JAKARTA, Pena Katolik – Di sebagian umat ada yang bertanya, apakah ajaran Katolik tentang “Trinitas” sama dengan ajaran Hindu tentang “Trimurti”?
Pertama, perlu dipahami, bahwa di dalam Hindu pun ada perbedaan pandangan terkait apakah agama Hindu itu monoteis atau politeis. Pihak yang melihat monoteis percaya bahwa hanya ada satu Allah, yaitu Sang Hyang Widhi.
Sang Hyang Widhi ini adalah Allah pencipta yang satu (Aum) yang memiliki tiga fungsi. Ia menjalankan tiga fungsinya secara berbeda. Ketika mencipta, Dia dinamakan “Brahma”, ketika menjaga ciptaan, Dia disebut “Wisnu”, dan saat melebur dunia Dia dinamakan “Siwa”. Ketiga fungsi ini berbeda namun perwujudan dari Allah yang satu dan sama. Ajaran tentang satu “Allah dengan tiga fungsi yang berbeda-beda (Trimurti)” ini mirip dengan ajaran aliran modalisme dalam yang pernah muncul dalam sejarah Gereja Katolik.
Pandangan kedua melihat bahwa agama Hindu adalah agama politeis. Pandangan ini memahami bahwa Brahma, Wisnu, dan Siwa adalah tiga dewa tertinggi, di antara dewa-dewi lain. Setiap dewa itu memiliki satu pihak, fungsi, dan eksistensi masing-masing. Dengan kata lain, ketiga dewa itu adalah pribadi yang mandiri. Ajaran Trimurti yang demikian disebut “triteisme”. Ajaran ini mengakui adanya tiga Allah yang tertinggi dan berbeda dengan Trinitas.
Trinitas, Allah Tri Tunggal
Kedua, ajaran Trinitas dalah Gereja Katolik adalah pewahyuan Allah tentang misteri diri-Nya kepada manusia melalui Yesus Kristus. Ajaran Trinitas tidak didasarkan pada ajaran lain di manapun, meskipun ada kemiripan. Kita bisa memahami, bahwa Kemiripan-kemiripan itu digunakan Allah untuk mempersiapkan manusia mengerti substansi misteri yang hendak dinyatakan-Nya. Ada hal-hal baru dari wahyu Allah, yang membedakan wahyu itu dengan pemikiran manusia. Wahyu Allah tentang Trinitas hendak mengajarkan bahwa Allah adalah “esa”. Hanya ada satu Allah, yang adalah sumber segala sesuatu di dunia.
Ini berarti, agama Kristiani adalah agama monoteis dan bukan politeis. Ajaran tentang Trinitas ini tidak sama dengan ajaran triteisme. Monoteisme Kristiani menolak adanya sumber lain dari segala sesuatu selain Allah Sang Pencipta itu sendiri. Di dalam satu Allah terdapatlah tiga pribadi yang berbeda. Perbedaan itu bukan hanya menyangkut fungsi atau karya keluar diri-Nya, tetapi perbedaan antara ketiga pribadi itu. Bapa adalah sumber dari segala sesuatu. Dari Bapa, dilahirkan (Lat: generatio) Putra yang sehakikat dengan Bapa. Dari Bapa dan Putra, terhembuslah (Lat: spiratio) Roh Kudus yang mengikat Bapa dan Putra bersama dalam kasih.
Di sini jelas perbedaan ajaran Trinitas dengan ajaran Trimurti dalam agama Hindu. Ajaran Trinitas mengajarkan bahwa Tiga Pribadi (Bapa, Putra, Roh Kudus) masing-masing adalah hakikat Ilahi yang utuh. Masing-masing dari ketiga Pribadi itu adalah Tuhan yang satu.
Ajaran tentang Trinitas tidak sama dengan modalisme. Dalam modalisme satu Allah yang sama menjalankan tiga fungsi yang berbeda, karena itu mempunyai tiga nama. Ajaran tentang Trinitas menyatakan bahwa dalam karya keluar dari diri-Nya sendiri, ketiga pribadi itu selalu berkarya bersama-sama, tetapi dengan penekanan peran dari pribadi tertentu sebagai kekhasan masing-masing. Inilah wahyu yang harus diterima dengan iman.
Ajaran tentang Trinitas tidak mudah dipahami, bahkan oleh umat kita sendiri, apalagi oleh mereka yang bukan Katolik. Seringkali mereka yang non-Kristiani mengerti ajaran Trinitas itu secara salah. (AES)