Senin, Maret 10, 2025
29.1 C
Jakarta

Bacaan dan Renungan Minggu, 16 Maret 2025, Minggu Prapaskah II (Ungu)

Bacaan I – Kejadian 15:5-12, 17-18

Kemudian Tuhan membawa Abram keluar dan berkata, “Cobalah hitung bintang-bintang di langit, jika kamu dapat menghitungnya.” Lalu Tuhan berfirman kepadanya, “Begitulah banyaknya keturunanmu.” Abram percaya kepada Tuhan, dan Tuhan memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.

Lalu Tuhan berkata kepadanya, “Akulah Tuhan yang membawa engkau keluar dari Ur di Kaldea untuk memberikan kepadamu negeri ini menjadi milikmu.” Abram bertanya, “Ya Tuhan Allah, dengan apakah aku dapat mengetahui bahwa aku akan memilikinya?” Tuhan berkata kepadanya, “Ambillah seekor lembu jantan, seekor kambing betina, dan seekor domba jantan, semuanya berumur tiga tahun, serta seekor burung pegar dan seekor burung merpati.” Abram membawa semua itu dan membelahnya menjadi dua, lalu meletakkan setiap belahan di hadapan-Nya. Tetapi burung-burung itu tidak dibelahnya.

Ketika matahari hampir terbenam, terjadilah tidur yang dalam menimpa Abram, dan kegelapan yang hebat menutupi dia. Ketika matahari terbenam dan menjadi gelap, tampaklah api yang menyala dan obor yang berjalan di antara potongan-potongan daging itu. Pada hari itu Tuhan mengikat perjanjian dengan Abram, dengan berfirman, “Kepada keturunanmu, Akulah memberikan negeri ini, dari sungai Mesir sampai sungai besar, yaitu sungai Efrat.”

Demikianlah Sabda Tuhan

U. Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan: Mazmur 27:1, 7-8, 9abc, 13-14

Refren: Tuhan adalah terangku dan keselamatanku

Tuhan adalah terang dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? Tuhan adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gentar?

Refren: Tuhan adalah terangku dan keselamatanku

Dengarlah, ya Tuhan, seruan yang kusampaikan, kasihanilah aku dan jawablah aku! Wajah-Mu kucari, ya Tuhan, seturut firman-Mu, “Carilah wajah-Ku.”

Refren: Tuhan adalah terangku dan keselamatanku

Maka janganlah menyembunyikan wajah-Mu dari padaku, janganlah menolak hamba-Mu ini dengan murka. Engkaulah pertolonganku, ya Allah penyelamatku, janganlah membuang aku, dan janganlah meninggalkan daku.

Refren: Tuhan adalah terangku dan keselamatanku

Sungguh, aku percaya akan melihat kebaikan Tuhan, di negeri orang-orang yang hidup. Nantikanlah Tuhan! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah Tuhan.

Refren: Tuhan adalah terangku dan keselamatanku

Bacaan II: Filipi 3:17-4:1

Saudara-saudaraku, jadilah pengikut-pengikutku, dan amatilah mereka yang hidup menurut teladan kami. Karena banyak orang, bahkan aku sering berkata dengan menangis, hidup sebagai musuh salib Kristus. Akhir mereka adalah kebinasaan, Allah mereka adalah perut mereka, dan kemuliaan mereka ada pada apa yang memalukan mereka, sebab pikiran mereka tertuju pada perkara-perkara duniawi.

Tetapi kita adalah warga negara sorga, dan dari situ juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat. Dialah yang akan mengubah tubuh kita yang hina ini menjadi serupa dengan tubuh-Nya yang mulia, menurut kuasa-Nya yang dapat menaklukkan segala sesuatu kepada diri-Nya. Sebab itu, saudara-saudaraku yang kekasih, yang amat kucintai, yang menjadi kegembiraanku dan mahkota kemegahanku, berdirilah teguh di dalam Tuhan, hai saudara-saudaraku yang terkasih!

Demikianlah Sabda Tuhan

U. Syukur kepada Allah

Bait Pengantar Injil

Refrain: Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal

Ayat (oleh solis): Dari dalam awan yang terang terdengarlah suara Bapa, “Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia!”

Bacaan Injil: Lukas 9:28b-36

Sekitar delapan hari setelah Yesus mengatakan semua itu, Ia membawa Petrus, Yohanes, dan Yakobus, dan pergi ke sebuah bukit untuk berdoa. Ketika Ia berdoa, rupa wajah-Nya berubah, dan pakaian-Nya menjadi putih berkilau. Tiba-tiba tampaklah dua orang berbicara dengan Dia, yaitu Musa dan Elia. Mereka muncul dalam kemuliaan dan berbicara tentang kedatangan-Nya yang akan segera digenapi di Yerusalem.

Petrus dan teman-temannya yang lain sangat tertidur, tetapi ketika mereka terjaga, mereka melihat kemuliaan Yesus dan kedua orang itu yang berdiri di samping-Nya. Ketika Musa dan Elia hendak meninggalkan Yesus, Petrus berkata, “Guru, betapa baiknya kita ada di sini! Marilah kita mendirikan tiga kemah, satu untuk-Mu, satu untuk Musa, dan satu untuk Elia.” Ia berkata demikian tanpa tahu apa yang diucapkannya. Sementara ia berbicara, datanglah awan yang menaungi mereka, dan mereka takut ketika awan itu meliputi mereka.

Dari dalam awan itu terdengarlah suara yang berkata, “Inilah Anak-Ku yang terpilih, dengarkanlah Dia!” Ketika suara itu terdengar, Yesus mendapati diri-Nya sendiri sendirian. Mereka terdiam, dan pada waktu itu tidak menceritakan kepada siapa pun apa yang telah mereka lihat.

Demikianlah Injil Tuhan

U. Terpujilah Kristus

Santa Louisa de Marillac, Janda

Louisa tergolong anak malang. Ibunya meninggal dunia ketika ia baru berumur 3 tahun. Ayahnya menikah lagi dengan seorang janda dengan empat anak. Perkembangannya tidak dipedulikan oleh ibu tirinya itu. Setelah beberapa tahun, ia dimasukkan ke sebuah asrama puteri, milik suster- suster. Disinilah mulai tumbuh minatnya pada kehidupan membiara.

Tetapi karena kesehatannya selalu terganggu, ia keluar lagi dari asrama itu. Pada umur 22 tahun, ia menikah dengan seorang pemuda bangsawan bernama Antonius Legras, sekretaris istana Ratu Perancis. Kepada mereka, Tuhan menganugerahi seorang anak laki- laki yang dipermandikan dengan nama Mikheal. Sebagai ibu rumah tangga, Louisa selalu melayani suami dan anaknya dengan penuh cinta. Meskipun demikian kesulitan dalam keluarga pun sering dialaminya.

Suaminya sering tidak berada di rumah karena tuntutan tugasnya. Sedangkan dia sendiri pun kerapkali ketakutan karena merasa berat menangani anaknya. Kekuatiran kemerosotan hidup rohaninya menjadi suatu sumber ketakutan lain baginya.

Untuk mengatasi semua itu, ia giat melakukan pekerjaan- pekerjaan amal dan rajin berdoa. Kegemarannya melukis terus dilakukannya dalam waktu- waktu senggang. Pekerjaan- pekerjaan amal yang dilakukannya bagi orang- orang sakit dan miskin membuatnya sangat dekat dengan mereka.

Atas penyelenggaraan Ilahi, ia bertemu dengan Santo Fransiskus dari Sales. Pada hari raya pentekosta tahun 1623, ia mengalami suatu peristiwa ajaib: ia mendengar suatu suara ajaib yang memberitahukan kepadanya tentang kehidupannya di masa yang akan datang sebagai salah seorang anggota sebuah serikat religius yang akan mengabdikan hidupnya kepada kaum miskin.

Suara itu pun menjanjikan kepadanya seorang bapa pengakuan yang saleh. Dalam suatu penglihatan, ia menyaksikan sejumlah besar suster keluar masuk sebuah biara.

Pengalaman ini akhirnya menjadi kenyataan baginya. Pada tahun 1625 ketika suaminya meninggal dunia, Louisa mulai memasuki corak hidup baru seperti yang dikatakan oleh suara ajaib itu. Tuhan mengirimkan kepadanya Santo Vinsensius a Paulo sebagai Bapa pengakuannya. Oleh Vinsensius ia ditugaskan untuk mengambil bagian dalam aksi amal yang dilakukan oleh perkumpulan Vinsensius di Prancis. Pada tahun 1633, Vinsensius menugaskan Louisa mendidik gadis- gadis agar kemudian mendampinginya dalam karya amal tersebut.

Tugas ini perlahan- lahan menjadikan dia pembina dan ibu bagi sebuah tarekat baru: Tarekat Puteri- puteri Kasih. Tarekat ini berkembang pesat dan menyebar ke seluruh pelosok Perancis. Mereka mengabdikan diri secara khusus pada pelayanan orang- orang sakit. Kemudian tarekat ini mengembangkan sayapnya sampai Italia dan Polandia. Louisa tetap menjadi pemimpin dan pembina tarekat ini selama 35 tahun.

Sebelum menghembuskan nafasnya, ia berpesan kepada para susternya agar selalu bermurah hati penuh cinta kepada kepada para miskin dan pengemis. Sebab didalam mereka, Kristus tampak secara paling nyata. Louisa meninggal pada tanggal 15 Maret 1660. Ia meninggal dengan penuh kasih dalam diri para miskin dan orang sakit. Putri- putri Kasih ini berkarya juga di Indonesia yakni di Surabaya.

Santo Klemens Maria Hofbauer, Pengaku Iman

Kehidupan Klemens dihiasi dengan rentetan kesukaran dan kegagalan. Namun menurut Sri Pius VII (1800- 1823), sahabat karib Klemens, ia adalah seorang rasul yang tangguh, suci dan tiang penyangga Gereja. Ia dikenal sebagai Rasul Gereja Vienna. Ia lahir pada tanggal 26 Desember 1751 di Tasswitz, Moravia,bagian dari wilayah Cekoslovakia. Sejak masa mudanya, ia bercita- cita menjadi imam. Tetapi keluarganya yang hidup dari hasil peternakan sapi tidak mempunyai apa- apa untuk menyekolahkan dia. Oleh karena itu, ia menjadi tukang roti semenjak berumur 15 tahun. Beberapa tahun berikutnya, ia menjalani corak hidup baru sebagai pertapa sambil tetap melakukan pekerjaannya sebagai tukang roti.

Sekitar tahun 1780, Yoseph II sebagai kaisar Romawi membumihanguskan pertapaan- pertapaan yang ada. Karena peristiwa ini, Klemens pergi ke Vienna. Disana ia terus melanjutkan pekerjaannya sebagai tukang roti. Sementara itu ia mengikuti kuliah di Roma dan Vienna dari tahun 1780- 1784. Kemudian ia masuk biara Redemptoris di Roma dan ditabhiskan menjadi imam tahun berikutnya.

Sebagai imam baru, Klemens dikirim ke Vienna untuk mendirikan sebuah biara redemptoris. Namun usahanya ini gagal karena perlawanan dari pengikut- pengikut kaisar Yoseph II yang ingin menundukkan para imam ke bawah pemerintahan absolut negera. Sebagai gantinya, ia dikirim ke Warswa untuk memimpin kelompok umat Katolik yang berbahasa Jerman. Ia mengirim para misionaris untuk mendirikan biara- biara Redemptoris di Jerman, Swiss, daerah- daerah Baltik, dan berbagai daerah di Polandia.

