Home BERITA TERKINI Paus Leo XIV: Mengikuti Yesus Bukanlah “Hamparan Mawar”

Paus Leo XIV: Mengikuti Yesus Bukanlah “Hamparan Mawar”

0

Paus Leo XIV: Mengikuti Yesus Bukanlah “Hamparan Mawar”

CASTEL GANDOLFO, Pena Katolik – Dalam suasana damai dan alami di Taman Kepausan Castel Gandolfo, Paus Leo XIV mengadakan makan siang bersama lebih dari seratus orang miskin dan rentan yang didampingi oleh Caritas Keuskupan Albano, 17 Agustus 2025. Dalam kesempatan penuh kehangatan itu, Paus mengingatkan bahwa setiap manusia adalah citra Allah, dan bahwa kehadiran Tuhan bisa ditemukan dalam diri setiap orang.

“Yang paling indah dari seluruh ciptaan adalah manusia, karena kita diciptakan menurut gambar Allah,” ujar Paus Leo XIV secara spontan di bawah tenda besar yang disiapkan untuk acara tersebut.

Acara santap siang itu merupakan bagian dari inisiatif Borgo Laudato Si’ dan Keuskupan Albano Laziale, yang bertujuan membangun solidaritas nyata di tengah masyarakat melalui perjumpaan langsung dengan mereka yang hidup dalam keterbatasan.

Di hadapan para tamu yang terdiri dari tunawisma, penghuni rumah singgah, dan mereka yang mendapatkan bantuan dari pusat-pusat pendampingan Caritas, Paus menekankan makna mendalam dari tindakan “memecah roti bersama.”

“Ini bukan sekadar makan bersama, tapi tindakan iman. Saat kita berbagi roti, kita mengenali Kristus yang hadir di tengah-tengah kita,” tuturnya.

Acara ini menjadi simbol nyata dari semangat Injil: menghadirkan kasih, kesetaraan, dan persaudaraan dalam tindakan konkret. Suasana kebersamaan, canda tawa, dan kehangatan pun terasa sepanjang acara berlangsung — membuktikan bahwa kasih Tuhan sungguh nyata ketika dihayati dalam komunitas.

Pesan Angelus

Paus Leo XIV dalam pesan Angelus pada hari Minggu, 17 Agustus 2025 mengingatkan umat Katolik bahwa mengikuti Yesus bukanlah perjalanan yang mudah, melainkan sebuah panggilan untuk menjadi “tanda pertentangan” di dunia.

Berbicara dari alun-alun pusat Castel Gandolfo sebelum mendoakan doa Angelus, Paus merefleksikan Injil hari Minggu ini (Luk 12:49-53), yang menurutnya adalah teks yang penuh tuntutan dan kejujuran. Ia menegaskan bahwa misi Yesus — dan para pengikut-Nya — bukanlah “hamparan mawar”, tetapi sering kali akan menghadapi penolakan, pertentangan, bahkan penderitaan.

“Menjadi atau berbuat baik tidak selalu disambut dengan tanggapan positif,” ujar Paus. “Sebaliknya, karena keindahan kebaikan kadang mengganggu mereka yang menolaknya, kita bisa saja menghadapi pertentangan keras, penghinaan, dan penindasan.”

Paus Leo XIV juga menyoroti bahwa kebenaran memiliki harga, dan bahwa banyak orang di dunia ini lebih memilih kebohongan. Namun, ia mendorong umat untuk tetap setia pada kebenaran dalam kasih, mengikuti teladan para martir yang rela mengorbankan hidup demi iman mereka.

Lebih lanjut, Paus memberikan contoh nyata dari kehidupan sehari-hari: orang tua yang berjuang mendidik anak dengan nilai-nilai baik, guru yang ingin membentuk murid dengan jujur, hingga politisi yang tetap teguh menjalankan misinya dengan integritas. Semua itu, menurutnya, menuntut keberanian dan kesetiaan pada ajaran Injil.

Mengutip Santo Ignatius dari Antiokhia, Paus mengingatkan: “Lebih baik bagiku mati dalam Yesus Kristus daripada memerintah sampai ke ujung bumi.”

        Di akhir pesan Angelus, Paus menyerukan doa kepada Maria, Ratu Para Martir, agar umat Katolik diberi keberanian dan kesetiaan untuk menjadi saksi Kristus dalam segala situasi, serta memberikan dukungan kepada mereka yang saat ini menderita karena iman mereka.

Setelah Angelus, Paus menyampaikan kedekatannya dengan rakyat Pakistan, India, dan Nepal yang terdampak banjir hebat, serta mendoakan para korban dan keluarga mereka. Ia juga menyerukan perdamaian dunia, berharap agar upaya menghentikan peperangan membuahkan hasil dan bahwa kesejahteraan bersama selalu menjadi prioritas dalam perundingan.

Paus juga mengapresiasi berbagai kegiatan evangelisasi dan kebudayaan yang berlangsung selama musim panas, seperti misi kaum muda di Riccione, yang menurutnya menunjukkan semangat Injil yang menginspirasi kreativitas dan komitmen dari berbagai kalangan.

Paus kemudian menyapa umat yang hadir di Castel Gandolfo, termasuk kelompok AIDO dari Coccaglio yang merayakan 50 tahun dedikasi untuk kehidupan, para donor darah AVIS dari Gavardo, kaum muda dari Casarano, serta para Suster Fransiskan Santo Antonius. Ia juga memberkati para peziarah yang menuju ke tempat ziarah Maria di Piekary, Polandia.

“Saya mengucapkan selamat hari Minggu yang penuh berkat untuk kalian semua,” tutup Paus dengan hangat.

Tidak ada komentar

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version