama-sama dengan aku. Orang yang hidup dengan cara yang tak bercela, akan melayani aku.

Bacaan Injil – Luk. 7:11-17

Kemudian Yesus pergi ke suatu kota yang bernama Nain. Murid-murid-Nya pergi bersama-sama dengan Dia, dan juga orang banyak menyertai-Nya berbondong-bondong.

Setelah Ia dekat pintu gerbang kota, ada orang mati diusung ke luar, anak laki-laki, anak tunggal ibunya yang sudah janda, dan banyak orang dari kota itu menyertai janda itu.

Dan ketika Tuhan melihat janda itu, tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia berkata kepadanya: “Jangan menangis!”

Sambil menghampiri usungan itu Ia menyentuhnya, dan sedang para pengusung berhenti, Ia berkata: “Hai anak muda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah!”

Maka bangunlah orang itu dan duduk dan mulai berkata-kata, dan Yesus menyerahkannya kepada ibunya. Semua orang itu ketakutan dan mereka memuliakan Allah, sambil berkata: “Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah kita,” dan “Allah telah melawat umat-Nya.

Maka tersiarlah kabar tentang Yesus di seluruh Yudea dan di seluruh daerah sekitarnya.

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

***

Jangan Menangis

Yesus yang berbelas kasih kepada seorang janda di kota Nain. Ia hanya memiliki seorang anak laki-laki, dan anak itu meninggal. Sebagai seorang janda, kehilangan anak tunggal berarti kehilangan segalanya: tumpuan hidup, penghiburan, dan masa depan. Ketika iring-iringan penguburan lewat, Yesus datang menghampiri, tergerak oleh belas kasihan, dan berkata: “Jangan menangis.” Lalu Ia membangkitkan anak muda itu dari kematian dan menyerahkannya kembali kepada ibunya.

Kisah ini menyingkapkan hati Yesus yang penuh belas kasih. Ia tidak menunggu janda itu memohon, tidak menuntut syarat, tetapi Ia sendiri mendekat dan menyapa. Kehadiran-Nya membawa penghiburan dan kehidupan baru. Mukjizat ini juga menjadi tanda bahwa Yesus adalah Tuhan yang berkuasa atas hidup dan mati, sekaligus menggenapi nubuat para nabi bahwa Allah akan membangkitkan umat-Nya.

Kita belajar bahwa Yesus selalu hadir dalam duka kita. Ia melihat air mata kita, Ia mengerti kehilangan kita, dan Ia tidak tinggal diam. Sama seperti janda di Nain, kita pun sering merasa tak berdaya menghadapi penderitaan atau kehilangan. Namun Injil ini menegaskan bahwa Allah tidak jauh; Ia justru mendekat, mengulurkan tangan, dan menghidupkan kembali yang mati: harapan yang hilang, sukacita yang padam, semangat yang redup.

Selain itu, mukjizat ini mengingatkan kita pada misi Yesus yang membawa kehidupan baru, bukan hanya secara fisik, melainkan juga rohani. Setiap kali kita jatuh dalam dosa, Yesus ingin membangkitkan kita melalui pertobatan dan sakramen. Setiap kali hati kita dingin, Ia datang untuk menyalakan kembali kasih. Kita dipanggil untuk percaya bahwa tidak ada luka yang terlalu dalam bagi belas kasih Allah, dan tidak ada situasi yang terlalu gelap sehingga cahaya-Nya tak mampu menembus.

Akhir kisah menuturkan bahwa semua orang memuliakan Allah dan berkata: “Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah kita, dan Allah telah melawat umat-Nya.” Demikianlah iman lahir dari pengalaman akan kasih Allah. Semoga kita pun mampu melihat karya Tuhan dalam hidup kita, mensyukuri penghiburan yang Ia berikan, dan mewartakan bahwa Allah sungguh hidup di tengah umat-Nya.

Doa Penutup

Tuhan Yesus yang penuh belas kasih, Engkau hadir di tengah duka janda di Nain dan mengembalikan hidup kepada anaknya. Kami percaya, Engkau pun hadir dalam setiap air mata dan penderitaan kami. Sentuhlah hati kami yang sering lemah, bangkitkanlah kembali pengharapan kami yang pudar, dan perbaruilah iman kami. Ajarlah kami untuk selalu percaya bahwa kuasa-Mu lebih besar daripada segala kehilangan dan kematian. Semoga kami menjadi saksi kasih-Mu bagi sesama yang sedang berduka, sehingga mereka pun merasakan bahwa Engkau, Allah yang hidup, selalu melawat umat-Mu. Amin.

***

Santo Kornelius, Paus dan Martir

Sepeninggal Paus Fabianus pada tahun 250, Takhta Suci mengalami kekosongan kepemimpinan. Masalah-masalah yang menyelimuti Gereja terus saja meningkat. Akhirnya pada 25 Maret 251 kekosongan itu terisi lagi oleh terpilihnya Kornelius sebagai Paus.

Kornelius lahir kira-kira pada awal abad ke-3 di Roma. Ia seorang imam yang saleh dan bijaksana. Namun kepilihannya sebagai Paus tidak menyelesaikan semua masalah yang melanda Gereja. Gereja terus saja dirongrong baik dari luar maupun dari dalam. Pihak kekaisaran terus melancarkan aksi penganiayaan yang mengakibatkan banyak orang Kristen murtad dari imannya. Dalam tubuh Gereja sendiri, banyak imam baik di Roma maupun di Afrika bersikap keras terhadap orang-orang yang murtad itu.

