Senin, Desember 23, 2024
26.6 C
Jakarta

Bartolo Longo: Dari Imam Setan ke Pengacara Masyarakat

JAKARTA, Pena Katolik – Kisah singkat perjalanan hidup Beato Bartolo Longo: Lahir pada tanggal 10 Februari 1841 dikota Latiano, Italia Selatan dari pasangan Bartolomeo Longo dan Antonina Luparelli. Keduanya adalah pasangan Katolik yang saleh dan berdoa rosario setiap hari.

Pada tahun 1861, Bartolo memulai kuliah di University of Naples jurusan. Ia mengambil jurusan hukum ketika usianya 20 tahun. Pilihan inilah yang kemudian mengantarnya menjadi pengacara.

Gelombang kehidupan pertama adalah ketika Bartolo muda terjerumus masuk ke gereja setan dan ditahbiskan sebagai imam satanis. Sebagai imam satanis, Bartolo melakukan semua ajaran sesat. Ia fasih memanggil roh, malakukan ramalan, dan sex bebas berjamaah.

Situasi ini dipengaruhi juga oleh faktor makro karena gereja Katolik waktu itu sedang dimusuhi negara. Gereja dipandang sebagai penghalang kemajuan dan kebebasan. Sehingga praktik perdukunan dan sihir berkembang subur di masyarakat. Hal ini juga konon dipengaruhi oleh revolusi Perancis.

Namun, Bartolo ternyata tidak bahagia dengan kehidupan ini. Sebaliknya, ia diliputi depresi, kecemasan, dan paranoia. Di saat seperti inilah, ia seperti mendengar suara almarhum ayahnya, yang menghendaki ia “Kembali pada Tuhan”.

Bartolo pun mengikuti suara itu. Oleh karenanya, ia mencari sahabat semasa kecilnya bernama Vizenzo Pepe. Berkat bantuan sang teman itu, Bartolo dibawa ke seorang imam Dominikan bernama Pastor Alberto Radente OP.

Berkat terapi rohaninya, Pastor Radente bisa menyadarkan Bartolo dari kuasa gelap. Sehingga pada tanggal 23 Juni 1865, Bartolo menerima komuni lagi. Sejak itu, setelah menyelesaikan studynya, Bartolo kemudian berpraktek sebagai pengacara.

Maret 1871, ia bergabung dengan ordo ketiga Dominikan. Inilah gelombang kedua kehidupan Bartolo yang ditandai dengan mendengarkan ajakan Tuhan dan bertobat.

Bartolo lalu menikah dengan Countess Marianna Farnanaro, janda dari juragan tanah di Pompei, bernama Count Albenzio de Fusco. Keputusan yang mengharuskan Bartolo pindah ke Pompei, yang kumuh dan miskin.

Di sana, Bartolo memulai gelombang ketiga dalam hidupnya yaitu pewartaan dan perutusan. Waktu itu di Pompei hanya ada satu gereja dan kondisinya reyot. Tetapi, yang lebih parah adalah masyarakatnya yang mengalami erosi kesetiaan, percaya tahayul, dan miskin pengetahuan katekis.

Disinilah Tuhan mempercayakan segala hal pada Bartolo untuk membangun Gereja St. Maria Ratu Rosari. Kemudian dengan kemampuan komunikasinya, Bartolo berhasil mengembalilkan ilmu sesat masyarakat ke jalan yang benar.

Apa yang dapat diimani dari kisah hidup Bartolo Longo? Tuhan akan mengampuni semua orang yang bertobat. Dalam perjalanannya, Bartolo sudah jauh meninggalkan ajaran Kristus, tapi dengan kuasa-Nya, Tuhan memanggil kembali.

Hal ini mengingatkan pada kisah Saulus yang kemudian menjadi Santo Paulus salah satu rasul kepercayaanNya. Setiap orang mengalami pasang surut dalam kehidupan seperti juga Bartolo, hendaknya kita jangan mengucilkan, menghakimi atau memandang rendah mereka.

Tetapi, kita hendaknya tetap menjadi pelayan Tuhan yang siap melayani saudara-saudara kita ini untuk kembali kejalan yang benar, seperti yang dilakukan Vizenzo Pepe dan pastor Alberto Radente. Semua kelebihan yang diberikan Tuhan pada kita akan membuahkan sesuatu yang baik bilamana kita mengikuti jalan Tuhan.

Hal ini tercermin dari kisah kelam Bartolo saat masuk ke neraka “gereja setan”. Ia akhirnya menjawab “ya” untuk keluar dari lingkaran sesat itu. Selain dipulihkan Tuhan menggunakan kemampuannya baik duniawi maupun iman kepercayaannya.

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini