Jumat, Desember 20, 2024
25.1 C
Jakarta

Paus Fransiskus Melawat ke Venesia, Bertemu dengan Narapidana dan Seniman

Paus Fransiskus menaiki speedboat saat tiba di Venesia. CNA

VENESIA, Pena Katolik – Seperti telah direncanakan, Paus Fransiskus melakukan kunjungan satu hari ke Venesia pada Minggu pagi, 28 April 2024. Ia mengadakan dengan pertemuan dengan narapidana perempuan. Paus menegaskan kembali pentingnya persaudaraan dan martabat manusia, dan menekankan bahwa penjara dapat menjadi tempat permulaan yang baru.

“Kehidupan di penjara dapat menandai awal dari sesuatu yang baru, melalui penemuan kembali keindahan yang tak terduga dalam diri kita dan orang lain, sebagaimana dilambangkan oleh kegiatan seni yang Anda selenggarakan dan proyek di mana Anda berkontribusi secara aktif,” kata Paus kepada narapidana perempuan berkumpul di halaman Penjara Wanita di Pulau Giudecca.

Seperti diberitakan CNA, Paus Fransiskus meninggalkan Vatikan dengan helikopter sekitar pukul 06.30 pagi, tiba di Kota Terapung itu pada pukul 08.00. Kunjungan Paus, meski singkat, memiliki makna yang dalam karena Paus Fransiskus adalah Paus pertama yang mengunjungi pameran seni bergengsi Venice Biennale, yang sudah memasuki edisi ke-60. Sebagai bagian dari pameran, Tahta Suci telah mendirikan sebuah paviliun di penjara wanita bertajuk “Dengan Mataku.” Paus juga berbicara dengan para seniman saat mengunjungi paviliun.

Mengambil tempat di tengah halaman bekas biara abad ke-16, Paus membuka pidatonya dengan mengatakan bahwa ia ingin hal itu tidak dianggap sebagai “kunjungan resmi” tetapi sebuah “pertemuan” yang berpusat pada “doa, kedekatan, dan kasih sayang persaudaraan.”

“Tidak seorang pun boleh merampas martabat seseorang,” kata Paus Fransiskus dalam pertemuan yang juga dihadiri oleh Patriark Venesia, Uskup Agung Francesco Moraglia.

Namun Paus Fransiskus, yang menyampaikan pesannya tentang harapan dan belas kasihan, mendorong para wanita untuk selalu melihat ke depan, selalu melihat ke masa depan, dengan harapan. Paus Fransiskus melanjutkan dengan menekankan bahwa penjara juga bisa menjadi tempat “kelahiran kembali” moral dan material di mana martabat perempuan dan laki-laki tidak ‘ditempatkan dalam isolasi’ tetapi dipromosikan melalui rasa saling menghormati dan memupuk bakat dan kemampuan.

Di akhir pidatonya, Paus memberikan ikon Perawan Maria yang Terberkati sebagai hadiah kepada para narapidana. (AES)

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini