Sabtu, Juli 27, 2024
26.1 C
Jakarta

Santo Ignasius dari Antiokhia dan Catatan Pertama Penyebutan Gereja Katolik

St. Ignatius Antiokia. IST

JAKARTA, Pena Katolik – Bukti tertulis yang paling tua dari penggunaan istilah “Gereja Katolik” adalah Surat kepada Jemaat di Smirna yang ditulis oleh Santo Ignasius, Uskup Antiokhia, sekitar tahun 107. Surat ini dialamatkan kepada umat Kristen di kota Smirna.

Dalam suratnya, St. Ignatius mengimbau umat Kristen agar tetap erat bersatu dengan uskup mereka.

“Alangkah baiknya jika di mana saja uskup hadir, sidang jemaat pun turut hadir, sehingga sama seperti di mana saja Yesus Kristus hadir, hadir pula Gereja Katolik,” demikian kata St. Ignatius seperti dikutip dalam buku Ignatius Epistle to the Smyrnaeans.

Inilah kemunculan perdana frasa ‘Gereja Katolik’ (ἡ καθολικὴ ἐκκλησία) dalam karya sastra Kristen. Makna asali kata ini adalah ‘semesta’.

Yang St. Ignasius maksudkan dengan Gereja Katolik adalah “himpunan semua jemaat Kristen” pada zaman itu. Jadi, surat kepada Gereja di Smirna juga ditujukan kepada semua jemaat Gereja Katolik yang kudus di mana saja berada.

Santo Ignasius menggunakan istilah Gereja Katolik sebagai sebutan bagi “Gereja semesta”.

Uskup Antiokhia

St. Ignasius hirup antara tahun 50–140 M. Ia wafat di kota Roma, dan relikuinya disemayamkan di dalam Basilika San Clemente al Laterano. Selain seorang uskup, St. Ignatius adalah seorang penulis Kristen awal.

St. Ignasius dikenal juga sebagai Ignatius Ciwa (bahasa Yunani Kuno: Ἰγνάτιος Ἀντιοχείας, Ignátios Antiokheías). Selain itu, ia juga dikenal sebagai Ignatius Teoforus (Ιγνάτιος ὁ Θεοφόρος, Ignátios ho Theophóros, harfiah: “sang pemanggul Allah”.

Dalam perjalanan menuju Roma, tempat ia menghadapi kemartirannya, Ignatius menulis serangkaian surat. Korespondensi ini sekarang merupakan suatu bagian sentral dari karya-karya tulis sekumpulan teolog yang kemudian dikenal sebagai para Bapa Apostolik.

Surat-suratnya ini berfungsi sebagai salah satu contoh teologi Kristen awal. Topik-topik penting yang diuraikan dalam surat-surat tersebut misalnya eklesiologi, sakramen-sakramen, dan peranan para uskup.

Ketika berbicara tentang kewenangan atau otoritas Gereja, ia adalah orang pertama yang menggunakan frasa “gereja katolik” secara tertulis.

St. Ignatius wafat sebagai martir di Circus Maximus. Sisa-sisa jenazahnya kemudian dibawa kembali ke Antiokhia oleh teman-teman yang mendampinginya. Ia dikebumikan di luar gerbang kota itu.

Relikui sisa-sisa jenazah St. Ignatius sangat dihormati dan dipindahkan oleh Kaisar Theodosius II ke Tikhaeum ke sebuah gereja yang didedikasikan untuknya. Pada tahun 637, relikuinya dipindahkan ke Basilika San Clemente di Roma.

Pesta peringatan Santo Ignatius dirayakan di Antiokhia sendiri setiap tanggal 17 Oktober, hari ia diperingati pada saat ini dalam Gereja Katolik dan Kekristenan Barat pada umumnya.

Dalam Gereja Ortodoks Timur peringatannya dirayakan setiap tanggal 20 Desember. Gereja Ortodoks Koptik Aleksandria menempatkan peringatannya pada hari ke-24 bulan Koptik Koiak, yang selama tiga dari setiap empat tahun bertepatan dengan tanggal 20 Desember dalam kalender Julian atau tanggal 2 Januari dalam kalender Gregorian. (AES)

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini