Jumat, April 25, 2025

Salah Satu Dokter yang Merawat Paus Fransiskus Menceritakan Bagaimana Bapa Suci Hampir Meninggal

ROMA, Pena Katolik – Dua hari setelah Paus Fransiskus kembali ke Vatikan, salah satu dokternya di Rumah Sakit Gemelli berbicara kepada harian Italia Corriere della Sera. Kisah dokter ini terbit dalam koran itu pada 25 Maret 2025. Dokter itu menceritakan tentang keadaan rawat inap Paus berusia 88 tahun itu.

Paus Fransiskus mulai dirawat di rumah sakit pada tanggal 14 Februari 2025 karena infeksi saluran pernapasan serius. Paus Argentina itu dipulangkan dari rumah sakit 38 hari kemudian, tetapi sempat mengalami dua krisis besar.

Dokter Sergio Alfieri melaporkan bahwa, pada sore hari tanggal 28 Februari, Paus menderita bronkospasme hebat.

“Untuk pertama kalinya, saya melihat air mata di mata beberapa orang di sekitarnya,” ungkapnya kepada pewawancara Corriere, Fiorenza Sarzanini.

“Kami semua menyadari, bahwa situasinya telah memburuk lagi dan ada risiko bahwa dia tidak akan berhasil.”

Pada saat kritis itu, “kami harus memilih antara menghentikan dan membiarkannya pergi atau memaksakan dan mencoba semua pengobatan dan terapi yang mungkin, dengan risiko yang sangat tinggi merusak organ lain,” kata dokter Italia itu.

Opsi kedua kemudian dipilih, tim dokter mencoba segala upaya dan terapi untuk menyembuhkan Paus.

“Selalu Bapa Suci yang memutuskan,” jelas dr. Alfieri.

Namun, dr. Alfieri melaporkan, bahwa Paus Fransiskus telah “mendelegasikan” semua keputusan terkait kesehatan kepada Massimiliano Strappetti, asisten kesehatan pribadinya, yang sepenuhnya menyadari keinginan Paus.

Di Rumah Sakit Gemelli, perawat pribadi Paus meminta para dokter untuk “mencoba segalanya”.

“Itulah yang kami semua pikirkan. Dan tidak ada yang menyerah.” Dokter itu mengakui, bahwa selama beberapa hari, Paus berisiko mengalami kerusakan pada ginjal dan sumsum tulang. Tetapi, nyatanya tubuh Paus merespons pengobatan tersebut dan infeksi paru-parunya pun mereda.

“Kami benar-benar berpikir, kami tidak akan berhasil menyelamatkannya,” ujar dr. Aldieri.

Tak hanya itu, Alfieri mengingat krisis lain yang terjadi suatu hari ketika Paus sedang makan.

“Paus Fransiskus memuntahkan dan menghirupnya,” jelasnya.

“Itu mengerikan, kami benar-benar berpikir, kami tidak akan berhasil,” kenangnya.

Dalam wawancara dengan harian Italia tersebut, dr. Aldieri menceritakan, bahwa Paus saat itu memahami, ia telah berada di ambang kematian, dan bahwa ia selalu dalam keadaan sadar penuh.

dr. Aldieri menambahkan, bahwa Paus adalah pasien yang “sangat kooperatif”. Paus menjalani “semua perawatan tanpa pernah mengeluh”.

Faktanya seluruh dunia berdoa untuk Paus, ini merupakan salah satu faktor yang membuat Paus bisa bertahan hidup. Alfieri mengatakan, pemulihan Paus dari dua momen krisis di rumah sakit sebagai “seperti mukjizat”.

Selalu dengan rasa humor

Dokter Alfieri menyebutkan bahwa meskipun Paus tiba di rumah sakit dengan kesal karena harus meninggalkan Vatikan dan membatalkan beberapa agenda Tahun Yubelium, ia segera memulihkan suasana hatinya dengan baik.

Suatu hari dokter berkata, “Selamat pagi, Bapa Suci,” dan Fransiskus dengan bercanda menjawab, “Selamat pagi, Putra Suci.”

Seperti yang dilakukannya di depan pers Sabtu lalu di Rumah Sakit Gemelli, dokter asal Italia itu menegaskan kembali bahwa Paus sekarang harus menghindari kontak dengan kelompok besar atau dengan anak-anak untuk mencegah infeksi baru.

Paus Fransiskus sedang memulihkan diri di apartemennya di kediaman Santa Marta di Vatikan. Ia melanjutkan fisioterapi pernapasan dan motoriknya. (AES)

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini