Home BERITA TERKINI Seorang Wanita Melahirkan Saat Koma, Ia Terbangun Setelah “Berjumpa” St. Yohanes Paulus...

Seorang Wanita Melahirkan Saat Koma, Ia Terbangun Setelah “Berjumpa” St. Yohanes Paulus II

0
Ivana Greco bersama keluarganya dan Foto St Yohanes Paulus II. Aleteia

CATANIA, Pena Katolik – Rebecca Maria lahir pada usia kehamilan 32 minggu pada 16 Maret 2013, di Catania, Pulau Sisilia, Italia. Kedengarannya seperti berita biasa, salah satu dari sekian banyak kelahiran prematur yang sukses berkat kemajuan ilmu pengetahuan dan kerja keras para dokter dan perawat.

Namun, kisah kelahiran ini terasa lebih mendalam. Ivana Greco, 33 tahun saat itu, sudah menjadi ibu dari seorang gadis bernama Giuditta. Ia sedang menjalani kehamilan keduanya dengan tenang ketika dia mengalami pendarahan otak. Saat masuk ke Unit Perawatan Intensif Rumah Sakit Garibaldi, dia sudah dalam keadaan koma. Ia tak sadar diri, padahal bayi dalam kandungannya akan segera lahir.

Masalah muncul yaitu menyelamatkan wanita itu dan membantu Rebecca Maria dilahirkan sesegera mungkin. Dua hari setelah Greco dibawa ke rumah sakit, dia menjalani operasi caesar. Hasilnya adalah kelahiran bayi perempuan sehat dengan berat 3 pon dan 6 ons, yang segera dipindahkan ke bangsal neonatologi.

Namun, Ivana masih dalam situasi klinis yang berpotensi mengancam jiwa. Koma ini dimulai seperti mimpi buruk.

“Saya tidak bisa mengatakan, mungkin saya berada di kamar rumah sakit, tetapi ke mana pun saya menoleh, ada orang mati yang berkeliaran tanpa tujuan. Kemudian, dari kejauhan, saya melihat Paus Wojtyla (Yohanes Paulus II-red). Dia sedang duduk di tempat tidurku, memanggilku. Aku mendekatinya dan memohon padanya untuk tidak membiarkanku mati. Dia tersenyum dan meyakinkanku.”

Senyum itu terkenal mengundang seluruh dunia untuk tidak takut: “Jangan takut. Buka lebar-lebar pintu bagi Kristus!” Begitu kata-kata yang sering keluar dari diri Paus kelahiran Polandia ini.

Ivana juga tidak takut apa pun yang didukung oleh cinta paus. Di saat itu, saat Ivana dalam keadaan koma, ia bermimpi. “Mimpi” berlanjut dengan percakapan antara mereka berdua, di mana Bapa Suci, yang tidak berpakaian putih, bertanya apakah dia mengenalinya. Ketika dia memberi tahu dia bahwa dia mengenalnya, dia menunjukkan bahwa dia bukan lagi Paus, tetapi hanya Karol Wojtyla.

Dalam situasi itu, Ivana bahkan tidak dapat mengingat nama paus saat ini (baru terpilih pada saat ia koma). Dia memberi tahu Wojtyla bahwa nama paus yang baru adalah Alexander, tetapi dia mengoreksinya dan memberikan nama Fransiskus.

Ivan melanjutkan ceritanya, Paus duduk di tempat tidurnya dan berkata, “Ayo, duduk di sebelahku.” Lalu dia memeluk Ivana dan membiarkan menyandarkan kepalanya di bahu sang Paus.

“Sejak saat itu kami mulai berdoa. Kami berdoa selama berhari-hari; kami meminta syafaat Bunda Maria dan saya merasakan tangannya di dahi saya. Pada satu titik, dia berkata kepada saya, ‘Saya akan pergi sekarang, tetapi Anda harus tetap tenang.’ Saya tidak bisa bernafas, tetapi tiba-tiba saya merasakan nafas cinta yang, dari hidung saya, memenuhi paru-paru saya dan kemudian saya mengerti bahwa itu adalah nafas cinta Yesus!”

Saat itu, pada 29 Maret 2013, Ivana sadar dari koma. Ia menyadari bahwa rahimnya kosong. Tentu ia kaget dan ngeri, apa yang terjadi. Jangan-jangan sesuatu buruk terjadi pada anak dalam rahimnya itu.

“Itu adalah pengalaman terburuk dalam hidupku!” katanya.

Segera setelah itu, dokter yang berada di sampingnya, meyakinkannya dan menunjukkan kepadanya foto-foto yang diambil suaminya, Paolo, dari Rebecca di inkubator. Melihat gambar-gambar tersebut, hati Ivana dipenuhi rasa syukur. Ia merasa telah mengalami sesuatu yang supranatural.

“Saya mengerti bahwa saya telah menerima nafas ilahi Yesus. Dialah yang membuatku terbangun. Kemudian para dokter melanjutkan pekerjaan Tuhan.”

Pekerjaan Tuhan belum berakhir bagi Rebecca dilahirkan dengan selamat, tetapi berlanjut. Pada diri Ivana, ia tidak mengalami kerusakan otaknya. Kini, ia dengan senang hati merawat kedua putrinya, yang dia percayakan dalam perlindungan Karol Wojtyla. (AES)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version