LARANTUKA, Pena Katolik – Tahun ini, Semana Santa di Keuskupan Larantuka kembali diadakan. Uskup Larantuka, Mgr Fransiskus Kopong Kung mengajak semua umat maupun peziarah agar mengikuti prosesi Semana Santa secara tuntas hingga Minggu Paskah.
Mgr. Fransiskus memberi catatan sebab selama ini, banyak peziarah yang ikut Semana Santa hanya di prosesi Jumat Agung. Padahal ada peristiwa kebangkitan yang hingga kini didendang umat melalui tradisi Maria Aleluya.
“Jumat Agung mengantar kita memaknai wafat Tuhan dan tidak selesai di situ, tapi kita diarak untuk sampai pada Minggu Paskah yaitu hari kebangkitan Tuhan,” ujarnya, Senin, 18 Maret 2024.
Tradisi menggembirakan dengan nama Maria Aleluya itu digelar meriah oleh umat di Desa Konga, Kecamatan Titehena. Umat diharapkan merawat tradisi Maria Aleluya. Peristiwa dalam devosi dan liturgi itu merupakan suka cita umat atas kebangkitan Yesus Kristus.
“Jadi bukan Jumat Agung lalu selesai. Hari kebangkitan itulah yang harus kita rayakan meriah secara liturgis dan juga devosional,” harapnya.
Tradisi sakral Semana Santa di Keuskupan Larantuka atau Hari Bae Nagi akan dilaksanakan antara tanggal 25-31 Maret 2024. Pusat rangkaian Semana Santa ini akan dilaksanakan di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), selama Pekan Suci Paskah.
Saat ini, Semana Santa dinilai sebagai perayaan keagamaan terbesar dan sakral di ujung timur Pulau Flores. Ribuan umat tak hanya dari Larantuka dan kota-kota lain menghadiri rangkaian Semana Santa. Prosesi yang selalu dinanti umat adalah perarakan patung Tuan Ma (Bunda Maria) dan Yesus Kristus mengitari jantung Kota Larantuka pada malam Jumat Agung.
Tradisi Tradisi Semana Santa diyakini dibawa pertama kali oleh para imam Dominikan yang pernah berkarya di Flores ratusan tahun lalu. Meski para imam Dominikan akhirnya hijrah dari Pulau Flores dan Nusantara namun tradisi Semana Santa ini bertahan hingga kini. (AES)