Sabtu, November 2, 2024
25.1 C
Jakarta

Museum Misi Muntilan

Museum Misi Muntilan. IST

MAGELANG, Pena Katolik – Muntilan, Jawa Tengah merupakan pusat persebaran agama Katolik di Jawa? Predikat ini dikarenakan dari lokasi ini kekatolikan mulai menyebar di Jawa. Ialah Muntilan, salah satu kecamatan di selatan Magelang yang hingga kini masih menyimpan lembar kisah cerita pengaruh agama Katolik di Jawa, khususnya Jawa Tengah. Muntilan pun dikenal dengan julukan “Betlehem van Java” atau tempat kelahiran Tuhan di tanah Jawa.

Di muntilan, hingga kini masih dapat kita jumpai sebuah gereja, sekolah katolik, hingga susteran yang menjadi cerita mula kekatolikan di Jawa. Kompleks misi ini terletak di Jalan Kartini, Muntilan. Untuk terus melestarikan sejarah lahirnya Gereja Katolik di tanah Jawa, sekaligus sebagai tempat bagi umat Katolik dalam merenungkan perjuangan para tokoh Katolik Jawa, akhirnya didirikan Museum Misi Muntilan Pusat Animasi Misioner (MMM PAM).  

Museum ini lebih dikenal dengan nama Museum Misi Muntilan yang diresmikan pada 14 Desember 2004 oleh Mgr. Ignatius Suharyo, Uskup Agung Semarang masa itu.

Romo Van Lith

Di Museum Misi Muntilan, Romo J. Van Lith SJ mendapat tempat istimewa. Romo Van Lith adalah Tokoh yang pertama kali menyebarkan agama Katolik di Jawa. Saat pertama kali kita menapakkan kaki di depan gedung museum, kita akan melihat patung Romo Frans van Lith. Ia adalah seorang imam dari Belanda yang mengabdikan diri untuk menyebarkan agama Katolik di tanah Jawa. Ia sekaligus mengembangkan daerah Muntilan di kala itu.

Walaupun berasal dari Belanda, Romo van Lith menekankan masyarakat Muntilan untuk berusaha membangun daerahnya dan tetap menjaga nilai-nilai Jawa. Ini ia lakukan demi menjaga rasa nasionalisme bangsa Indonesia.

“Van Lith memang imam Katolik. Dia membuka sekolahan. Tapi di zaman itu tidak ada pelajaran agama karena. Cita-cita Van Lith pokoknya siapa pun yang datang, anak-anak Jawa (siswa Van Lith) ini harus bisa memimpin bangsanya,” ujar Antonius Tri Usada Sena atau kerap dipanggil Pak Sena, Sekretaris Museum Animasi Misioner Muntilan.

Ketika itu, Romo Van Lith memilih model pendidikan dengan asrama. Di pagi hari, siswa dididik bahasa Belanda supaya punya kemampuan setara dengan anak-anak Eropa. Situasi berbeda ketika di sore hari merka pulag ke asrama. Anak-anak Jawa ini dididik oleh orang-orang Jawa dengan bahasa Jawa. Hal ini supaya hati mereka tetap Jawa.

Di dalam gedung berlantai 2 (dua) ini, Anda bisa menemukan berbagai koleksi barang bersejarah Kekatolikan, seperti relikui, kitab-kitab doa, beragam jubah, hingga kisah andil tokoh-tokoh Katolik Jawa dalam memperjuangkan kesejahteraan di Indonesia. Salah satunya adalah berbagai benda peninggalan dari Mgr. Albertus Soegijapranata, uskup pribumi Indonesia pertama yang dulu menjabat sebagai Uskup Agung Semarang. Beliau juga ditetapkan sebagai pahlawan nasional oleh presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno, karena usahanya dalam membantu kemerdekaan Indonesia.

Walaupun difokuskan sebagai tempat ziarah bagi umat Katolik, namun museum ini juga bisa menjadi tempat setiap orang Indonesia untuk belajar mengenai perbedaan di Indonesia serta perjuangan merajut kesatuan demi kemerdekaan Indonesia. Seperti nilai-nilai yang diyakini Van Lith, terlepas dari apa agama yang dianut, jangan lupa untuk menjadi orang Indonesia yang berguna bagi nusa dan bangsa.

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini