PENAKATOLIK.COM– Pontianak- 15 April 2024, bertempat di Biara Santo Dominikus Pontianak, secuplik kisah perjalanan Romo Bienvenido Trinilla Jr, OP posisi dulu sewaktu menjadi promotor misi di tahun 2005, sewaktu Romo Robini dan Romo Adrian ditahbiskan. Dia juga waktu itu pertama kali datang ke Pontianak (2005) yang di mana saat itu Romo Robini misa perdana di Katedral Pontianak dan Paroki Siantan. Sekarang sebagai imam yang kembali lagi ke rumah sendiri. “I Return, I am home,” kata Romo Bien OP.
Ditambah kedatangan kembali Diakon Aloysius Luis Kung OP yang bertugas di Pontianak usai ditahbiskan diakon kini meramu cerita masa lalu yang dia mulai dari Biara Santo Dominikus Pontianak bersama rekannya yang kini sudah menjadi Romo (Romo Rambang OP).
Misa sore dipimpin oleh Romo Andreas Kurniawan OP, bersama Romo Bienvenido Trinilla Jr OP dan Diakon Aloysius Luis Kung OP yang diikuti oleh Suster bersama beberapa anak asrama Beata Imelda dan umat.
Tuhan telah memberi tanda
Romo Bienvenido Trinilla Jr, OP (70 tahun asal Filipina) –sejak 2005 sudah pernah ke Pontianak dimana waktu itu persis tertahbisnya Romo Adrian Adiredjo, OP dan Romo Johanes Robini Marianto OP sebagai Imam Dominikan asli Putra Pontianak (Siantan) yang kala itu merayakan misa perdananya di Gereja Katolik Santo Yoseph Katedral Pontianak dan Gereja Paroki Stella Maris Siantan.
“Dulu saya masih Frater, saya menemani Romo Bien dan Romo Emilio Plati untuk mengunjungi pontianak dan melihat kemungkinan membuka karya misi dominikan di Indonesia,” kata Romo Andre dalam homilinya.
Bagi Romo Andre kenangan lama itu menjadi cerita iman yang kembali diingatkan bahwa segala sesuatu ada prosesnya. Begitupun Tuhan telah memberikan semua hal ada waktunya. Menurutnya untuk melihat proses dan cara Tuhan bekerja adalah menyadari bahwa segala sesuatu harus dimulai dari sumbernya yakni sikap Percaya kepada Tuhan.
Dia juga menambahkan kedatangan dua rekan Dominikan ini merupakan sebuah tanda Tuhan menyertai langkah dalam meniti jalan panggilan dengan dasar percaya pada penyelenggaraan Allah.
“Kapel yang kita gunakan ini, sebelumnya adalah garasi mobil, tanya saja sama Diakon Aries,” tambah Romo Andre.
Melihat Sang Pemberi Tanda
Persaudaraan yang ditunjukkan malam itu memberikan kesempatan pula kepada Diakon Aloysius Luis Kung OP alias Diakon Aries dan Romo Bienvenido Trinilla Jr, OP yang akrab di panggil Father Bien. Mereka mencoba untuk mengulik memori lama sebagai refleksi sekaligus pewartaan iman sembari berkenalan atas kedatangan mereka di Pontianak.
Dalam kesempatan itu, Diakon Aries mengisahkan gambaran jalan hening di Rumah Santo Dominikus Pontianak yang waktu itu bersama Romo Andre dan Romo Adrian belajar dan tinggal dalam mempersiapkan diri untuk menjadi saudara Dominikan. Diakon Aries dengan tenang menjelaskan bahwa semua perjalanan itu dia sadari bukan sekedar tanda kasih Tuhan melainkan bukti bahwa Tuhan juga turun andil dalam perjalanan panggilannya sebagai calon Imam Dominikan.
“Sekarang yang kita lihat bukanlah sekedar tanda lagi, tetapi apa yang kita lihat sekarang adalah Sang Pemberi tanda itu sendiri,” kata Diakon Aries.
Menurutnya yang paling penting dari tanda-tanda kasih Allah adalah melihat Sang Pemberi tanda itu sendiri adalah keutamaan iman yang patut untuk dipertahankan. Oleh karenanya dia mengakui bahwa kembalinya Diakon Aries di rumah Dominikus Pontianak tidak lain karena kasih Tuhan.
Percaya kepada Dia yang diutus Allah
Usai Diakon Aries menyampaikan secuplik kisahnya, Romo Bien juga menyampaikan pengalamannya datang ke Pontianak. Dia membenarkan bahwa pada 2005 yang lalu, dia datang ke Pontianak sebagai promotor Dominikan untuk melihat kemungkinan membuka misi di Indonesia. Persis apa yang disampaikan oleh Romo Andre.
Dia juga melanjutkan bahwa tahun 2024 ini umurnya sudah mencapai 70 tahun, kemudian dirinya sebagai Imam Dominikan sudah 41 tahun dan menjadi anggota komunitas Dominikan sudah masuk ke 47 tahun. Menurutnya perjalanan panggilan itu bukan semata karena kekuatannya, tapi dia menyadari adanya pengalaman demi pengalaman itulah yang membentuk panggilannya sampai saat ini.
Dia mengutip cuplikan bacaan Injil Yohanes 6:22-29 sore itu; “Lalu kata mereka kepada-Nya: “Apakah yang harus kami perbuat, supaya kami mengerjakan pekerjaan yang dikehendaki Allah?” – Jawab Yesus kepada mereka: “Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah.”
Romo Bien dengan tenang mengatakan kedatangannya di Pontianak merupakan tanda Tuhan untuk memberikan ruang baginya berkerja dan melayani lebih banyak. Oleh karenanya dia menggarisbawahi kalimat Yesus dalam Injil itu yang berbunyi “Percayalah kepada Dia yang telah diutus Allah”. Dengan ramah dan penuh senyuman Romo Bien menutup perkenalan singkat malam itu.
By. Samuel/Pena Katolik