Home BEASISWA Ada Makna dalam “Kesendirian”

Ada Makna dalam “Kesendirian”

0

PONTIANAK, Pena Katolik | Kamis, 01 Agustus 2024 – “Terimalah segala sesuatu sebagaimana adanya.”

Itu kutipan salah satu poin dari Miyamoto Musashi dalam catatan yang ia tuliskan yakni “Do Kodo”.

Dalam dunia yang sering kali dilanda keraguan dan kesulitan, banyak dari kita mencari pedoman yang bisa membimbing melalui liku-liku kehidupan.

Barangkali yang menjadi pertimbangan besar diantaranya adalah saat seseorang atau siapapun yang ‘mencoba’ untuk ‘menekan’ atau dia yang ‘ditekan’ karena situasi, posisi dan kondisi yang tak menguntungkan, pesan Musashi tentang menerima prinsip itu untuk menghadapi kenyataan dengan kepala tegak, tanpa terlalu membiarkan diri kita terhanyut dalam emosi negatif.

Buku filosofi “ Do Kodo” yang ditulis oleh samurai legendaris Miyamoto Musashi patutlah menjadi salah satu pegangan ‘disiplin’ diri untuk berdiri tegak dalam jalan ‘kesendirian’.

Musashi menulis buku itu menjelang akhir hidupnya, dengan isi 21 prinsip yang tidak hanya relevan bagi para pejuang, tetapi juga bagi setiap individu yang berusaha menjalani hidup yang ‘sendiri’ dengan ‘makna’.

Miyamoto Musashi, sumber: Mung Fali (2024)

Konteks hidup masa kini

Prinsip-prinsip dalam “Do Kodo” menyoroti pentingnya kemandirian, kesederhanaan, dan pengembangan diri yang konsisten.

Dalam konteks kehidupan sekarang, hal itu berarti menerima kegagalan dan tantangan sebagai bagian dari proses belajar dan pertumbuhan.

Dengan cara itu, manusia diandaikan dapat mengalihkan energi dari ‘meratapi’ tekanan dan kegagalan menuju ‘upaya’ untuk menemukan solusi dan mencapai tujuan yang lebih tinggi dan lebih mulia.

Prinsip lain yang sangat menonjol adalah “Jangan terpaku pada satu teknik atau senjata tertentu.”

Musashi, sebagai seorang ahli bela diri, menyarankan agar setiap insan  tidak hanya bergantung pada satu keterampilan atau metode, melainkan terus mengembangkan berbagai kemampuan untuk mempertajam senjata yang ada.

Dunia ini terus berubah, ‘masa depan siapa yang tahu?’ setidaknya ini gambaran tentang pentingnya memiliki keterampilan yang beragam dan kemampuan untuk beradaptasi mesti dipandang sebagai ‘aset berharga’ – bahasa manajemen bisanya disebut change management.

Prinsip itu mendorong manusia untuk keluar dari ‘ruang’ batin dilema dan berani mencoba hal baru, yang pada gilirannya memperluas perspektif dan meningkatkan kemampuan dalam menghadapi tantangan.

“Jangan bergantung pada uang atau benda material” salah satu prinsip lain yang menegaskan kebahagiaan sejati ‘tidak terletak’ pada kekayaan atau barang-barang mewah.

Musashi mengajarkan kesenangan sejati berasal dari Kesederhanaan (K – kapital) dan Kepuasan (K Kapital) dengan apa yang dimiliki.

Sadar atau tidak, hal itu merupakan panggilan kepada manusia untuk menghargai waktu bersama keluarga, menikmati hobi, dan menemukan kebahagiaan dalam hal-hal sederhana yang sering kali terabaikan.

Kejujuran

Layak untuk dicermati, prinsip selanjutnya yakni “menjaga kesehatan” dan “berbicaralah dengan jujur dan tegas”.  

Kesehatan fisik yang baik merupakan ‘modal’ dasar untuk menjalani hidup secara efektif, sedangkan kejujuran dan ketegasan dalam berkomunikasi membangun kepercayaan dan hubungan yang kuat dengan orang lain.

Kedua prinsip itu berfungsi sebagai pengingat bahwa kesehatan dan integritas pribadi merupakan fondasi penting dalam memaknai ‘dimana kita berada’.

Musashi juga mengingatkantentang pentingnya “berpikir jernih dan bijaksana dalam pengambilan keputusan” serta “mengakui dan memperbaiki kelemahan diri.”

Dia sebenarnya mau menegaskan bagaimana Kemampuan (K kapital) untuk berpikir dengan tenang guna memperbaiki kelemahan diri sendiri menjadi jawaban dan kunci untuk pertumbuhan pribadi dan profesional yang berkelanjutan.

Prinsip puncak dari ajaran Musashi dalam “Do Kodo,” yaitu “Terimalah kematian sebagai bagian dari hidup.”

Dengan menyadari bahwa kematian bagian tak terhindarkan dari hidup, maka Musashi menawarkan perspektif yang mendalam tentang bagaimana memanfaatkan setiap ‘waktu’ dengan hati, tanpa takut pada akhir yang pasti ‘lenyap’, maksud saya ‘kematian’.  

Secara keseluruhan, “Do Kodo” adalah sebuah karya memberikan panduan jalan ‘kesendirian’ dengan melihatnya sebagai sesuatu yang berharga.

Zaman sekarang tidak hanya bagi mereka yang terlibat dalam seni bela diri, tetapi juga bagi siapa pun yang mencari cara untuk hidup  dengan situasi ‘kesendirian’ dengan lebih baik guna maknai sebagaimana mestinya.

Prinsip-prinsip Musashi paling tidak, membuka mata setiap orang untuk menghadapi kehidupan dengan sikap yang bijaksana, mandiri, dan penuh rasa syukur, serta untuk terus belajar dan berkembang dalam setiap aspek kesendirian dalam kehidupan.

Bagaimana? Siapapun bisa mengadobsinya. Selamat mencoba. (Sam).

Tidak ada komentar

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version