Kira- kira pada tahun 1808, ia dipaksa oleh hukum antiklerus dari Napoleon I untuk meninggalkan Warsaw. Ia kembali ke Vienna, dan disana diangkat menjadi pastor pembantu untuk biara suster- suster Ursulin dan rektor untuk gereja mereka yang mulai dibuka untuk umum. Ia bersama pembantunya bekerja dengan giat untuk menghidupkan kembali Gereja Vienna dengan mempertobatkan umat- umat dan menolong orang- orang sakit dan miskin. Akhirnya, namanya mulai dikenal banyak orang, termasuk para pembesar negara, dan profesor- profesor Universitas.

Pada tahun- tahun terakhir hidupnya, sebagai bagian dari rencananya untuk mewariskan iman Katolik yang benar di Vienna, Klemens mendirikan sebuah sekolah Katolik untuk para imam dan awam. Kecuali itu, pada Konggres di Vienna, ia dengan gigih berusaha menggagalkan gerakan gereja nasional. Ia juga berusaha mendapatkan ijin dari pemerintah untuk mendirikan sebuah perkumpulan Redemptoris di Vienna. Usahanya ini membuat dia dikenal sebagai pendiri Ordo Redemptoris kedua. Klemens meninggal dunia di Vienna pada tanggal 15 Maret 1820, dan digelari Rasul Gereja Vienna.

Transfugurasi Yesus

Pada hari Minggu Prapaskah II ini, kita diajak untuk melihat kembali pengalaman transfigurasi Yesus, sebuah momen yang penuh kemuliaan di atas gunung, di mana Yesus menunjukkan kemuliaan-Nya yang sejati kepada para rasul-Nya. Peristiwa ini mengungkapkan kepada kita siapa Yesus sebenarnya, yaitu Anak Allah yang terpilih, yang datang untuk menyelamatkan umat manusia.

Dalam Bacaan I, kita mendengar kisah tentang perjanjian Tuhan dengan Abram. Tuhan berjanji untuk memberikan tanah kepada keturunannya, yang melambangkan janji-Nya akan keselamatan yang diberikan kepada umat-Nya. Seperti Abram yang percaya pada janji Tuhan, kita juga dipanggil untuk percaya dan setia pada janji-janji-Nya, meskipun terkadang kita menghadapi kesulitan dan tantangan dalam hidup.

Mazmur mengingatkan kita bahwa Tuhan adalah terang dan keselamatan kita. Dalam setiap perjalanan hidup, kita diajak untuk terus mencari wajah Tuhan, percaya bahwa Dia adalah pelindung dan penolong kita yang setia.

Dalam Bacaan II, Paulus mengingatkan kita untuk hidup sebagai warga negara sorga, mengarahkan hati kita pada perkara-perkara surgawi, bukan pada hal-hal duniawi yang sementara. Kita dipanggil untuk mengikuti teladan Kristus, yang tidak hanya menunjukkan kemuliaan-Nya dalam transfigurasi, tetapi juga dalam penderitaan dan salib.

Prapaskah ini adalah waktu yang tepat untuk merenungkan kemuliaan Kristus dan berkomitmen untuk hidup seturut dengan kehendak-Nya, dengan percaya pada janji-Nya dan berusaha hidup dengan penuh iman dan pengharapan.

Doa Penutup

Tuhan Yesus, kami bersyukur atas kasih-Mu yang luar biasa, yang memancarkan kemuliaan-Nya di atas gunung transfigurasi. Bantulah kami untuk selalu melihat kemuliaan-Mu dalam setiap aspek hidup kami, dan untuk percaya pada janji keselamatan yang telah Engkau berikan. Tuntunlah kami dalam perjalanan Prapaskah ini agar semakin dekat dengan-Mu, menjadi saksi kasih-Mu di dunia ini. Semoga kami selalu hidup setia dan teguh dalam iman kepada-Mu. Amin.

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini