Home BERITA TERKINI Ajakan “Novena Sembilan Tahun” dari Sebuah Ikon Maria

Ajakan “Novena Sembilan Tahun” dari Sebuah Ikon Maria

0

DENVER, Pena Katolik – Gereja di dunia akan menyambut Tahun 2033 dan menandai 2.000 tahun sejak penyaliban dan kebangkitan Kristus. Untuk momen ini, Keuskupan Agung Denver telah meluncurkan ikon baru untuk membimbing umat beriman dalam doa dan refleksi.

Pada hari Selasa, Uskup Agung Denver Denver, Mgr. Samuel J. Aquila, bersama seniman lokal dan kolumnis Katolik asal Denver, Elizabeth Zelasko, mempersembahkan ikon Maria yang sama sekali baru. Dalam ikon itu ditulis, “Maria di Kaki Salib”. Peluncuran ikon ini dilakukan dalam upacara sederhana namun mengharukan di Pusat Pastoral Keuskupan Agung Denver.

Ikon ini berupa gambar Bunda Maria berdiri di Gunung Kalvari. Ikon ini menjadi undangan sekaligus pengingat: untuk berjalan bersama Maria, percaya sebagaimana ia percaya, dan merangkul pemuridan dengan kedalaman cinta yang sama.

Novena 9 Tahun

Ikon ini dibuat 9 tahun sebelum tahun 2023. Tahun ini, Gereja mengenang 2.000 tahun sejak penyaliban dan kebangkitan Kristus. Dengan demikian, ikon ini seakan mengajak umat untuk melakukan novena selama sembilan tahun, menyambut momen penting di tahun 2033 itu.

“Selama sembilan tahun ke depan, kita menempuh perjalanan menuju tahun 2033, kita akan diingatkan, tahun demi tahun, tentang apa artinya memberikan diri kita sebagai murid, seperti Maria memberikan dirinya sendiri,” kata Mgr. Aquila kepada Denver Catholic.

Ikon ini mendorong umat beriman untuk berdevosi kepada Maria, sebagai model iman dan penyerahan diri. Zelasko, pencipta ikon tersebut. Ia menjelaskan doa yang membimbing karyanya.

“Ini adalah kesempatan yang sangat indah untuk berdoa bagi komunitas kita di sini, komunitas yang menjadi bagian dari saya secara khusus, di kaki Salib,” katanya.

Pesan di Balik Ikon Maria

Kain Lampin: Ikon tersebut mengundang umat beriman untuk berdiri bersama Maria dalam doa. Maria digambarkan dengan tangan terbuka dan kosong, memegang kain lampin dari kelahiran Yesus. Hal ini mengingatkan pada kesedihan seorang ibu yang tangannya pernah menggendong Putranya yang masih bayi, tetapi sekarang berdiri kosong di kaki Salib-Nya. Isyarat tersebut juga mencerminkan penyerahan dirinya kepada kehendak Tuhan, yang mencerminkan kepasrahannya pada saat Kabar Sukacita.

Dua Malaikat: Dalam ikon itu ada dua malaikat yang berdiri di samping Maria, melayaninya dalam kesedihannya, sama seperti malaikat hadir sepanjang hidupnya dan pelayanan Yesus (Lukas 1:26, Matius 4:11, Lukas 22:43). Bintang-bintang pada jubahnya merupakan anggukan kepada Bunda Maria dari Guadalupe dan Wahyu 12:1: “Suatu tanda besar tampak di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari… dan di kepalanya ada sebuah mahkota dari dua belas bintang.”

Secara tradisional, tiga bintang ditempatkan pada ikon-ikon Maria, di kepala dan bahunya, yang melambangkan keperawanannya yang abadi sebelum, selama, dan setelah kelahiran Kristus.

Meter Theou: Di sudut kanan atas, huruf-huruf Yunani “MP ΘV” adalah singkatan dari Meter Theou, yang berarti ‘Bunda Tuhan’, sebuah gelar yang dikukuhkan oleh Gereja di Konsili Efesus pada tahun 431 M. Di bawah Salib, tulang-tulang Adam digambarkan dalam formasi “XC”, singkatan Yunani untuk Kristus.

Tulang Adam: Tradisi kuno menyatakan bahwa Kristus disalibkan di atas tempat pemakaman Adam, manusia pertama, yang menggambarkan hubungan langsung antara kejatuhan manusia dan penebusannya. Tulang-tulang tersebut bersifat simbolis: satu adalah tulang rusuk, yang menunjuk pada penciptaan Hawa dan Maria sebagai Hawa Baru; yang lainnya adalah tulang lengan bawah, yang mengingatkan kita pada upaya Adam untuk meraih buah terlarang, yang kontras dengan penerimaan Maria yang rela terhadap rencana Tuhan.

Tembok Yerusalem: Di latar belakang, tembok-tembok Yerusalem mengingatkan kita bahwa Yesus disalibkan di luar kota (Ibrani 13:12). Di atas, gerhana menggelapkan langit, merujuk pada Lukas 23:44-45: “Kegelapan meliputi seluruh daerah itu … sementara matahari tidak bersinar.” Langit yang gelap akibat gerhana secara halus menyatu dengan kerudung gelap Maria, memperkuat kesedihannya dan keseriusan momen tersebut.

Setiap detail ikon tersebut mengajak pemirsa untuk berdoa, menuntun kita untuk merenungkan kedalaman penderitaan Maria, imannya, dan perannya dalam sejarah keselamatan. (AES)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version