Kamis, November 21, 2024
27.3 C
Jakarta

Sekretaris Jenderal Caritas Internationalis, Alistair Dutton berjumpa dengan Kardinal Ignatius Suharyo

JAKARTA, Pena Katolik – Sekretaris Jenderal Caritas Internationalis, Alistair Dutton berjumpa dengan Kardinal Ignatius Suharyo di Katedral Jakarta, Jakarta Pusat, 25 Oktober 2024. Pada kesempatan ini, Alistair datang bersama Mgr. Aloysius Sudarso, SCJ (Ketua Badan Pengurus Yayasan Karina KWI), Rm.Fredy Rante Taruk, Pr (Direktur Caritas Indonesia), dan beberapa anggota pengurus Yayasan Karina KWI. Kedatangan rombongan Caritas ini disambut oleh Kardinal Suharyo di Wisma Uskup Agung Jakarta.

Dalam penyampaiannya, Alistair menjelaskan terkait fenomena perubahan iklim yang saat ini telah mendorong arus migrasi di seluruh dunia. Migrasi iklim terjadi akibat situasi lingkungan yang berubah karena perubahan iklim, yang memaksa orang di banyak tempat meninggalkan tanah tempat tinggalnya, untuk mencari kehidupan yang baru.

“Perubahan iklim ini telah menjadi isu global dan menjadi perhatian Gereja juga Caritas di seluruh dunia,” ujar Alistair.

Menurut Alistair, situasi ini sudah terjadi di seluruh dunia. Namun, ia memberi penekanan situasi di Afrika yang mana saat ini telah banyak orang kehilangan mata pencaharian, diakibatkan perubahan iklim.

Dalam penjelasannya, Caritas di seluruh dunia telah menjadikan perubahan iklim sebagai kesadaran bersama dan Caritas berusaha mencari jalan keluar dalam pelbagai program terkait krisis ekologis dan  program Adaptasi Perubahan Iklim (Climate Change Adaptation). Alistair pun melihat, tema perubahan iklim ini telah muncul dalam pelbagai program di Caritas Indonesia.

“Hal ini telah menjadi fokus Gereja, dan sebagai Caritas kita perlu untuk semakin memiliki perhatian pada isu perubahan iklim ini,” ujarnya.

Pada bagian lain, Alistair mengapresiasi Caritas Indonesia yang meski baru berusia 18 tahun, telah bekerja banyak dalam karya-karya kemanusiaan di Indonesia. Ia mengingat, bagaimana ketika terjadi tsunami tahun 2004, ada banyak lembaga Caritas dari luar negeri yang ingin membantu dan bahkan hadir di Aceh,, namun belum menemukan rekanan Caritas di Indonesia.

Saat ini, Alistair melihat bahwa sejak kehadiran Caritas di Indonesia, perkembangannya sangat baik dan Caritas Indonesia dapat menjalankan fungsinya sebagai lembaga kemanusiaan milik Gereja. Kehadiran Caritas di 37 keuskupan, dan nanti diharapkan juga hadir di Keuskupan Labuan Bajo, membuktikan perkembangan baik ini. Ia mendorong Caritas Indonesia untuk selalu berkoordinasi dengan Gereja lokal (keuskupan) dalam setiap karyanya.

Belarasa

Kardinal Suharyo pada kesempatan yang sama menceritakan saat-saat awal kelahiran Caritas Indonesia. Ia mengingat ketika terjadi gempa di Yogyakarta tahun 2006, saat itu ia masih menjadi Uskup Agung Semarang. Ketika bencana itu terjadi, ada banyak lembaga yang membantu, dan ada juga Caritas dari luar negeri.

Situasi bencana di Yogyakarta ketika itu dapat ditangani dengan baik, karena setiap elemen Gereja bekerja dan berkoordinasi dengan baik. Kardinal Suharyo mengingat, setiap paroki saat itu bekerja dengan gigih untuk membantu masyarakat. Berkat bantuan dari pelbagai pihak, setelah tiga tahun, proses rekonstruksi dan pemulihan pasca bencana berjalan dengan sangat baik.

“Setiap paroki bergerak untuk menolong korban gempa,” ujarnya.

Kardinal Suharyo menyoroti kepercayaan masyarakat kepada lembaga-lembaga agama, khususnya sebagai saluran bantuan dalam situasi kebencanaan. Ia melihat, masyarakat sangat menaruh kepercayaan pada lembaga agama, sehingga mempercayakan bantuannya melalui lembaga sosial keagamaan.

“Sebagai lembaga agama, Gereja Katolik dipercaya oleh masyarakat. Hal ini juga mempengaruhi kepercayaan banyak pihak, mereka menyalurkan bantuannya melalui Gereja,” kenang Kardinal Suharyo.

Kardinal Suharyo mengapresiasi karya dan kerja Caritas Indonesia selama ini, yang saat ini telah menjadi representasi dari karya Gereja Katolik di Indonesia. Ia mengingat tema kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia: “Faith, Fraternity, Compassion”. Tema yang terakhir ini, ‘belarasa’ saat ini juga menjadi moto yang dipegang Caritas Indonesia.

“Saya berterima kasih atas kunjungan ini, dan semoga karya Caritas akan semakin berkembang di Indonesia,” ungkap Kardinal Suharyo.

Pada kesempatan ini, Mgr. Sudarso, Ketua Pengurus,  menyampaikan terima kasih untuk Kardinal Suharyo atas waktu dapat menerima rombongan Caritas. Beberapa anggota Badan Pengurus Yayasan Karina yang hadir pada kesempatan ini adalah: Devie Kusuma, Rina Bambang, Brigitta Hadianto Imam Rahayoe, Gatot Sewandhono, dan Rm. Edi Mulyono, SJ.

Alistair Dutton saat mengunjungi lokasi karya LDD KAJ di Muara Karang Jakarta Barat. Dok. Caritas Indonesia

Setelah pertemuan dengan Kardinal Suharyo, Alistair berkesempatan mengunjungi Kantor Lembaga Daya Dharma (LDD) dan salah satu lokasi masyarakat dampingan LDD di Muara Karang, Jakarta Barat. (AES)

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini