Paskah adalah salah satu perayaan paling penting dalam tradisi Kristen, yang memperingati kebangkitan Yesus Kristus dari kematian setelah disalibkan. Kebangkitan Kristus bukan hanya suatu peristiwa sejarah, tetapi juga memiliki makna yang dalam bagi iman Kristen, memberikan pengharapan akan kehidupan kekal dan kemenangan atas dosa.
Pemikiran teologis dan filsafat dari seorang tokoh besar dalam sejarah pemikiran Kristen, St. Thomas Aquinas menjelaskan dalam karyanya, Summa Theologiae juga dalam Summa Contra Gentiles, berbagai dimensi kebangkitan Kristus.
Kita mulai dari masalah filosofi lama yang disebut “kapal Theseus.” Kapal Theseus terdampar di pelabuhan dan perlahan membusuk. Setiap papan yang busuk dari kpal itu lalu diganti dengan yang baru. Pada titik manakah kapal tersebut tidak lagi menjadi kapal Theseus?”
Pertanyaan ini menyentuh isu mendalam: Apa yang membuat suatu hal menjadi seperti itu? Pertanyaan ini berkaitan dengan salah satu prinsip paling inti agama Kristen: kebangkitan orang mati.
Jiwa dan Tubuh
Saat kematian, jiwa terpisah dari tubuh, dan tubuh mulai membusuk. Tidak butuh waktu lama bagi tubuh manusia menjadi “setumpuk debu”. Lalu bagaimana seseorang dapat dikatakan dibangkitkan dari kematian, jika tubuhnya telah menjadi debu. Bahkan jika Tuhan menciptakan tubuh baru untuk seseorang, dapatkah mengatakan bahwa itu adalah orang yang sama, seperti halnya bagian dari kapal Theseus?
Keberatan ini ditanggapi oleh Santo Thomas Aquinas dalam Summa Contra Gentiles. Dalam karya yang bertujuan menggunakan akal budi untuk meyakinkan orang-orang non-Kristen tentang kebenaran iman Kristen. Jawaban-jawabannya mengarah pada kebenaran utama tentang manusia.
Dalam Buku IV, Bab. 80 Pertama, ia bertanya: “untuk menjadi ‘orang yang sama’ yang bangkit dari kematian, bukankah tubuh itu perlu menyertakan setiap elemen yang pernah menjadi bagian dari tubuh itu, termasuk kuku yang telah dipotong, setiap rambut yang telah dipotong, setiap butir keringat yang telah hilang? Apbila demikian, bukankah hasilnya akan menjadi “monster”?
Dalam Bab. 81, St. Thomas membahas bagian hakiki pribadi manusia adalah jiwa. Jiwa adalah apa yang membuat seseorang menjadi manusia (bentuknya), dan apa yang membuat kumpulan elemen yang membentuk tubuh menjadi sesuatu yang bersatu.
Meskipun terjadi perubahan terus-menerus pada unsur-unsur dan atom-atom yang menyusun tubuh seseorang, kita dapat mengatakan bahwa tubuhnya benar-benar orang yang sama dari satu momen ke momen berikutnya.
Bersama-sama, jiwa dan tubuh membentuk pribadi manusia, bukan sebagai dua hal berbeda yang direkatkan, melainkan sebagai dua aspek dari satu kesatuan yang utuh. Kita adalah tubuh yang berjiwa, dan jiwa yang berwujud. Di tempat lain, St. Thomas berpendapat bahwa fakta ini sendiri menyiratkan kebangkitan orang mati: jika jiwa secara alamiah abadi, dan jiwa dan tubuh secara alamiah berjalan bersama, maka masuk akal saja jika tubuh ditakdirkan untuk ikut serta dalam keabadian jiwa (kebangkitan).
Jika manusia sekadar makhluk fisik, maka pada akhirnya akan menghadapi masalah “kapal Theseus”. Ketika atom-atom digantikan, pada titik manakah kita bukan lagi orang yang sama? Namun karena kita memiliki jiwa, bagian nonfisik pada diri kita yang bertahan terhadap perubahan, masalah itu teratasi.
Santo Thomas menunjukkan, bahw tidak perlu mengembalikan setiap folikel rambut dan kuku, karena, seperti yang dikatakannya, “Apa yang tidak menjadi hambatan bagi identitas manusia dalam kehidupan ini, jelas bukan merupakan hambatan bagi identitasnya ketika ia bangkit kembali.”
Bukanlah daging yang menjadikan kita seperti sekarang ini, melainkan jiwa kita yang abadi. Apapun atom atau unsur, cairan atau sel, yang menyusun tubuh kita pada suatu waktu tertentu, yang menjadikannya tubuh kita, yang menjadikannya kita, adalah bahwa jiwa kita menyatu dengannya sebagai wujudnya. Kita bukanlah kapak atau kapal, melainkan roh yang berwujud yang diciptakan menurut gambar dan rupa Allah.
Makna Kebangkitan Kristus
Peristiwa kebangkitan juga penting untuk memhami relasi Tuhan, manusia, ciptaan, dan keselamatan. Dalam pandangan Aquinas, kebangkitan adalah bukti dari kemenangan Kristus atas dosa dan kematian. Ini menegaskan bahwa Kristus, meskipun mati di kayu salib, adalah Tuhan yang berkuasa atas kehidupan dan kematian. Kebangkitan Kristus menunjukkan bahwa kematian bukanlah akhir dari segalanya, melainkan sebuah transisi menuju kehidupan yang lebih tinggi dan kekal.
Dalam Summa Theologica, Aquinas menulis bahwa kebangkitan Kristus memiliki dua makna utama: pertama, kebangkitan adalah bukti bahwa Yesus benar-benar adalah Mesias yang dijanjikan; dan kedua, kebangkitan Kristus adalah tanda kemenangan atas dosa dan kematian. Aquinas menegaskan bahwa, meskipun banyak orang yang mati dan kemudian dibangkitkan, kebangkitan Kristus memiliki kualitas yang lebih unggul karena dia adalah Tuhan yang bangkit dengan kuasa ilahi, bukan hanya sebagai manusia biasa.
Aquinas juga menyatakan bahwa kebangkitan Kristus membawa dampak besar bagi keselamatan umat manusia. Melalui kebangkitan-Nya, Kristus tidak hanya menebus dosa umat manusia, tetapi juga membuka jalan bagi umat manusia untuk menerima kehidupan kekal. Dengan demikian, kebangkitan bukan hanya terjadi di masa lalu, tetapi juga relevan bagi kehidupan setiap orang yang mengimani-Nya.
Tujuan Kebangkitan Kristus
Dalam ajaran Aquinas, kebangkitan Kristus tidak hanya dimaksudkan untuk menunjukkan kekuasaan-Nya, tetapi juga memiliki tujuan yang lebih besar dalam rencana keselamatan Tuhan bagi umat manusia. Aquinas mengidentifikasi beberapa tujuan kebangkitan Kristus, antara lain:
Untuk Membuktikan Kebenaran Ajaran Kristus: Kebangkitan Kristus membuktikan bahwa ajaran-Nya benar dan bahwa Dia adalah Tuhan. Tanpa kebangkitan, ajaran Kristus akan kehilangan dasar otoritasnya. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Aquinas, kebangkitan Kristus memberikan legitimasi kepada setiap kata yang diucapkan oleh Yesus selama hidup-Nya di bumi.
Untuk Menghasilkan Harapan Akan Kehidupan Kekal: Kebangkitan Kristus adalah jaminan bahwa umat manusia akan dibangkitkan pada akhir zaman. Ini memberikan pengharapan yang kuat bagi orang percaya bahwa kematian bukanlah akhir dari segalanya. Dalam pandangan Aquinas, kebangkitan Kristus mengarahkan pada keyakinan akan kebangkitan pribadi mereka sendiri, yang akan membawa mereka pada kehidupan yang kekal bersama Tuhan.
“Untuk Menunjukkan Keagungan Tuhan: Kebangkitan Kristus adalah manifestasi dari kuasa Tuhan yang tak terbatas. Aquinas menjelaskan bahwa meskipun kebangkitan adalah keajaiban yang melampaui hukum alam, ia tetap dapat dipahami sebagai suatu tindakan ilahi yang penuh dengan makna teologis. Dengan membangkitkan Kristus, Tuhan menunjukkan bahwa segala sesuatu berada dalam kuasa-Nya, termasuk kehidupan dan kematian.” (AES)