JAKARTA, Pena Katolik – Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (ISKA) menggelar seminar bertajuk “Menjawab Krisis: Tantangan dan Arah Baru Ekonomi Global dari Perspektif Indonesia” pada Sabtu, 24/5/2025. Seminar ini dalam rangka peringatan Dies Natalis ke-67.
Penasihat Khusus Presiden Bidang Energi, Purnomo Yusgiantoro mengatakan, kondisi ekonomi global saat ini memiliki kemiripan dengan krisis tahun 1998, terutama dari sisi konsumsi yang mengalami penurunan drastis. Ia lalu menyoroti fenomena kelas menengah yang terdorong ke kelompok berpenghasilan rendah.
Berhadapan dengan situasi ini, Purnomo mendorong peran penting ISKA dalam memberikan kontribusi nyata bagi bangsa di tengah ketidakpastian ekonomi. Ia mendorong ISKA memiliki tanggung jawab moral untuk menyikapi situasi ini.
“Kondisi ini harus dijawab dengan strategi yang tepat. ISKA sebagai komunitas intelektual Katolik memiliki tanggung jawab moral untuk tidak hanya mengamati, tetapi juga ikut berkontribusi dalam mengatasi krisis ini,” ujarnya.
Pembicara lain dalam seminar ini adalah Dendi Ramdani (Kepala Departemen Riset Industri dan Regional Bank Mandiri) dan Andreas Maryoto (Jurnalis Kompas). Dendi menjelaskan ketegangan perdagangan antara Cina dan Amerika Serikat yang membuka peluang bagi Indonesia. Ia menilai Indonesia memiliki kesempatan besar untuk mengambil alih sebagian pasar ekspor Cina ke Amerika, terutama di sektor-sektor tertentu yang potensial berkembang.
“Hubungan yang memburuk antara dua kekuatan ekonomi dunia itu harus bisa dimanfaatkan. Beberapa komoditas kita punya daya saing tinggi, dan inilah saatnya kita meningkatkan kapasitas produksi dan ekspor,” ujar Dendi.
Andreas menggarisbawahi pentingnya komunikasi publik dalam mengelola krisis. Ia menyebut media sosial sebagai saluran dominan dalam membentuk opini publik dan menekankan pentingnya ISKA.
Ketua PP ISKA, Lucky Yusgiantoro berharap seminar ini menjadi refleksi sekaligus ajakan untuk bertindak. Ia berharap, ISKA mampu merumuskan langkah-langkah nyata menjawab tantangan ekonomi global dengan pendekatan khas Indonesia yang berdaya saing dan berkeadilan sosial.
