Kamis, Januari 16, 2025
31.8 C
Jakarta

Seorang Imam Menyelamatkan Seorang Gadis dari Seorang Tentara Nazi, Keesokan Harinya Ia Dibunuh oleh Tentara Itu

BOLOGNA, Pena Katolik – Selama menjalankan tugasnya sebagai Pastor Paroki, Pastor Giovanni Fornasini diawasi oleh tentara Nazi yang ketika itu telah memasuki Bologna. Nazi menyadari keterlibatan Pastor Giovanni dengan para partisan. Itu sebabnya, mereka mengawasinya dengan saksama.

Imam muda itu membela umat paroki yang tak berdaya dari kekejaman dan penindasan kaum Nazi. Di saat bersamaan, ia telah menyelamatkan banyak nyawa, dan setelah lolos dari pembantaian awal Nazi, ia terus mempertaruhkan nyawanya untuk menyelamatkan orang lain.

Menyelamatkan Seorang Gadis

Pada tanggal 12 Oktober 1944, para Tentara Nazi merayakan ulang tahun seorang komandan Jerman dirayakan di sebuah sekolah di Spertcano. Para pengunjung pesta minum-minum banyak, dihibur oleh musik keras, di saat bersamaan para pelacur bergerak di lantai dansa.

Melihat hal itu, Pastor Giovanni yang duduk di sudut, berusaha sekuat tenaga menahan amarahnya. Saat itu, ia sedang berusaha menyelamatkan salah satu dari mereka. Itu sebabnya ia berada di sana.

Alasanya dimulai sehari sebelumnya, seorang perwira Nazi (Schutzstaffel/SS) melihat seorang gadis di pastoran, bercampur dengan pengungsi lainnya. Tentara itu lalu memutuskan untuk mengajak wanita muda tak berdosa ini menjadi bagian dari pesta malam itu.

Saat itu, Pastor Giovanni telah menyelamatkan banyak orang dari para pembunuh Nazi. Itu sebabnya, ia merasa harus menyelamatkan satu orang lagi, wanita muda dari pastoran ini, yang dibawa ke “pesta” oleh perwira Nazi.

Pastor Giovanni lalu hadir di acara itu. Para tentara di pesta itu merasa sinis karena merlihat seorang imam nongol di pesta mereka. Pastor giovanni mengawasi para tentara itu sepanjang malam. Kehadiran pastor paroki itu rasanya mengusik para tentara Nazi.

Sejurus kemudian, komandan kawanan tentara itu lalu memerintahkan Pastor Giovanni membawa kembali gadis yang dicarinya ke gereja. Don Giovanni pun menghela napas lega. Ia lalu pergi bersama gadis yang sudah berhasil ia selamatkan itu ke gereja dan memberi perlindungan di sana.

Beato Giovanni Fornasini. Wikipedia

Nasib Tragis

Namun cerita tidak berhenti di situ, ulah Pastor Giovanni nyatanya membuat marah kumpulan tentara Nazi itu. Mereka bertekat untuk tidak membiarkan pastor paroki itu merusak “kesenangan” mereka. Alhasil, mereka memutuskan beraksi.

Keesokan paginya, Don Giovanni pergi sambil membawa tasnya yang berisi minyak dan air suci, yang diperlukan untuk menguburkan orang mati. Ia memanjat jalan berbatu yang menuju ke tempat mayat orang-orang yang dieksekusi atau dibunuh para tentar Nazi. Ia berniat untuk menguburkan sebanyak mungkin orang.

Saat mencapai puncak bukit, Pastor Giovanni melihat perwira Nazi yang sama yang menginginkan gadis muda itu sehari sebelumnya. Prajurit itu mengeluarkan senjatanya, tersenyum pada Don Giovanni, dan segera menembak kepalanya.

Pastor Giovanni gugur saat berusia 29 tahun ketika ia menjalankan tugasnya. Ia meninggal dalam “oblatio vitae” (menyerahkan hidup). Ketika menolong banyak orang selama pendudukan Nazi, ia tahu konsekuensi dari tindakannya, yaitu kehilangan nyawanya. Konsekuensi itu demi cinta kepada Tuhan dan sesama. Ia meninggal pada tanggal 13 Oktober 1944.

Perjalanan Panggilan

Pastor Giovanni Fornasini lahir pada tanggal 23 Februari 1915, di Pianaccio, Belvedere, Bologna, Italia. Ia lahir dari Pasangan Angelo Fornasini Maria Gucci. Ia adalah dua bersaudara dan memiliki seorang kakak laki-lakinya.

Pada Perang Dunia I, Angelo terluka yang menyebabkan ia tidak dapat lagi bekerja. Keluarganya lalu pindah ke Poretta Terme, sekitar 50 mil jauhnya tetapi masih di Provinsi Bologna. Di sana, Angelo berhasil mendapatkan pekerjaan sebagai tukang pos. Beruntung, saat itu Maria juga mendapatkan pekerjaan sehingga keluarga itu dapat hidup semakin baik, meskipun situasinya tetap sulit.

Sementara itu, Giovanni bersekolah di sekolah setempat tetapi tidak lulus. Setelah meninggalkan sekolahnya, ia berhasil mendapatkan pekerjaan sebagai operator lift di Grand Hotel di Bologna.

Giovanni tahu bahwa ia dipanggil menjadi imam dan pada usia 16 tahun, ia diterima di seminari kecil di Borg Capanne. Sekolah itu tutup pada tahun 1932, dan ia dipindahkan ke Seminari Kepausan yang berlokasi di Bologna. Pada tanggal 28 Juni 1942, ia ditahbiskan menjadi imam.

Ia memulai pelayanannya sebagai asisten imam di Sperticano di Provinsi Bologna. Paroki itu beranggotakan sekitar 400 orang, dan Pastor Giovanni menaruh perhatian khusus kepada mereka semua.

Misa Agung pertamanya diadakan pada tanggal 12 Juli 1942, di Gereja St. Thomas di Sperticano. Dalam homilinya, ia mengatakan kepada umat, “Tuhan telah memilih saya untuk menjadi anak jalanan di antara anak jalanan.” Ia hanya mengatakan kepada umat bahwa ia sama seperti salah satu dari mereka.

Pada tanggal 25 Juli 1943, pendeta muda itu, hanya satu tahun setelah ditahbiskan, membunyikan lonceng gereja ketika Benito Mussolini digulingkan dari kekuasaan. Mussolini dieksekusi pada tanggal 28 April 1945.

Pada tanggal 21 Januari 2021, Paus Fransiskus menyetujui permohonan beatifikasi Don Giovanni. Ia dibeatifikasi pada tanggal 26 September 2021. (AES)

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini