VATIKAN, Pena Katoli – Setiap tahun, Gereja Katolik merayakan Pekan Suci. Satu hal yang selalu di nanti adalah di manakah Paus akan merayakan Misa pada setiap rangkaian Pekan Suci Paskah ini.
Sudah menjadi kebiasaan Paus Fransiskus adalah merayakan Kamis Putih di tempat yang tidak pernah diduga orang sebelumnya. Misalnya, ia merayakan Misa Kamis Putih di Penjara, atau ia mencuci kaki mereka. Satu kebiasaan yang baru terjadi pada masa kepausan saat ini.
Tahun ini, Paus Fransiskus akan kembali merayakan Misa Kamis Putih di penjara. Tempat yang ia pilih untuk tahun ini adalah Penjara Rebibbia di Roma, Italia. Nanti, Paus akan bertemu dengan para narapidana dan anggota staf penjara. Kunjungan ke penjara ini bukan pertama kali, sebelumnya ia pernah datang ke tempat yang sama pada tahun 2015. Saat itu, Paus mengunjungi penjara Rebibbia pada Kamis Putih dan membasuh kaki beberapa narapidana, termasuk seorang transeksual.
Paus diperkirakan akan tiba pada pukul 4 sore di penjara yang terletak di timur laut Roma ini. Di penjara ini, Paus akan merayakan Misa tanpa siaran langsung. Pagi harinya, ia akan merayakan Misa Krisma di Basilika Santo Petrus di Vatikan.
Tradisi Paus Fransiskus
Ritual pembasuhan kaki pada Kamis Putih adalah gambaran yang dilakukan Yesus, saat membasuh kaki murid-murid-Nya. Pada tahun 2016, Paus meminta Kongregasi Ibadah Ilahi dan Disiplin Sakramen untuk memperjelas Ritual Pembasuhan Kaki, yang hingga saat itu hanya untuk laki-laki. Sejak itu, umat perempuan pun dapat dilibatkan dalam ritus ini, meskipun hal ini belum dilakukan di banyak tempat.
Awalnya, Paus “melanggar” aturan ini. Kemudian, Paus memutuskan untuk mengizinkan semua imam melakukan pembasuhan kaki tanpa memandang jenis kelamin mereka.
Pada Kamis Putih tahun 2020, selama pandemi Covid-19, Paus menyampaikan homili untuk mendukung para tahanan di Rebibbia. Paus meminta pemerintah Italia untuk memerangi kepadatan penjara yang berlebihan. Pada tahun 2021, ia menerima kunjungan sekelompok narapidana dari penjara. Setelah pertemuan mereka dengan Paus Fransiskus, para tahanan dapat mengunjungi Museum Vatikan.
Paus telah melakukan banyak kunjungan ke penjara lain di Roma dan wilayah Lazio (Regina Coeli, Casal del Marmo, Paliano, Velletri dan Civitavecchia) pada Peringatan Kamis Putih. Ia juga mengunjungi pusat penyandang disabilitas pada tahun 2014 dan pusat pengungsi pada tahun 2016.
Dalam pemberitaan di Aleteia, pada tahun 2021, Paus membuat kejutan dengan memperingati Perjamuan Tuhan di rumah Kardinal Angelo Becciu. Beberapa bulan sebelumnya pada bulan September 2020, Paus Fransiskus telah menerima pengunduran diri Becciu sebagai kardinal karena keterlibatannya dalam apa yang disebut urusan “gedung London”.
Inspirasi Paus
Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Italia La Repubblica, Paus Fransiskus mengungkapkan bahwa kebiasaan merayakan Kamis Putih di penjara ini karena mengikuti teladan mantan Menteri Luar Negeri Vatikan, Kardinal Agostino Casaroli, yang meninggal pada tahun 1998. Selama hidup, Kardinal Casaroli menjadikan pelayanannya kepada para tahanan sebagai prioritas.
“Sebagai imam dan uskup, kita harus selalu melayani. Seperti yang saya katakan dalam kunjungan ke penjara, yang saya lakukan pada Kamis Putih pertama setelah pemilihan saya, ini adalah tugas yang saya emban dalam hati saya.”
Pada tahun 1979, Paus Yohanes Paulus II mengangkat Kardinal Casaroli sebagai Menteri Luar Negeri Vatikan, setelah bertahun-tahun bekerja di Vatikan dan dalam diplomasi Vatikan.
“Kardinal Casaroli mengajarkan saya banyak hal. Ia meninggal pada tahun 1998, setelah menjadi kardinal dan Menteri Luar Negeri. Sebagai seorang imam, ia menjalankan pelayanannya selama bertahun-tahun di Penjara Remaja Casal del Marmo.”
Paus Fransiskus menceritakan, Kardinal Casaroli menghilang setiap Sabtu malam. Banyak yang mengira ia sedang beristirahat, namun yang terjadi, ia tiba di penjara dengan bus, membawa tas kerjanya, dan dia tinggal di sana untuk mendengarkan “pengakuan” orang-orang muda.
“Mereka memanggilnya Don Agostino, tak seorang pun tahu siapa dia,” kata Paus Fransiskus mengenang kompatriotnya itu.
Satu kali, Paus Yohanes XXIII menerima kunjungan Kardinal Casaroli, dalam audiensi setelah kunjungan Kardinal itu ke negara-negara Eropa Timur dalam misi diplomatik di tengah Perang Dingin. Setelah pertemuan tersebut, Paus Yohanes XXIII bertanya kepada Kardinal Casaroli, “Katakan padaku sesuatu. Apakah kamu masih mengunjungi anak-anak itu?’
Pertanyaan dari Paus Yohanes XXIII itu lalu dijawab Kardinal Casaroli, “Ya, Yang Mulia.” (AES)