Rabu, Oktober 9, 2024
32.1 C
Jakarta

Padre Pio dan Kemampuan Xenoglossia-nya

SAN GIOVANNI ROTONDO, Pena Katolik – Berbagai kesaksian sejarah mendokumentasikan bahwa Santo Pio dari Pietrelcina memiliki karunia xenoglossia. Karunia ini adalah kemampuan untuk berbicara dan menulis dalam bahasa yang sebenarnya tidak ia ketahui.

Padre Pio yang hari rayanya dirayakan pada tanggal 23 September lahir di Francesco Forgione, Italia
25 Mie 1887. Dengan ini, bahasa Italia adalah bahasa ibu bagi orang kudus yang juga anggota Ordo Saudara Dina Kapusin (Ordo Fratrum Minorum Capuccinorum/OFMCap).

Pastor Agostino da San Marco mencatat, bahwa Padre Pio tidak tahu bahasa Yunani maupun bahasa Prancis. Pastor Agostino adalah pembimbing rohani Padre Pio. Namun, pada bulan Februari 1912, setelah menerima surat dalam salah satu bahasa tersebut. Saat itu, Padre Pio tidak perlu penterjemah untuk memahami isi surat itu.

Pastor Agostino bertanya kepada Padre Pio: “Siapa yang mengajarimu bahasa Prancis?”, dan Padre Pio menjawab: “Untuk pertanyaanmu tentang bahasa Prancis, saya menjawab dengan bahasa Jeremiah… nescio loqui

Pada tanggal 20 September 1912, Pastor Pio memberi tahu Pastor Agostino: “Sosok-sosok surgawi tidak pernah berhenti berkunjung dan membuatku merasakan emosi yang terberkati. Dan jika misi malaikat pelindung kita besar, misiku lebih besar lagi karena harus bertindak sebagai guru untuk menjelaskan bahasa-bahasa lain.”

Suatu hari, saudara laki-laki Angela Serritelli, yang tinggal di Amerika Serikat, membawa putrinya ke San Giovanni Rotondo, tempat tinggal Pastor Pio, untuk menerima Komuni dari tangannya. Gadis itu tidak bisa berbahasa Italia dan Pastor Pio tidak bisa berbahasa Inggris, jadi ia meminta seorang wanita bernama Mary Pyle untuk menemaninya.

“Padre, aku menemani [keponakan] Angela untuk mengaku dosa,” kata wanita itu. “Tidak apa-apa,” kata Padre Pio.

Wanita itu melanjutkan, “Padre, saya di sini untuk membantunya, karena dia tidak mengerti bahasa Italia.”

Padre Pio lalu menjawab, “Kamu boleh pergi karena ini adalah hal-hal yang harus saya dan dia lihat.”

Setelah pengakuan dosa, gadis asal Amerika Serikat itu menjelaskan, bahwa Pastor Pio berbicara kepadanya dalam bahasa Inggris. Saat itu, mereka dapat saling memahami.

Pada tahun 1940-an, seorang imam dari Swiss datang kepada Padre Pio. Mereka berbicara dalam bahasa Italia. Sebelum pergi, imam itu “menitipkan” seorang wanita, agar didoakan oleh Padre Pio.

Imam Kapusin itu lalu menjawab dalam bahasa Jerman – bahasa yang tidak ia ketahui – “ich werde sie an die gottliche Barmherzigkeit” ‘Saya mempercayakan dia pada belas kasihan ilahi’. Imam asal Swiss itu itu heran, dan ia menceritakan kejadian itu. (AES)

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini