Pen@ Katolik

Keheningan Sel Menjadikan Beata Sibyllina Biscossi Sebagai Teladan Iman dalam Devosi

Gambar: Ilustrasi Beata Sibyllina Biscossi seorang perawan yang berdevosi kepada Santo Dominikus.

PENAKATOLIK.COM– Kisah ini bertempat di Pavia, Italia – Beata Sibyllina Biscossi, seorang wanita yang menjadi yatim piatu pada usia sangat muda, telah menginspirasi banyak orang dengan kehidupannya yang penuh pengorbanan dan pengabdian kepada Allah.

Meskipun mengalami tantangan besar dalam hidupnya, Sibyllina menemukan kekuatan dan kedamaian dalam devosinya kepada Santo Dominikus.

Kisah hidup Sibyllina dimulai dengan kesulitan yang tidak biasa. Kehilangan orang tua pada usia dini membuatnya terpaksa menjadi pembantu rumah tangga pada usia 10 tahun.

Bahkan lebih tragis, dia kehilangan penglihatannya pada usia 12 tahun, meskipun penyebab kebutaannya tidak diketahui dengan pasti. Namun, dia tidak menyerah pada kehidupan yang keras di masa itu.

Devosi kepada Santo Dominikus

Di tengah kesedihan dan keterbatasan fisiknya, Sibyllina menemukan kedekatan dengan agama dan devosi kepada Santo Dominikus.

Dia berharap bahwa intervensi Santo Dominikus akan mengembalikan penglihatannya, tetapi ketika itu tidak terjadi, dia menerima takdirnya dengan penuh ketabahan.

Penglihatan Santo Dominikus yang dia terima dianggapnya sebagai tanda yang menguatkan keputusannya untuk bergabung dengan Ordo Dominikan.

Pada usia yang masih sangat muda, Sibyllina memutuskan untuk menjadi pertapa. Dia hidup dalam sel bertembok, menghabiskan waktunya dalam doa dan meditasi. Selnya segera menjadi tempat ziarah bagi orang-orang yang mencari nasihat dan penyembuhan, dan dia tinggal di sana selama lebih dari enam puluh tahun.

Kehadiran Ilahi

Kisah Sibyllina tidak hanya tentang kehidupan asketis dan meditasi, tetapi juga tentang pengalaman mistisnya. Dia merasakan Kehadiran Ilahi dalam Sakramen Mahakudus dengan cara yang sangat mendalam.

Suatu ketika, dia membantu seorang pendeta yang melewati jendelanya dalam perjalanan untuk memberikan sakramen sakramen kepada seseorang yang sakit. Sibyllina memberitahunya bahwa hosti yang diambilnya belum disucikan, dan hal ini memperlihatkan betapa dekatnya hubungannya dengan Tuhan.

Kisah Sibyllina Biscossi menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang yang menghadapi kesulitan dan tantangan dalam hidup orang-orang yang mengalami situasi yang serupa. Dengan keberanian, ketabahan, dan iman yang kuat, dia menunjukkan bahwa setiap keterbatasan dapat diatasi dengan kekuatan keyakinan hati dan itulah kemudian menjadi spiritual yang melampaui batas.

By. Samuel – Pena Katolik
Sumber diolah dari Catholicsaints.info. Dalam Buku Dominican Missal and Lectionary Beata Sibyllina Biscossi diperingati pada 19 April.