Jumat, November 15, 2024
26.5 C
Jakarta

Paus Fransiskus kepada Vladimir Putin: Perdamaian yang dinegosiasikan lebih baik daripada perang tanpa akhir

Paus Fransiskus saat berjumpa dengan Vladimir Putin di Vatikan beberapa tahun sebelum invasi Rusia ke Ukraina.

VATIKAN, Pena Katolik – Dalam sebuah wawancara belum lama ini, Paus Fransiskus ditanya apakah ia memiliki pesan untuk Vladimir Putin, presiden Rusia yang memicu perang di Ukraina. Dalam kesempatan itu, Paus menyatakan bahwa “perdamaian yang dinegosiasikan lebih baik daripada perang tanpa akhir.”

CBS News menyiarkan beberapa kutipan pada tanggal 24 April 2024 dari wawancara baru mereka yang dilakukan oleh jurnalis Norah O’Donnell dengan Paus Fransiskus di WIsma St. Martha, kediaman Paus di Vatikan. Versi lengkap wawancara ini akan dirilis pada 19 Mei 2024.

“Tolong, negara-negara yang sedang berperang, semuanya. Hentikan perang! Berusahalah untuk bernegosiasi. Carilah kedamaian. Perdamaian yang dinegosiasikan lebih baik daripada perang tanpa akhir,” kata Paus saat O’Donnell bertanya kepadanya, apakah dia mempunyai pesan untuk Putin. Bapa Suci merenungkan konflik-konflik dunia dan khususnya penderitaan anak-anak selama perang.

Paus Fransiskus mengatakan, bahwa setiap sore pukul 7 malam. Ia menelepon paroki di Gaza. Ada sekitar 600 orang di sana, dan mereka menceritakan apa yang terjadi.

“Ini sangat sulit. Sangat, sangat sulit. Dan makanan, namun mereka harus berjuang untuk mendapatkannya. Ini sangat sulit,” keluh Paus yang lalu meyakinkan bahwa dirinya banyak berdoa agar perdamaian dapat tercapai.

Paus juga meminta masyarakat untuk berpikir tentang anak-anak Ukraina, yang menderita akibat perang. Ia menyatakan anak-anak ini lupa bagaimana caranya tersenyum. Paus Fransiskus juga berbicara tentang perubahan iklim dan mengatakan bahwa mereka yang menyangkal hal tersebut, mereka yang melakukan hal yang semakin memperparah situasi ini.

Mengenai mereka yang tidak lagi merasa mendapat tempat di Gereja Katolik, Bapa Suci menjawab bahwa di dalam Gereja “selalu ada tempat,” seraya menyatakan bahwa “Gereja itu sangat besar. Ini lebih dari sekedar gedung gereja. Anda tidak boleh lari darinya.”

Pernyataan ‘bendera putih’

Ketika merujuk pada konflik di Ukraina dalam sebuah wawancara yang diterbitkan pada bulan Maret oleh stasiun radio Swiss RSI, Paus Fransiskus berkata: “Saya pikir orang yang paling kuat adalah orang yang melihat situasi, memikirkan rakyatnya, dan memiliki keberanian untuk bertindak, bendera putih, dan bernegosiasi.”

Kata-kata tersebut memicu kontroversi karena ditafsirkan sebagai seruan agar Ukraina menyerah kepada Rusia.

Pernyataan ini harus diklarifikasi oleh juru bicara Kantor Pers Takhta Suci, Matteo Bruni. Bruni menekankan bahwa istilah “bendera putih” itu pertama kali digunakan oleh jurnalis yang mewawancarai Paus. Jurnalis itu menggunakan istilah “bendera putih” ketika mengajukan pertanyaan.

Juru bicara Vatikan mengklarifikasi, bahwa maksud utuh dari pernyataan Bapa Suci adalah dukungannya pada “penghentian permusuhan dan gencatan senjata” yang dicapai dengan keberanian untuk bernegosiasi. Dengan pernyataan ini, Paus tidak ada maksud menyatakan “penyerahan langsung Ukraina”. (AES)

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini