YERUSALEM, Pena Katolik – Setiap episode dalam kehidupan Yesus memiliki banyak lapisan makna; beberapa lebih jelas dibandingkan lainnya. Percakapan Yesus dengan wanita di sumur adalah salah satu peristiwa yang mengajarkan kita berbagai kebenaran rohani.
St. Agustinus memulai dengan menjelaskan bagaimana wanita mewakili Gereja: “Seorang wanita datang. Dia adalah simbol Gereja. Kebenaran mengalir dari percakapan. Dia datang dalam ketidaktahuan, dia menemukan Kristus, dan Dia (Yesus) berbincang-bincang dengan dia (Gereja).”
Mengapa seorang wanita Samaria datang untuk menimba air? Orang Samaria bukan bagian dari orang Yahudi: mereka adalah orang asing. Fakta bahwa ia berasal dari bangsa asing merupakan bagian dari makna simbolis, karena ia adalah simbol Gereja. Gereja seharusnya berasal dari bangsa-bangsa non-Yahudi, dari ras yang berbeda dari bangsa Yahudi.
Dengan cara ini, kita dapat mengidentifikasi diri kita sebagai “wanita itu”, karena kebanyakan dari kita bukan berasal dari orang Yahudi dan merupakan “orang asing”.
Akhirnya Yesus tidak hanya meminta air, tetapi menjanjikan “air” kepada wanita itu. Santo Agustinus percaya, kita hendaknya melihatnya sebagai Yesus yang menawarkan kepada kita air, bukan air fisik, tetapi “Roh Kudus”.
Dia menjanjikan Roh Kudus dalam kelimpahan. Dia belum mengerti. Dalam kegagalannya memahami maksudnya, apa jawabannya? Kata perempuan itu kepada-Nya: Guru, berikanlah aku minum ini, sehingga aku tidak merasa haus dan tidak perlu datang ke sini untuk menimba air.
Kalau saja dia dapat mendengar kata-kata ini: Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan menyegarkan kamu. Yesus mengatakan hal ini kepadanya, supaya jerih payahnya berakhir; tapi dia belum bisa mengerti.
Salah satu cara kita dapat menghidupkan bagian kitab suci ini adalah dengan menempatkan diri kita pada posisi wanita dalam cerita tersebut.
Kita dapat melakukan ini dengan menghentikan apa yang sedang kita lakukan dan membayangkan diri kita berada di dalam cerita tersebut dan bahwa Yesus sedang mendekati kita di sumur.
Ia menawarkan untuk menggunakan air pemberi kehidupan dari Roh Kudus, dan berjanji bahwa kita tidak akan pernah haus lagi.
Pertanyaan terbesarnya selalu, “Apakah kita menerimanya?” (AES)