Home BERITA TERKINI Santo Benediktus Baru Berusia 20 Tahun, Ketika Ia Mendirikan Sebuah Biara.

Santo Benediktus Baru Berusia 20 Tahun, Ketika Ia Mendirikan Sebuah Biara.

0

ROMA, Pena Katolik – Apa yang mungkin dapat dilakukan oleh seorang berusia 20 tahun. Di zaman modern, pemuda berusia 20-an awal, mungkin masih berada di bangku kuliah, atau memulai sebuah pekerjaan untuk pertama kali setelah lulus sekolah menengah. Namun di usia 20, St. Benediktus sudah berhasil mendirikan sebuah biara dan memulai sebuah “laku hidup spiritual” yang spirit dan kharismanya bertahan sampai kini.

St. Benediktus dikenal sebagai “Bapak Monastisisme Barat”. Ia meletakkan aturan-aturan dasar hidup membiara yang bertahan hingga kini. Nyaris semua ordo/tarekat religius sedikit banyak mengambil inspirasi kehidupan rohaninya dari orang kudus ini.

Lahir pada 2 Maret 480, St. Benediktus adalah putra seorang bangsawan Romawi dari Nursia, sebuah daerah yang masuk wilayah Umbria.

Ia masih berusia sekitar 20 tahun, kemungkinan sebelum tahun 500, St. Benediktus melarikan diri sejauh 64 kilometer dari Kota Roma. Ia kemudian menemukan sebuah gua di dekat Subiaco, Italia.

Sebelumnya, St. Benediktus dikirim ke Roma untuk belajar. Tetapi, ia kecewa dengan studi akademis di sana. Ia kemudian berusaha melarikan diri dari kota besar itu dan bersama pengasuhnya menetap di Enfide yang terletak di pegunungan Simbruini, sekitar 50 km dari Roma dan tidak jauh dari Subiaco.

Awalnya, ia menjalani kehidupan sebagai seorang pertapa setelah bertemu dengan kepala biara dari sebuah biara di dekatnya. St. Benediktus bertemu dengan seorang biarawan, Romanus, yang biaranya berada di gunung di atas tebing yang menjorok ke gua. Bersama Romanus, ia banyak mendiskusikan tentang tujuan yang membawanya ke Subiaco. Ia lalu mendapat jubah biarawan.

Atas nasihat Romanus, St. Benediktus menjadi seorang pertapa dan selama tiga tahun, tanpa diketahui siapa pun, ia tinggal di gua di atas danau ini. Kesendirian ini tidak berlangsung lama, karena setelah wafatnya kepala biara di lingkungan itu, para anggota komunitas datang kepadanya dan memohon agar ia menjadi kepala biara.

St. Beneditus setuju, tetapi kehidupan bersama ini tidak berjalan baik, terbukti, komunitas itu mencoba meracuninya.

Regula Hidup Membiara

Tak lama kemudian, St. Benediktus hidup bersama sekelompok pertapa baru yang kemudian mendirikan beberapa biara di daerah tersebut.

Diterangi oleh cahaya ilahi, Benediktus menjadi mercusuar dan pembimbing bagi para gembala miskin yang mencari iman dan bagi orang-orang saleh yang membutuhkan bimbingan di jalan Tuhan.

Dengan demikian, sebutir gandum yang telah memilih untuk bersembunyi di tanah Subiaco telah melahirkan model baru hidup bakti, menjadi bulir gandum yang subur. Begitulah awal kelahiran Regula Santo Benediktus dan Ordo resmi Santo Benediktus.

St. Benediktus menulis regula (peraturan) bagi para biarawan yang hidup bersama di bawah otoritas seorang abbas. Peraturan ini terdiri dari tujuh puluh tiga bab pendek. Kebijaksanaannya terbagi dua: spiritual (bagaimana menjalani kehidupan yang berpusat pada Kristus di bumi) dan administratif (bagaimana mengelola biara secara efisien).

Lebih dari separuh bab menjelaskan bagaimana menjadi taat dan rendah hati, dan apa yang harus dilakukan ketika seorang anggota komunitas tidak taat dan rendah hati. Sekitar seperempat bab mengatur karya Tuhan. Sepersepuluh bab menguraikan bagaimana, dan oleh siapa, biara harus dikelola. Asketisme Benediktin dikenal karena kesederhanaannya.

Sampai kini, Regula St. Benediktus ini telah bertahan selama 1500 tahun dan mempengaruhi nyaris semua ordo/tarekat hidup bakti di seluruh dunia.

Pengaruh Luas

Awal Abad Pertengahan disebut “abad-abad Benediktin”. Pengakuan akan hal ini disampaikan pada bulan April 2008, Paus Benediktus XVI yang membahas pengaruh St. Benediktus terhadap Eropa Barat. Paus Benediktus XVI mengatakan, “dengan hidup dan karyanya, St. Benediktus memberikan pengaruh fundamental terhadap perkembangan peradaban dan budaya Eropa. St. Benediktus membantu Eropa bangkit dari “malam gelap sejarah” yang menyusul jatuhnya Kekaisaran Romawi.

St. Benediktus berkontribusi lebih besar daripada siapa pun terhadap kebangkitan kehidupan membiara di Barat (Gereja Katolik). Regulanya merupakan dokumen dasar bagi ribuan komunitas religius pada Abad Pertengahan.

Hingga saat ini, Regula Santo Benediktus merupakan Regula yang paling umum dan berpengaruh yang digunakan oleh biara-biara, lebih dari 1.500 tahun setelah penulisannya.

Sebuah basilika dibangun di tempat kelahiran St. Benediktus dan St. Skolastika. Reruntuhan rumah keluarga mereka digali dan dilestarikan. Namun, Gempa bumi pada tanggal 30 Oktober 2016 menghancurkan seluruh struktur basilika, hanya menyisakan fasad depan dan altar yang masih berdiri. Kini basilika sudah dibangun kembali.

Akhir Perjalanan

St. Benediktus wafat pada 21 Maret 547. Ia meninggal karena demam di Monte Cassino, tak lama setelah saudarinya, St. Skolastika. Ia dimakamkan di makam yang sama dengan saudarinya ini. Ia dinobatkan sebagai santo pelindung Eropa oleh Paus Paulus VI pada tahun 1964. Pada tahun 1980, Paus Yohanes Paulus II kembali mendeklarasikannya sebagai santo pelindung Eropa, bersama dengan St. Cirilius dan St. Metodius.

Dalam Kalender Romawi Umum pra-1970, pestanya diperingati pada tanggal 21 Maret, di hari kematiannya. Karena pada tanggal tersebut, peringatan liturgisnya akan selalu terhalang oleh perayaan Prapaskah, revisi Kalender Romawi Umum tahun 1969 memindahkan peringatannya ke tanggal 11 Juli.

Tidak ada komentar

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version