Home BERITA TERKINI Gereja Ijen, Cagar Budaya dan Saksi Sejarah Iman

Gereja Ijen, Cagar Budaya dan Saksi Sejarah Iman

0
Katedral St Perawan Maria dari Gung Karmel atau Gereja Ijen Malang Jawa Timur. IST

MALANG, Pena Katolik – Jalan-jalan ke Kota Malang, Jawa Timur, apabila melintas di Jalan Ijen Bolevard, tepat di ujung jalan itu berdiri sebuah gereja cukup megah. Setiap orang Malang mengenalnya sebagai Gereja Ijen. Namun, nama asli gereja ini adalah Katedral Santa Perawan Maria dari Gunung Karmel. Di sini terletak takhta Uskup Malang. Dibangun pada tahun 1934, saat ini Gereja Ijen dinobatan menjadi salah satu bangunan cagar budaya di Kota Malang.

Adalah Romo Clemens van der Pas (Perfek Apostolik Malang 13 Juni 1885 – 16 Desember 1933) yang memiliki prakarsa awal mendirikan Gereja Ijen. Pada saat itu, umat Katolik di Kota Malang belum memiliki gereja yang memadai, sedangkan umat semakin bertambah. Romo der Pas kemudian memutuskan untuk membangun sebuah gereja yang cukup menampung umat di sekitar Kota Malang.

Arsitektur Neo-Gothik

Gereja Ijen dibangun dengan gaya arsitektur khas neo-gothik. Secara umum, bangunan ini berbentuk persegi panjang, dengan atap bergaya kubah. Ada ornamen-ornamen bermotif tumbuhan dan hewan yang menghiasi dinding gereja. Pilihan ornamen ini sepertinya melambangkan kisah penciptaan seperti dalam Kejadian. Selain itu, keindahan gereja ini terlihat dari jendela-jendela yang dihiasi dengan kaca patri yang indah.

Gereja Ijen selesai dibangun pada tahun 1936. Saat ini, selain menjadi tempat ibadah utama bagi umat Katolik di Kota Malang, gereja ini juga menjadi salah satu destinasi wisata religi. Untuk yang terakhir ini, berangkat dari sejarah Panjang Gereja Ijen yang memiliki sejarah sebagai saksi perkembangan agama Katolik di Indonesia.

Sebelum Gereja Ijen dibangun, umat Katolik di Kota Malang beribadah di sebuah gereja kecil yang terletak di lokasi yang sama. Pada tahun 1920-an, jumlah umat Katolik di Kota Malang mulai meningkat. Romo van der Pas kemudian memutuskan untuk membangun sebuah gereja yang besar yang cukup menampung limpahan umat.

Wisatawan yang berkunjung ke Gereja Ijen dapat melihat keindahan arsitektur gereja ini. Gereja Ijen memiliki gaya arsitektur neo-gothik yang khas. Bangunan gerejanya berbentuk persegi panjang dengan atap bergaya kubah. Dinding gerejanya dihiasi dengan ornamen-ornamen bermotif tumbuhan dan hewan, serta jendela-jendela kaca patri yang indah.

Gereja Cagar Budaya

Ada banyak gereja di seluruh Indonesia yang menjadi cagar budaya. Gereja Ijen ini menjadi salah satunya. Penetapan cagar budaya ini dilakukan Pemerintah Kota Malang dengan tujuan menjaga warisan sejarah dan religi Gereja Ijen.

Dengan status ini, maka tidak sembarangan Gereja Ijen bisa direnovasi atau dirubah bangunannya. Meski untuk sebuah renovasi yang minor, Gereja Ijen perlu mendapat izin dari pemerintah Kota. Sebagai konsekuensi lain, pemerintah Kota Malang juga ikut bertanggung jawab atas kelestarian bangunan Gereja Injen. Hal ini termasuk menyediakan anggaran perawatan dan mendukung dana renovasi apabila diperlukan.

Pemerintah Kota Malang dan umat Katolik di Kota Malang harus terus berkomitmen untuk menjaga dan melestarikan Gereja Ijen. Gereja ini merupakan aset berharga yang harus diwariskan kepada generasi mendatang.

Tidak ada komentar

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version