Di bawah kendali Novatianus, imam-imam itu mengajarkan bahwa tak seorang pun yang telah menyangkal imannya dapat diterima kembali dalam persekutuan Gereja Kristus, kendatipun mereka membayarnya dengan sesal dan tobat yang mendalam serta denda yang besar. Ajaran ini dimaksudkan untuk melindungi tata tertib Gereja, namun secara tidak sadar justru bertentangan dengan asas-asas Injil Kristus.

Terhadap ajaran Novatianus, Paus Kornelius tidak segan-segan bertindah. Ia segera memanggil semua uskup untuk mengadakan konsili guna membahas ajaran dan sikap Novatianus dkk demi tegaknya kemurnian ajaran Injil suci. Semua uskup yang hadir dalam konsili itu mengutuk ajaran Novatianus dan mencapnya sebagai bidaah. Hal itu didasarkan pada sikap Kristus sendiri yang datang bukan untuk memanggil orang-orang yang saleh melainkan untuk memanggil orang-orang berdosa.

Sepeninggal Kaisar Gayus Decius, keadaan Gereja bertambah genting. Kaisar baru Gayus Vibius Trebunianus Gallus terus melanjutkan pengejaran terhadap umat Kristen. Atas perintahnya, Paus Kornelius ditangkap pada tahun 253 dan dibuang ke Civita Vecchia, sebelah utara kota Roma. Dari tempat pembuangannya, Kornelius tetap menyurati sahabatnya Siprianus, Uskup Kartago untuk meneguhkan hatinya dalam memimpin umatnya. Akhirnya Kornelius meninggal dunia di tempat pembuangannya sebagai akibat dari penderitaan hebat yang dialaminya. Jenazahnya dibawa kembali ke Roma dan dimakamkan di pekuburan Santo Kallistus.

Beato Viktor III, Paus

Viktor III lahir di Benevento, Italia pada tahun 1026/1027.  Mulanya ia masuk biara Santa Sophia di Benevento, Italia dan mendapat nama Desiderius. Kemudian ia masuk Ordo Benediktin di Monte Casino. Ia dikenal sebagai seorang rahib yang saleh dan bijaksana. Oleh karena itu pada tahun 1085, ia diangkat menjadi pemimpin biara (= Abbas) Monte Casino. Setahun kemudian ia ditahbiskan menjadi imam kardinal. Sebagai Abbas, ia berusaha memperbaiki kembali gereja biara Monte Casino dan membaharui disiplin hidup para Benediktin di dalam biara itu. Kecuali itu, ia berusaha menciptakan kedamaian bagi orang-orang Normandia.

Pada bulan Mei 1086, Desiderius diminta menjadi Paus. Dengan rendah hati, ia menolak jabatan mulia itu karena merasa diri tidak layak. Namun ia dipaksa untuk menjadi Paus demi kelanjutan kepemimpinan di dalam Gereja Kristus. Ia akhirnya menerima juga jabatan mulia itu dan mulai mengenakan pakaian kebesaran sebagai Paus.

Tetapi pada waktu itu, ia tidak bisa dengan leluasa memimpin Gereja karena situasi di dalam Gereja penuh dengan pertikaian antar berbagai pihak. Pertikaian itu memuncak dengan hadirnya Guibertus dari Ravenna sebagai Paus tandingan dengan nama Klemens III. Demi menghindari pertikaian yang semakin besar, Desiderius tidak berdiam di Roma sebagaimana mestinya seorang Paus. Ia pergi ke biaranya di Monte Casino. Di sana ia meletakkan lencana kePausan.

Setelah orang-orang Normandia berhasil mengusir Klemens III dari Roma, barulah dia datang ke Roma untuk memimpin Gereja Kristus. Di sana ia dilantik secara resmi menjadi Paus dengan nama Viktor III. Ia memimpin Gereja Kristus dari tahun 1086 sampai tahun 1087. Sumbangan terbesar Paus Viktor III ialah melancarkan Perang Salib untuk mengusir orang-orang Muslim dari Tanah Suci. Serdadu-serdadunya tidak saja memaksa orang-orang Muslim dari Tunis membayar upeti kepada Takhta Suci di Roma tetapi juga membebaskan para budak belian yang beragama Kristen dari penguasaan orang-orang Muslim. Paus Viktor III meninggal dunia di Monte Casino pada tanggal16 September 1087.

Santa Eufemia, Perawan dan Martir

Eufemia berarti ‘yang mempunyai nama baik’. Perawan dan martir suci ini dibunuh pada abad ke-4 pada masa pemerintahan Kaisar Diokletianus. Ia meninggal dunia karena imannya di Kalsedon setelah dimangsa oleh binatang-binatang buas dalam suatu pertunjukan. Sebuah gereja indah didirikan di Kalsedon untuk menghormati Santa Eufemia. Nama Eufemia semakin harum di dalam Gereja, karena Konsili Kalsedon yang besar itu diselenggarakan di dalam gereja Santa Eufemia itu.

Tidak ada komentar

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version